
TEMPO.CO, Milan - Kelompok feminisme di Ukraina, Femen, menyatakan penolakan kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin di Milan, Italia, dalam acara puncak dengan 50 pemimpin Eropa dan Asia hari ini, Jumat, 17 Oktober 2014. Aksi penolakan itu dilakukan oleh dua wanita dari perwakilan Femen yang bertelanjang dada dan menyiram tubuh mereka dengan "darah".
Kedua wanita tanpa baju atasan ini berdiri di depan Katedral Milan sambil membawa ember anggur merah yang menjadi simbol "darah orang Ukraina". Pada tubuh mereka tertulis, "Berhenti mengabaikan pertumpahan darah Ukraina".
"Kami percaya bahwa menyambut seorang pembunuh, orang yang membunuh semua bangsa, adalah sebuah pelanggaran dan mengabaikan penyiksaan massal. Pembunuhan besar-besaran dan perang di Ukraina selama ini didukung oleh Putin," kata pemimpin Femen, Inna Shevchenko, seperti dilaporkan The Guardian, Kamis, 16 Oktober 2014.
Meskipun tujuan pertemuan adalah bidang ekonomi, konferensi ini kemungkinan juga akan membahas situasi keamanan di timur Ukraina, di mana upaya gencatan senjata beberapa kali dilanggar. Pertemuan ini akan membahas sengketa pasokan gas Rusia ke Ukraina yang menjadi kepentingan mendesak menjelang musim dingin tahun ini.
Acara ini akan dihadiri oleh Perdana Menteri Italia Matteo Renzi sebagai tuan rumah, Perdana Menteri Inggris David Cameron, Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Prancis Francois Hollande, dan sejumlah pejabat tinggi Uni Eropa.
Putin juga akan bertemu dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko. Kemungkinan, Putin dan Poroshenko akan bertatap muka dalam pertemuan bilateral di sela-sela konferensi. Poroshenko mengatakan semua dunia memiliki harapan yang tinggi dari pembicaraannya dengan Putin.
Sumber
Dikutip dari: http://adf.ly/swe4R


