sumber
Susunan kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla belum terbentuk. Namun banyak harapan dari para pemangku kepentingan, tak terkecuali bankir, akan sosok Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
"Orang yang baik, bagus, hebat, sehingga kita bisa cepat jalan," ungkap Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Budi Gunadi Sadikin, Kamis (23/10/2014).
Budi menambahkan, Menko perekonomian ke depan adalah figur yang dapat membuka potensi ekonomi Indonesia yang selama ini belum tergali. Dia menjelaskan, saat ini hingga 25 tahun ke depan Indonesia menikmati bonus demografi. Begitu besar potensi ekonomi yang bisa digali dari kondisi ini. Jangan sampai, lanjut dia, Indonesia melewatkan kesempatan ini.
"Kalau sampai tenaga mudanya lebih sedikit, nanti hilang opportunity kita untuk memperoleh akselerasi pertumbuhan GDP," kata Budi.
Lebih lanjut dia berharap Menko perekonomian ke depan lebih mengedepankan pembangunan infrastruktur, membuka akses keuangan, serta fokus membenahi kebijakan subsidi.
Susunan kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla belum terbentuk. Namun banyak harapan dari para pemangku kepentingan, tak terkecuali bankir, akan sosok Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
"Orang yang baik, bagus, hebat, sehingga kita bisa cepat jalan," ungkap Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Budi Gunadi Sadikin, Kamis (23/10/2014).
Budi menambahkan, Menko perekonomian ke depan adalah figur yang dapat membuka potensi ekonomi Indonesia yang selama ini belum tergali. Dia menjelaskan, saat ini hingga 25 tahun ke depan Indonesia menikmati bonus demografi. Begitu besar potensi ekonomi yang bisa digali dari kondisi ini. Jangan sampai, lanjut dia, Indonesia melewatkan kesempatan ini.
"Kalau sampai tenaga mudanya lebih sedikit, nanti hilang opportunity kita untuk memperoleh akselerasi pertumbuhan GDP," kata Budi.
Lebih lanjut dia berharap Menko perekonomian ke depan lebih mengedepankan pembangunan infrastruktur, membuka akses keuangan, serta fokus membenahi kebijakan subsidi.
Adapun di bidang perbankan, Budi berharap, Menko perekonomian dapat memberikan dukungan regulasi sehingga para bankir dapat menghalau dua masalah utama yang dihadapi saat ini. "Pertama, loan to deposit ratio (LDR) kita saat ini udah tinggi. Saya bilang, perbankan 15 tahun yang lalu dengan 15 tahun ke depan berbeda. Oleh karena itu, kebijakan yang dibikin harus dapat mengatasi soal ini," kata dia.
Selain itu, kendala kedua yang dihadapi perbankan saat ini adalah modal kecil. Akibat minimnya modal ini, kontribusi perbankan pada pertumbuhan ekonomi juga terbatas. Misalnya, dia sebut, saat ini perbankan hanya mampu memberikan kredit ke PT PLN (Persero) sebesar Rp 25 triliun. Padahal, untuk membangun pembangkit listrik dan jaringan transmisi, setidaknya dibutuhkan investasi hingga Rp 90 triliun.
Budi menyebut, sebenarnya ada tiga cara yang bisa ditempuh untuk menggemukkan modal bank. Pertama, dengan memangkas kewajiban devuden ke negara. Kedua, dengan melakukan right issue. Dan terakhir, dengan merger antarbank, baik pelat merah, maupun dengan swasta.
ini singkatan barunya menko perekonomian emang begini ya
Dikutip dari: http://adf.ly/tEwLk


