JAKARTA - Merebaknya kasus bunuh diri belakangan ini menunjukkan gejala sosial yang memprihatinkan. Bukan hanya orang dewasa, tak sedikit pula remaja tanggung yang memilih bunuh diri sebagai jalan keluar.
Psikolog Universitas Indonesia (UI), Tika Bisono, mengatakan, ada banyak faktor yang mendorong orang melakukan tindak bunuh diri. Namun menurutnya, yang paling utama adalah terbukanya ruang komunikasi di berbagai lingkup pergaulan. (Klik: Makin Banyak Warga Jakarta Bunuh Diri)
"Faktor lain yaitu ketidak pedulian lingkungan. Kelompok yang paling dekat kan ada keluarga, selain itu ada teman, ada kerabat, kolega kerja dan ada RT/RW atau ada teman-teman dekat rumah yang bisa diajak mencari solusi masalah," kata Tika saat dihubungi Okezone, Minggu (12/10/2014).
Orang yang melakukan tindak bunuh diri, lanjut Tika, adalah pribadi yang cepat putus asa dan kurang kreatif menemukan pemecahan masalah. Maka, diperlukan peran orang-orang sekitar untuk mendampingi dan mengarahkan. (Klik: Mr X Terjun dari Lantai 6 Mal Season City)
Psikolog Universitas Indonesia (UI), Tika Bisono, mengatakan, ada banyak faktor yang mendorong orang melakukan tindak bunuh diri. Namun menurutnya, yang paling utama adalah terbukanya ruang komunikasi di berbagai lingkup pergaulan. (Klik: Makin Banyak Warga Jakarta Bunuh Diri)
"Faktor lain yaitu ketidak pedulian lingkungan. Kelompok yang paling dekat kan ada keluarga, selain itu ada teman, ada kerabat, kolega kerja dan ada RT/RW atau ada teman-teman dekat rumah yang bisa diajak mencari solusi masalah," kata Tika saat dihubungi Okezone, Minggu (12/10/2014).
Orang yang melakukan tindak bunuh diri, lanjut Tika, adalah pribadi yang cepat putus asa dan kurang kreatif menemukan pemecahan masalah. Maka, diperlukan peran orang-orang sekitar untuk mendampingi dan mengarahkan. (Klik: Mr X Terjun dari Lantai 6 Mal Season City)
"Sebenarnya kalo orang udah bunuh itu terminal terakhir terhadap situasi keputusasaan. Berbagai cara komunikasi tidak ada. Imannya enggak kuat, temennya gak kuat, orangnya enggak terbuka," ujar Tika.
Ibu tiga anak ini menggarisbawahi peran Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). (Klik: Sulaiman Salto dari Lantai 56 Menara BCA)
"Nilai-nilai keluarga seperti gotong royong, musyawarah, harus ditingkatkan dan direalisasikan. Di RT/RW, kebiasaan ngumpul warga harus lebih sering. Kegiatan komunitas menjadi real, bukan hanya wacana," ucap perempuan kelahiran Bandung ini.
Namun, kata Tika, media juga mempunyai andil meningkatnya fenomena bunuh diri di masyarakat. Orang yang amat tertutup dan putus asa bisa memandang pemberitaan media sebagai jalan mengungkapkan hati.
"Kepedulian RT dan RW terhadap warganya berperan besar. Kalo RT/RW terbuka, mereka yang pusing bisa datang mencari sumber jalan keluar dan mencurahkan hati. Jadi, sebelum ketemu psikolog, harusnya ketemu keluarga sama tetangga dulu," tandasnya.
KMP
INI PASTI GARA2 KMP
Dikutip dari: http://adf.ly/sngHr


