Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Bulan Depan, Parkir di Sabang Pakai Kartu Eletronik

Friday, October 24, 2014

TEMPO.CO, Jakarta: Mulai awal bulan depan, masyarakat tak perlu repot lagi menyiapkan uang koin untuk bayar parkir mesin elektronik di Jalan Sabang, Jakarta Pusat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan pembayaran dengan kartu elektronik pada mesin parkir di sepanjang Jalan Haji Agus Salim, Jakarta Pusat, mulai bulan depan.

Sistem parking meter atau parkir elektronik yang telah berlangsung sejak 26 September lalu ini mengenakan tarif parkir sepeda motor Rp 2.000 per jam dan mobil Rp 5.000 per jam.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Perparkiran DKI Jakarta Sunardi Sinaga mengatakan operator penyedia mesin akan menutup seluruh lubang koin mulai bulan depan. Pembayaran dengan uang koin hanya ketika kartu elektronik belum bisa digunakan. Mesin parkir setinggi sekitar 1,5 meter itu memang memiliki dua sistem pendeteksi alat bayar, yakni koin dan kartu.

"Kami tak akan beri pilihan kepada masyarakat supaya semuanya satu sistem catatan," kata Sunardi saat dihubungi Tempo, Kamis, 23 Oktober 2014.

Dengan penggunaan kartu elektronik, Sunardi optimistis pendapatan daerah DKI akan meningkat dari yang awalnya hanya Rp 26 miliar per tahun. Sejak penerapan parkir elektronik dengan koin saja, kata Sunardi, pendapatan parkir di Jalan Sabang kini mencapai Rp 9 juta per hari. Bandingkan dengan sistem manual, yang hanya Rp 500 ribu per hari.

"Itu saja saat trotoar masih diperbaiki dan masih banyak yang melanggar. Kalau semua sudah beres dan tertib bisa Rp 20 juta sehari," ujar dia. Pendapatan kotor itu kemudian dibagi sebesar 70 persen untuk operator dan 30 persen untuk pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sunardi menjelaskan kartu yang akan digunakan sama dengan kartu elektronik pada bus Transjakarta dan KRL. UPT Parkir bekerja sama dengan Bank DKI, BNI, Mandiri, BCA, BRI, dan Niaga. Tujuannya memudahkan konsumen yang sudah memiliki kartu tersebut. "Kami ingin semuanya bisa terintegrasi," Sunardi berujar. Rencananya, di setiap kantong parkir yang sudah berbasis elektronik terdapat mesin isi ulang kartu.

Penggunaan koin selama ini memang menjadi kendala. Sebab, pemarkir kendaraan kerap tak memiliki koin receh Rp 500 dan Rp 1.000 berwarna perak untuk dimasukkan ke dalam lubang mesin. Juru parkir yang bertugas pun sering kehabisan stok receh, sehingga transaksi tunai masih terjadi. Kendala lainnya adalah kegagalan menggunakan mesin parkir. Pantauan Tempo, tak sedikit warga yang beberapa kali gagal memasukkan koin ke dalam mesin. Padahal mereka sudah mengikuti prosedur. Uang yang mereka masukkan ke dalam mesin, ternyata keluar lagi. Sehingga mereka harus mencoba beberapa kali memasukkannya.

Sumber

Dikutip dari: http://adf.ly/tGFpc
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive