
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Poros Muda Golkar, Andi Sinulingga, mengatakan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical memainkan politik kartel di partainya. Menurut dia, Ical mengendalikan 33 ketua Golkar tingkat provinsi yang memiliki suara menyelenggarkan Musyawarah nasional.
Menurut Andi, salah satu cara mengendalikan para ketua itu dengan memberikan insentif alias uang. "Agar mereka tak teriak-teriak. Biar 'set up'-nya gampang," kata Andi dalam sebuah diskusi poltiik di Restoran Rarampa, bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 11 Oktober 2014.
Andi mengaku menerima keluh-kesah dari kader di bawah struktur ketua DPD I. Menurut mereka, kata Andi, banyak acara dan dana yang didapat daerah dari pusat, tapi efeknya tak menetes ke bawah. "Di Golkar banyak hujan. Kanan-kiri dapat guyuran. Tapi mereka yang di bawah mengeluhkan tak ada tanah yang basah."
Direktur Populi Center, Nico Harjanto, mengatakan bahwa struktur pengucuran insentif di Partai Beringin itu termasuk non-transitif. Maksudnya, alokasi dana dan sumber daya hanya bisa dinikmati kepala organisasi. "Tak bisa ikut dinikmati oleh para kader di bawahnya," kata dia.
Ihwal danya kucuran dana dari Aburizal ke ketua DPD dan dana yang tak mengucur ke kader, sejumlah petinggi Golkar belum dapat dikonfirmasi. Hingga berita ini diturunkan pada Ahad pagi, 12 Oktober 2014, Sekretaris Jenderal Idrus Marham, dan Wakil Sekretaris Jenderal Tantowi Yahya belum merespons pesan dan telepon dari Tempo.
Sumur
yg namanya di bawah saba2 aja.. g bakal mungkin dapet...
Dikutip dari: http://adf.ly/snOCP


