Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Anak Usaha Adaro Garap Proyek Pembangkit Listrik Senilai Rp 6,71 Triliun

Sunday, October 19, 2014
Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melalui anak usahanya, PT Tanjung Power Indonesia (TPI) menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT PLN (Persero) terkait penyediaan tenaga listrik dari proyek Independent Power Producer (IPP) bertenaga batu bara di Tabalong, Kalimantan Selatan.

Perseroan akan menggandeng Korea East-West Power dalam membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik berteknologi tinggi dengan kapasitas 2 X 100 MW tersebut. Total investasi, yakni US$ 450 juta hingga US$ 550 juta, atau setara Rp 6,71 triliun (menggunakan kurs Rupiah Rp 12.200).

"Penunjukan TPI sendiri dilakukan melalui proses pelelangan umum yang kompetitif. Kami terus melanjutkan komitmen dalam pengadaan listrik berkualitas tinggi dan juga terjangkau di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur," kata Presiden Direktur PT Adaro Energi Garibaldi Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Sabtu (18/10).

TPI merupakan anak perusahaan perseroan yang dimiliki secara tidak langsung oleh PT Adaro Power (AP), yang memiliki 65 persen saham di TPI dan PT EWP Indonesia, anak perusahaan dimiliki langsung oleh Korea East-West Power Co Ltd, yang memiliki 35 persen saham dari TPI.

Proyek TPI Tabalong termasuk dalam Fast Track Program tahap 2 (FTP-2) dengan skema BOOT (Build, Own, Operate & Transfer) yang mendapatkan penjaminan pemerintah dalam bentuk Surat Jaminan Kelayakan Usaha (SJKU).

Proyek ini diharapkan mencapai financial closure dalam waktu satu tahun setelah penandatanganan PJBL. Sumber pendanaan sendiri berasal dari utang non resource.

Pembangunan pembangkit listrik akan menggunakan teknologi Jepang dan Jerman yang disebut Circulating Fluidized Bed (CFB), yang mengeluarkan sulfur dioksida dari gas buang (flue gas) dengan injeksi kapur dan mengurangi emisi nitrous oksida karena temperatur pembakarannya yang rendah.

Segera setelah financial closure, perseroan akan mulai membangun pembangkit yang diperkirakan memakan waktu 33 bulan sebelum dapat beroperasi secara komersial.

Pembangkit listrik ini nantinya akan meningkatkan pasokan energi listrik ke sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Tengah sebesar 1.800 GWh per tahun melalui Gardu Induk (GI) Tanjung 150 kilovolt (kV), sekaligus meningkatkan rasio bauran energi melalui pembangunan pembangkit baru non BBM.

Perseroan akan bertanggung jawab terutama dalam pasokan batubara serta logistiknya sebesar satu juta ton per tahun.

Penulis: Yosi Winosa/FIR

Sumber:PR

http://www.beritasatu.com/industri-p...1-triliun.html

pembangkit gan

Dikutip dari: http://adf.ly/t0dVy
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive