
Menjelang detik-detik terakhir, pengumuman nama calon anggota kabinet Jokowi Presiden RI masih berharap pada Tri Rismaharini Walikota Surabaya untuk mau bergabung dengan kabinet yang akan dipimpinnya.
Untuk menjalankan roda pemerintahan, Jokowi membutuhkan sosok pekerja keras, ulet dan tidak banyak bicara seperti Tri Rismaharini Walikota Surabaya yang sekarang ini.
Jokowi mengatakan, sudah meminta Megawati Ketua Umum PDI Perjuangan untuk berbicara dengan Risma, namun Risma tetap tidak mau. Usai pelantikan presiden dan wakil presiden pada Senin 20 Oktober 2014 di Gedung Nusantara satu MPR RI, Jokowi kembali menanyakan kesiapan Tri Rismaharini, tapi hanya dibalas dengan senyuman.
"Kayaknya kita perlu pawang yang manjur untuk menundukkan bu Risma," canda presiden saat menunggu tamu negara Perdana Menteri (PM) Papua Nugini di Istana Merdeka, Selasa (21/10/2014).
Tri Rismaharini, tidak tergiur dengan jabatan menteri, karena ingin menepati janjinya kepada warga Surabaya maupun kepada orang tuanya yakni, ingin menyelesaikan tugasnya sebagai walikota sesuai dengan kontrak.
Selain itu, Risma tidak ingin dicaci maki warga Surabaya, karena meninggalkan gelanggang sebelum tugasnya selesai.
Risma: Aku Cocoknya jadi Menteri Urusan Lokalisasi
Tri Rismaharini, Walikota Surabaya membantah jika kepergiannya ke Jakarta pada hari Selasa (16/9/2014) kemarin bertujuan untuk bertemu tim transisi untuk bicarakan posisi menteri.
Bantahan Risma ini disampaikan usai menghadiri pelantikan Pimpinan DPRD Surabaya Rabu (17/9/2014). "Aku ke Jakarta itu dapat penghargaan, ndak onok dadi menteri," kata Risma.
Dengan candaan khasnya, Risma bahkan mengatakan jika saat ini tidak ada pos menteri yang cocok dengannya. "Kalau aku cocoknya jadi menteri khusus urusan lokalisasi, singkatannya Menlog," katanya sambil tertawa.
Menurut Risma, kepergiannya ke Jakarta sama sekali tidak untuk bertemu dengan tim transisi, melainkan semata untuk menghadiri sebuah undangan untuk menerima sebuah penghargaan. Sayang Risma tak menyebut penghargaan apa yang dia peroleh.
Risma sendiri mengaku jika dirinya sudah jauh hari bertemu dengan Megawati Soekarnoputri, dan mengatakan tidak bersedia dicalonkan sebagai menteri.
Menurut Risma, dirinya saat ini masih memiliki kontrak dengan masyarakat Surabaya untuk melanjutkan jabatannya hingga pertengahan 2015 mendatang.
Apalagi, diawal menjadi walikota, Risma sempat digoyang oleh DPRD sehingga tidak bisa bekerja. "Sekarang saatnya aku nembel (menambal) yang dulu aku ndak bisa bekerja," kata dia. (fik/ipg)
Ditawari Jadi Menteri, Risma Pilih Jadi Dosen di ITS
Tri Rismaharini, Walikota Surabaya mengaku telah berbicara dengan Megawati Soekarnoputri dan menolak untuk dijadikan menteri di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Aku sudah ngadep Bu Mega aku tidak mau jadi Menteri. Bu Mega tahulah aku yok opo, Bu Mega tahu gimana aku ini," kata Tri Rismaharini, ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/9/2014).
Menurut Risma, pertemuannya dengan Mega dilakukan setelah beredar kabar yang menyebutkannya akan dijadikan sebagai Menteri di kabinet Jokowi.
"Saya sampaikan ke Bu Mega, terus dia (Mega) menjawab, o gitu ya mbak, tak pikir Mbak Risma kepengen, ya tak jawab, ndak Bu," ujar Risma.
Risma mengatakan, saat ini dia sudah terikat kontrak lima tahun untuk menjadi walikota. Apalagi, di awal menjabat walikota, banyak gangguan politik yang menjadikan Risma tak bisa melayani masyarakat.
"Masalahnya kan gini, aku itu lima tahun kontrakku (sebagai Walikota). Berapa bulan (awal menjabat) kemarin aku ndak bisa kerja (karena gangguan politik di DPRD). Kalau tak ambil (ditinggal jadi menteri) aku sekian bulan kan bohongi masyarakat Surabaya," kata dia.
Risma membantah jika alasan penolakan untuk dijadikan menteri ini semata karena dirinya kepengen kembali menjadi walikota Surabaya. "Jabatan itu amanah, Tuhan yang mengatur, aku ndak bisa berharap," kata dia.
Bahkan, kini Risma mengaku telah mengurus kepindahan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkot untuk bisa beralih ke PNS sebagai dosen di ITS.
"Yang jelas sekarang aku ini ngurus prosesku pindah, akukan masih PNS, dari Pemkot Surabaya ke ITS, aku dadi dosen di sana. Aku tetap PNS (jika pensiun walikota) tapi aku dosen di ITS," ujarnya. (fik/ipg)
komentar : ini sumber dari salah satu radio ternama di surabaya, dan radio tersebut sedang melakukan polling langsung terhadap warga surabaya, dan rata2
"menolak" ajakan Presiden, ibuknya warga surabaya ini diboyong ke JKT
Dikutip dari: http://adf.ly/t5b8W


