DEPOK - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja purnama (Ahok) didorong untuk memperbaiki komunikasi dan sikapnya pascaperang di media massa dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Haji Abraham Lunggana (Lulung), terkait penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) Tanah Abang.
Hal itu diungkapkan Pengamat Sosial dan Budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati.
Dosen Vokasi UI serta penulis buku '69 Panduan Humanis Menghadapi Wartawan' ini menilai sebagai pejabat DPRD DKI Jakarta, Lulung harus mampu menjelaskan alasan yang relevan mengapa dirinya begitu merasa tersindir dan marah kepada Ahok. Semestinya, kata Devie, sebagai pejabat harus mampu memberikan ruang yang bijaksana.
"Pak Lulung harus jelaskan kepada publik sebabnya apa dia keberatan dan kenapa marah sekali. Ada kepentingan apa, dia berada di pihak siapa," tukasnya kepada Okezone, Jumat (02/08/2013).
Meski mengapresiasi sikap tegas dan berani yang dimiliki Ahok dalam menertibkan PKL Tanah Abang, Devie tetap menilai bahwa Ahok harus mengevaluasi dan memperbaiki komunikasi dan gaya bicaranya. Siapapun pemimpinnya, kata dia, tetap harus memberikan keteladanan yang baik.
"Kita butuh pemimpin yang kuat dan tegas, tetapi kita juga butuh pemimpin yang bisa memberi tekadan, selain tegas, tentu santun juga diperlukan," tuturnya.
Devie menilai Jakarta sebagai ibukota negara harus memiliki pemimpin yang elegan dan berpegang teguh dengan etika berkomunikasi dengan para pimpinan di dunia.
"Sekali lagi tetapi ketegasan Ahok harus ditiru siapapun pemimpinnya, seperti pemimpin DKI saat ini," jelasnya.
Sumber:
Ahok
Bedakan waktu kita ngomong ke orang tua kita atau orang yang kita hormati dengan ngomong ke preman, tukang palak atau orang gila. Masa ke preman kita harus sopan. Emangnya orang gak boleh marah apa.
Tegas, keras sesuai peraturan kayak Ahok, itu baru pemimpin