SITUS BERITA TERBARU

Nazar Sebut Ibas Bermain di Proyek Migas

Friday, October 10, 2014



Mantan Bendahara Umum (Bendum) Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin secara perlahan menyebut kebobrokan putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Edhie Baskoro Yudhoyono atau akrab dipanggil Ibas.

Setelah mengatakan Ibas menerima uang sekitar US$ 200 ribu dari proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Nazaruddin kita mengungkap sepak terjang Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR periode 2014-2019 tersebut bermain di sektor migas (minyak dan gas).

Nazaruddin mengungkapkan Ibas bersama PT Saipem Indonesia banyak memperoleh proyek di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).

Bahkan, Nazaruddin sempat menyebut bahwa Sutan Bhatoegana yang juga politisi Partai Demokrat dan pernah menjabat sebagai Ketua Komisi VII DPR, pernah dimarahi oleh Ibas lantaran berebut proyek di SKK Migas.

"PT Saipem itu banyak proyek di SKK Migas, salah satu proyeknya akan saya jelaskan nanti proyeknya di mana. Sampai saat itu, Sutan pernah dimarahi mas Ibas terhadap proyek Saipem," kata Nazaruddin di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (9/10).

Terhadap peran Ibas tersebut, Nazaruddin melanjutkan akan dijelaskan semuanya secara detil kepada penyidik KPK. Terutama, perihal keuntungan sebesar US$ 150 juta yang diterima PT Saipem dari proyek SKK Migas.

"Saya kan tidak akan pernah bicara bohong. Yang pasti mas Ibas itu banyak main proyek, banyak terima anggaran dari mana-mana dan saya akan jelaskan detail," tegas Nazaruddin.

Seperti diketahui, perihal dugaan mafia migas terungkap dalam sidang perkara suap dengan terdakwa mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini.

Ketika itu, Sutan Bhatoegana disebut menitipkan PT Timas kepada terdakwa Rudi Rubiandini agar dimenangkan dalam proses lelang Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh Chevron.

Fakta tersebut terungkap dari kesaksian Gerhard Marteen Rumeser selaku Tenaga Ahli bidang Operasional SKK Migas, yang didengar dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (4/2).

"Benar (Rudi katakan tolong dikawal biar PT Timas sebagai penawar terendah yang menang). Tetapi, pesan itu hanya di foward (teruskan) ke saya. Itu foward-an pesan singkat dari SB (Sutan Bhatoegana) ke Rudi terus ke saya," jawab Gerhard setelah dicecar perihal SB yang diakuinya sebagai Sutan Bhatoegana, oleh hakim anggota, Anwar.

Namun, Gerhard mengaku bahwa proses lelang yang diikuti oleh PT Timas tersebut belum ditentukan pemenangnya. Walaupun, sudah ada pesan untuk mengawal dari Sutan Bhatoegana yang mengaku komisaris PT Timas.

Perihal penitipan tersebut, telah dibenarkan oleh Rudi. Namun, ia menganggap titip-menitip tersebut adalah hal biasa.

Sebelumnya, Gerhard menjelaskan bahwa ada dua perusahaan yang mengajukan penawaran terendah terkait lelang proyek pengeboran, yakni PT Timas yang dijagokan oleh Sutan dan Sai Peng yang dikawal oleh Direktur PT Rajawali Swiber, Denny Karmaina.

Dari dua perusahaan tersebut, kemudian diakui Gerhard bahwa PT Timas memang menawar dengan harga paling rendah. Walaupun, diakui bahwa Denny protes dengan memberikan bukti-bukti dan meminta supaya Saipem yang dimenangkan.

PT Saipem sendiri jika dikaitkan dengan keterangan Nazaruddin, maka adalah perusahaan milik Ibas.

Terkait kesaksian tersebut, Sutan pernah membantah menitipkan perusahaan untuk dimenangkan.

Tetapi, setelah didesak akhirnya Sutan mengakui bahwa memang ada permintaan agar perusahaan lainnya dimenangkan.

Bahkan, menurut Sutan, Rudi didesak oleh beberapa rekannya di Komisi VII DPR agar memenangkan perusahaan lain yang diduga PT Rajawali Swiber yang digawangi oleh Denny Karmaina yang notabene merupakan orang dekat Ibas.

"Saya bilang ke Rudi, siapa yang terbaik, kita harus fair play (main adil)," tegas Sutan.


SUMBER

Apakah Mafia Migas itu IBAS ?

Link: http://adf.ly/sl6RA
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive