Delapan Jam Nizar Terjebak Badai Himalaya

Salah satu pendaki asal Indonesia yang selamat dari badai di Himalaya pertengahan Oktober lalu, Nizar Suhendra, mengatakan dirinya beserta tim menghadapi badai tersebut selama berjam-jam saat berupaya turun dari gunung. "Kurang-lebih delapan jam kami menghadapi badai tersebut ketika mencoba turun," ujar Nizar ketika diwawancarai Tempo, Jumat, 24 Oktober 2014.
Nizar mengatakan badai selama delapan jam itu dihadapi ketika mencoba turun dari High Camp Himalaya sekitar pukul 08.00 waktu setempat pada 14 Oktober lalu. Target mereka, turun dari ketinggian 5.300 meter dari permukaan air laut ke Desa Ledar yang ketinggiannya 4.200 meter dari peremukaan air laut.

Salah satu pendaki asal Indonesia yang selamat dari badai di Himalaya pertengahan Oktober lalu, Nizar Suhendra, mengatakan dirinya beserta tim menghadapi badai tersebut selama berjam-jam saat berupaya turun dari gunung. "Kurang-lebih delapan jam kami menghadapi badai tersebut ketika mencoba turun," ujar Nizar ketika diwawancarai Tempo, Jumat, 24 Oktober 2014.
Nizar mengatakan badai selama delapan jam itu dihadapi ketika mencoba turun dari High Camp Himalaya sekitar pukul 08.00 waktu setempat pada 14 Oktober lalu. Target mereka, turun dari ketinggian 5.300 meter dari permukaan air laut ke Desa Ledar yang ketinggiannya 4.200 meter dari peremukaan air laut.
Nezar berkata, biasanya, turun dari High Camp ke Desa Ledar hanya memakan waktu dua jam paling lama. Namun, badai membuat lama perjalan menjadi empat kali lipat lebih lama. Nezar menjelaskan upaya turun menjadi lebih lama dibanding biasanya karena jalur turun tertutup salju.
Untuk bisa menemukan jalur turun kembali, kata ia, ketua timnya harus meraba-raba permukaan dengan kaki yang tidak memakan waktu sebentar. "Selain itu, banyak jurang dan jalur turun cukup curam, sekitar 45 derajat, jadi jelas tidak gampang," ujarnya.
Nizar menambahkan, salah satu anggota timnya yang bernama Paido Panggabean sempat tergelincir ketika turun dan patah kaki. Hal ini, kata ia, juga menghambat upaya turun karena timnya harus lebih hati-hati. "Untungnya, kami sudah persiapan sehingga bisa menghadapinya," ujar ia. Badai ini, kata Nizar, adalah badai pertama yang hadapi.
SUMBER
Dikutip dari: http://adf.ly/tM0lE


