Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Kerajinan tangan Tertua ada di Indonesia?

Thursday, October 9, 2014
Ancient Indonesian Find May Rival Oldest Known Cave Art



Tidak ada yang seperti sebuah permukaan batu yang kosong untuk menginspirasi keinginan membuat karya seni.

Sekelompok tim peneliti melaporkan dalam jurnal Nature pada hari Rabu lalu bahwa lukisan tangan dan hewan pada tujuh gua kapur di pulau Sulawesi dapat memiliki usia yang setara dengan lukisan di gua di Eropa.

Lukisan gua tertua sejauh ini adalah lukisan piringan merah berumur 40.800 tahun di El Castillo, suatu daerah di Spanyol Utara.

Ahli arkeologi lain dari sejarah manusia mengatakan bahwa penemuan baru ini menakjubkan, dan juga tidak terduga. Lukisan gua Sulawesi, pertama dijelaskan pada era 1950-an, sebelumnya disebut tidak memiliki umur lebih dari 10.000 tahun.

"Bila mengasumsikan tanggalnya benar," tutur Nicholas Conard, arkeolog Universitas Tübingen di Jerman, pada surat elektroniknya, "ini adalah berita baik, dan hal yang mengejutkan adalah tidak hanya pencarian yang mirip seperti ini ada di tempat lain, namun sangat sulit untuk menemukannya hingga saat ini."

Eric Delson, paleoantropolog di Lehman College of the City University of New York, menyetujui bahwa penjelejahan ini "benar-benar masuk akal." Penemuan genetika baru-baru ini, katanya, "mendukung sebuah awal penyebaran manusia modern ke arah timur yaitu Asia Tenggara dan Australasia, dan menemukan karya berumur sama dengan waktu tersebut juga masuk akal."

Pembuat studi terbaru ini, sebuah tim dari Australia dan Indonesia, menggunakan teknik "pembusukan uranium" untuk mengetahui waktu suatu zat yang mengeras dalam lukisan dinding tersebut, sebuah mineral bernama kalsit, yang dibuat oleh air yang mengalir melalui batu kapur di gua tersebut. Karya dibawahnya mungkin berumur lebih tua daripada keraknya.

Maxime Aubert dan Adam Brumm, periset dari Universitas Griffith di Queensland, Australia, dan pemimpin studi ini, meneliti 12 gambar tangan manusia dan dua gambar hewan di situs gua tersebut.

Periset tersebut mengatakan bahwa gambar-gambar awal, yang memiliki umur minimal 39.500 tahun, adalah gambar tertua tangan manusia di dunia. Meniup atau menyemprotkan pigmen diantara tangan yang ditekan pada permukaan batu menjadi sebuah praktek umum untuk para artis gua selama beberapa lama — bahkan untuk anak-anak sekolah zaman sekarang.

Sebuah gambar babirusa diperkirakan berumur 35.400 tahun. Tim menyimpulkan bahwa ini "merupakan salah satu penggambaran terawal yang tercatat di seluruh dunia, kalau bukan yang paling awal"

Gambar yang mirip di Eropa Barat adalah lukisan badak di Gua Chauvet di Perancis yang berumur 35.000 tahun, walaupun beberapa arkeolog meragukan perkiraan tersebut. Karya seni batu yang paling akrab di Sulawesi dibuat oleh suku Aborigin Asutralia, manusia modern yang tiba di sana 50.000 tahun lalu. Namun batu yang selamat tidak berumur lebih dari 30.000 tahun.

Lukisan Sulawesi ini menantang pandangan lama tentang asal-usul lukisan gua di dalam ledakan kreativitas manusi yang terpusat di Eropa Barat 40.000 tahun lalu, tutur Dr. Aubert, dalam sebuah pengumuman yang dibuat oleh Universitas Griffith.

Ia berkata, kreativitas brilian yang diperlukan untuk membuat penggambaran hidup dari kuda dan hewan-hewan lain seperti situs terkenal Chauvet dan Lascaux di Perancis mungkin memiliki akar yang kuat didalam silsilah manusia.

Namun terlalu cepat untuk menilai lebih dalam implikasi penjelajahan ini. Wil Roebroeks, spesialis studi asal-usul manusia dari Universitas Leiden di Belanda, menulis komentar untuk jurnal tersebut. "Apakah seni batu merupakan bagian integral dalam repretoir budaya untuk koloni manusia modern, dari Eropa Barat ke tenggara dan seterusnya, atau praktek seperti ini berkembang secara independen di daerah-daerah tertentu, hal ini masih belum jelas" tulisnya.

"Namun suatu hal yang pasti," Dr. Roebroeks melanjutkan, "adalah tidak ada seni figuratif yang diketahui sebelum waktu ekspansi Homo sapiens ke wilayah Asia dan Eropa — bahkan pada Homo sapiens di Africa ataupun Neanderthal di Eurasia barat."

Dr. Conard dari Universitas Tübingen berkata bahwa ia telah berargumen sejak lama tentang apa yang ia sebut modernitas mosaik polisentris, yang mirip dengan inovasi budaya dalam konteks yang berbeda seperti Homo sapiens modern yang menyebar ke seluruh dunia dan menggantikan hominin yang sudah tua.

"Saya belum pernah berpikir tingkah laku simbolik kompleks ini memiliki satu sumber dan evolusi budaya seperti menghidupkan sebuah lampu", tuturnya.
"Orang mungkin berharap wilayah yang berbeda memiliki tanda yang khas dan berkontribusi kepada cerita ini dengan caranya sendiri."

Dr. Delson, dari CUNY, berkata ia secara pribadi cenderung berpikir bahwa "ide dimana seni menjadi bagian dari Homo sapiens saat mereka menyebar ke Eurasia, terutama yang kita tahu, budaya-budaya yang awalnya diketahui berkembang di Eurasia barat nyatanya telah berkembang lebih dulu di Afrika."

Ia mengutip contoh penggunaan pigmen dan pahatan di Afrika, dan juga perhiasan tubuh dari kulit kerang dan teknologi maju yang terbuat dari batu.

Di laporan ini, Dr. Aubert dan Dr. Brumm tidak memihak dalam debat. "Mungkin saja seni batu muncu secara independen dalam waktu yang sama di akhir distribusi manusia awal modern," simpul mereka.
"Sebuah skenario alternatif, yaitu bahwa lukisan kayu awalnya dipraktekkan oleh H. sapien awa yang meninggalkan Afrika 10.000 tahun yang lalu."

Apabila itu kasusnya, tim Australia-Indonesia memprediksi, "Kami bisa berharap untuk penjelajahan penggambaran tangan manusia, seni figuratif dan bentuk lain dari pembuatan gambar di periode awal penyebaran spesies kita secara global, di masa yang akan datang."

sumber asli

Capek nerjemahinnya bro..


Dikutip dari: http://adf.ly/sj6u1
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive