Solo - Pasca serangan Vihara Ekayana di Tanjung Duren Jakarta, polisi segera melakukan antisipasi dengan memperketat tempat-tempat ibadah. Salah satu yang dijaga ketat aparat bersenjata lengkap saat ini adalah Candi Borobudur di Magelang, Jateng.
"Penjagaan di Candi Borobudur dilakukan dengan sistem pengamanan terbuka dan tertutup. Kami juga menempatkan personel bersenjata di sana. Pengamanan khusus ini adalah respon atas kejadian pengeboman vihara di Jakarta," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno.
Hal tersebut disampaikan Dwi saat melakukan pantauan arus mudik di Solo, Selasa (6/8/2013) malam.
Dalam catatan, serangan bom di candi terbesar di tanah air itu pernah terjadi pada tahun 1985. Rezim Orde Baru saat itu mengarahkan tudingan kepada sebuah kelompok yang bernama Komando Jihad sebagai yang bertanggung jawab atas aksi peledakan tersebut.
Kapolda Jateng juga mengatakan, selain menyiagakan personel di tempat-tempat ibadah, Polda Jateng juga menyiagakan personel pengamanan khusus di beberapa daerah yang dianggap rawan terjadi gangguan keamanan.
Salah satu daerah yang dianggap rawan itu adalah Solo, karena tahun sebelumnya bersamaan dengan situasi arus mudik dan arus balik, terjadi serangan beruntun di tiga pos polisi di Solo yang menewaskan seorang anggota polisi dan dua orang lainnya. Dalam pernyergapan pelaku teror yang dilakukan kelompok Farhan tersebut, seorang anggota Densus 88 juga tewas dalam baku tembak dengan Farhan cs.
"Kami tidak tahu pasti apakah anggota polisi dan aset kepolisian masih menjadi sasaran serangan pelaku teror seperti tahun lalu. Kami tidak tahu pikiran orang. Yang pasti personel kami selalu dalam kondisi siap menghadapi segala kemungkinan di lapangan," tegas Dwi Priyatno.
Sumber: http://news.detik..com/read/2013/08/...r-dijaga-ketat
Moga aja gak ada bom lagi