
Jakarta - PDI Perjuangan menyoroti manuver politik Partai Demokrat (PD) dan Susilo Bambang Yudhoyono terkait pemilihan pimpinan DPR dan Perpu Pilkada. Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang telah melakukan analisis menyebut ada drama yang dimainkan oleh PD.
Hasto mengawali analisisnya dengan menyoroti manuver politik SBY yang membuat seolah-olah kegagalan bertemu Megawati sebagai penyebab gagalnya deal antara PD dengan PDIP Cs di paket pimpinan DPR. Menurut Hasto, hal itu menyederhanakan urusan bangsa menjadi urusan personal.
"SBY menempatkan sulitnya bertemu dengan Megawati sebagai cara untuk menutupi berbagai manuver politiknya," kata Hasto saat berbincang, Jumat (3/10/2014).
Kemudian masuk ke pengesahan UU Pilkada, Hasto tak yakin SBY benar-benar kaget dengan manuver PD walk out di paripurna. Tekanan publik lewat media sosial disebut Hasto menjadi pemicu perubahan strategi PD dan SBY. "Publik akhirnya juga sadar bahwa Perpu hanyalah pemoles karena kerasnya kritik publik," ulasnya.
Mantan Deputi Kepala Staf Kantor Transisi ini menyebut Perpu itu sebagai bentuk lempar tanggung jawab ke pemerintahan Jokowi-JK. Sebab, besar kemungkinan pembahasan Perpu Pilkada di DPR baru akan terjadi setelah pemerintahan berganti.
Saat itu, ada kemungkinan publik akan memberi tekanan ke pemerintahan Jokowi-JK untuk membuat solusi atas berlakunya UU Pilkada.
"Perpu yang dikeluarkan SBY hanyalah suatu bentuk strategi lempar bola kepada pemerintahan Jokowi-JK. Rakyat mencatat dengan baik dan tahu apa yang harus dilakukan terhadap mereka yang menggunakan kekuasaannya untuk mengebiri hak kedaulatan rakyat," ujar dia.
Sumber
sudah mulai sadar, gak bisa dibegoin lagi
Dikutip dari: http://adf.ly/sa5j7


