Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Terminal III Tanjung PriokDitutup, Karno HilangPekerjaan

Thursday, October 23, 2014
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA

Hidup Karno (30) sejak empat hari
terakhir gelisah. Pria yang bekerja
sebagai buruh lepas di Terminal III
kawasan Pelabuhan Tanjung Priok ,
Jakarta Utara ini bingung,
bagaimana cara membayar utangnya
hingga Rp 500.000 ke tetangga
rumah. Banyaknya utang yang ia
miliki, lantaran selama empat hari
atau sejak Minggu (19/10) hingga
Rabu (22/10) lalu, tidak bekerja.
Saat itu Terminal III titik 303 yang
menjadi tempat kerjanya ditutup
sementara oleh Pelabuhan Indonesia
(Pelindo) II. Ditutupnya tempat
bongkar muat kargo itu, karena
diisukan akan menjadi tempat
pengumuman nama menteri oleh
Presiden RI, Joko Widodo. Namun
selama tenda itu berdiri hingga
dilengkapi dengan lampu sorot, Joko
Widodo tak kunjung datang.
Bahkan tenda tersebut tengah
dibongkar kembali oleh petugas pada
Kamis (23/10) petang. Saat ditemui
Warta Kota di kawasan Pelabuhan
Tanjung Priok, Karno mengaku tidak
mengetahui penyebab tempat
kerjanya ditutup. Namun dari
Perusahaan Bongkar Muat (PBM)
yang memperkerjakannya, titik 303
akan digunakan untuk menjamu
tamu.
"Sejak Minggu (19/10) hingga Rabu
(22/10) tempat ini ditutup, kata
PBM akan digunakan untuk tamu,"
kata Karno pada Kamis
(23/10/2014).
Karno melanjutkan, ditutupnya titik
303 selama empat hari, membuat ia
kehilangan pekerjaan. Padahal
upah pria asal Pekalongan, Jawa
Tengah ini dibayar secara per shift
atau harian. Dalam satu shift, kata
Karno, ia mendapat upah sebesar Rp
70.000.
Apabila ia tidak bekerja selama satu
hari, maka pendapatannya sebagai
buruh lepas akan hilang. Tak
bekerjanya Karno selama empat
hari, membuat ia bingung menafkahi
keluarganya. Terpaksa Karno
meminjam uang ke tetangga sebesar
Rp 500.000 untuk menyambung hidup.
Tidak hanya itu, Karno juga
mengutang beras sebanyak 3 liter ke
warung dekat rumahnya.
"Bagaimana mau makan, karena
empat hari saya nggak kerja.
Makanya buat bertahan hidup saya
ngutang dulu ke tetangga," ujar
Karno.
Setelah mendapat pinjaman uang,
kini Karno bingung bagaimana cara
membayar utangnya. Sebab
penghasilannya sebagai buruh lepas
di pelabuhan dinilai kurang bisa
menafkahi istri dan dua anaknya.
"Walaupun saya kerja, hidup saya

juga pas-pasan. Soalnya untuk bayar
kontrakan rumah Rp 500.000 dan
biaya anak sekolah," kata Karno.
Berbeda dengan Karno, Nassar (48)
buruh lepas lainnya masih bisa
bekerja meski titik 303 ditutup
sementara oleh Pelindo. Saat titik
bongkar muat kargo itu ditutup, ia
dipindahkan bekerja ke titik bongkar
muat yang lain. "Kebetulan aja lagi
butuh orang di titik lain, jadi saya
tetap bekerja di pelabuhan ini,"
kata Nassar.
Nassar mengungkapkan, selama
bekerja di pelabuhan ia ditugasi
mengganjal kargo yang telah
dipindahkan dari kapal
menggunakan balok kayu. Selain itu,
ia juga ditugaskan menutup barang
kiriman luar negeri itu menggunakan
terpal agar tidak terpapar sinar
matahari langsung.
"Kerjanya sih kecil, cuma ngeganjal
kargo menggunakan balok kayu dan
menutupnya menggunakan terpal,"
katanya. Ketika dikonfirmasi,
Sofyan Gumelar, Asisten Manager
Pelayanan Pelanggan & Humas PT
Pelindo II membantah, kegiatan
operasional pelabuhan terganggu
selama titik tersebut ditutup
sementara.
"Secara umum aktivitas di pelabuhan
tidak ada yang terganggu. Kita
tetap beroperasi seperti biasa kok,"
kata Sofyan.
Sofyan menjelaskan, pada saat itu
memang tidak ada kapal yang
berencana sandar di dermaga
tersebut. Makanya, kata Sofyan,
aktivitas bongkar muat di dermaga
itu dipastikan juga memang tidak
ada.
"Memang kapal yang hendak sandar
ke sana belum ada, kalau pun ada
(kapal sandar) kita masih ada
dermaga lainnya untuk
menyandarkan kapal itu. Tapi yang
kemarin, memang tidak ada kapal
yang hendak sandar di dermaga
itu," kata Sofyan.
"Tidak ada pengalihan kapal, itu
murni berjalan. Kemudian kita
kondisikan di lapangan dengan
memasang tenda," sambung Sofyan.
Mengenai pemasangan tenda itu,
lanjut Sofyan, pihaknya juga tidak
mengetahui mengapa dibangun.
Sebab ia hanya menjalankan
instruksi dari pihak manajemen
pusat. "Tenda memang kami yang
bangun, tapi saya nggak bisa
menyebutkan karena bukan domain
saya. Terkait apakah ini instruksi
dari istana, saya juga tidak tahu.
Sebaiknya ditanyakan ke manajemen
pusat saja," ujar Sofyan. (Fitriandi
Al Fajri)

sumber : http://m.tribunnews.com/metropolitan...lang-pekerjaan


kasihan pak Karno

Dikutip dari: http://adf.ly/tBOkM
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive