
Warga menyaksikan tiga unit Rumah Toko (Ruko) di Gampong Mesjid Yaman, Beureunuen, Kecamatan Mutiara, Pidie, Senin (6/10) yang terbakar akibat tembakan petasan mainan, Minggu
SIGLI - Lemparan petasan yang menyasar ke salah satu rumah toko (Ruko) di pasar Beureuneun, Kecamatan Mutiara, Pidie, Minggu (5/10), sekira pukul 22.25 WIB, menyebabkan tiga kedai bangunan permanen terbakar. Sementara di Blangkejeren, Gayo Lues, dua unit rumah warga Kutelintang, (Galus) Musnah terbakar, Senin (6/10), sekitar pukul 01.00 WIB musnah dilalap sijago merah.
Pada kebakaran di Beureuneun, tiga ruko yang dilalap api masing masing milik Herianto, penjual kain gorden, H Hayem yang berniaga sepeda dan ban, serta toko kosong T Syamaun yang hendak disewakan. "Api berasal dari lemparan petasan oleh remaja tanggung dari arah jalan negara. Petasan tersebut menyasar ke ruko milik Herianto," sebut Amri (56), warga Mesjid Yaman, Kecamatan Mutiara, Pidie, kepada Prohaba, Senin (6/10).
Sementara dari Gayo Lues dilaporkan, dua unit rumah warga Kutelintang, Kecamatan Blangkejeren, Kabupetan Gayo Lues (Galus) Musnah terbakar, Senin (6/10) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa, namun harta benda milik kedua korban kebakaran tersebut musnah dilalap dijago merah dan rata dengan tanah.
Berdasarkan keterangan yang dikumpulkan dari beberapa sumber, selain dua unit rumah warga musnah terbakar, juga ada dua unit rumah warga lainnya mengalami rusak berat, karena terpaksa dirusak warga untuk melokalisir api agar tak merembet ke rumah warga lainnya.
Penghulu Desa Kutelintang, melalui Kadusnya, Sopian mengatakan, kobaran api diduga berasal rumah Wulan (90) seorang nenek yang sudah lanjut usia yang menggunakan alat penerangan dari lampu teplok. "Korban tidak menggunakan listrik sebagai alat penerangan di rumahnya, tetapi hanya menggunakan panyot cilot alias lampu teplok dan hidup sendirian di rumah," sebut kepala dusun itu.
Sopian mengaku, sebenarnya warga sekitar dan perangkat desa sudah menyarankan sebelumnya kepada Nenek Wulan, agar menggunakan alat penerangan dari listrik.
Bahkan tetangga korban juga sudah menggratiskan pemasangan arus listrik satu bola lampu ke rumah Nek Wulan, tetapi nenek lanjut usia itu menolak dan mengaku tidak mau dan lebih memilih tetap menggunakan panyot cilot tersebut.
Dikatakan, selain rumah Wulan yang terbakar, juga rumah tetangganya Asiah (60) yang tinggal bersama cucunya
Uda dibilang Petasan membahayakan masi aja dipake main
Jgn lupa Rate+cendolny gan
Dikutip dari: http://adf.ly/syiu9


