Menteri Anies Tak Mau Repot Ganti Papan Nama
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan akan tetap menggunakan nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ia beralasan tak diubahnya nama tersebut merupakan usulan Presiden Jokowi ke Dewan Perwakilan Rakyat.
Anies mengatakan perubahan ini dianggapnya tak perlu. Menurut dia, perubahan ini akan memboroskan anggaran. "Ngirit papan nama, stempel. Coba bayangin harus mengganti 210 ribu papan nama," ujar seusai acara pisah-sambut dengan Nuh di gedung Kementerian, Senin, 27 Oktober 2014.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan akan tetap menggunakan nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ia beralasan tak diubahnya nama tersebut merupakan usulan Presiden Jokowi ke Dewan Perwakilan Rakyat.
Anies mengatakan perubahan ini dianggapnya tak perlu. Menurut dia, perubahan ini akan memboroskan anggaran. "Ngirit papan nama, stempel. Coba bayangin harus mengganti 210 ribu papan nama," ujar seusai acara pisah-sambut dengan Nuh di gedung Kementerian, Senin, 27 Oktober 2014.
Diakui Anies, Presiden Joko Widodo memisahkan nomenklatur kementerian urusan pendidikan dasar, menengah, dengan pendikan tinggi. Namun, kata Anies, nama kementeriannya tak perlu diubah.
Artinya, nantinya kementeriannya akan tetap menggunakan nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hanya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi saja yang diboyong ke Kementerian Riset dan Teknologi.
Kementerian pun nantinya tak bingung menempatkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal yang tak masuk dalam kategori pendidikan dasar dan menengah.
Ditanya mengenai program kerjanya, Anies mengatakan akan segera mengevaluasi Kurikulum 2013, ujian nasional, serta sertifikasi guru yang sudah diprogramkan menteri sebelumnya, Mohammad Nuh. "Akan ada evaluasi," katanya.
Meski demikian, Anies enggan menjelaskan lebih lanjut perihal evaluasi tersebut. "Jawaban seriusnya nanti," ujarnya sambil tersenyum.
SUMBER
Dikutip dari: http://adf.ly/tSrla
