Minggu, 03/05/2015 10:53 WIB
Ekonomi Lesu, Jokowi Sulit Kurangi Pengangguran dan Orang Miskin
Ekonomi Lesu di Kuartal Satu
Jakarta - Awal tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sesuai dengan harapan, yang diperkirakan hanya di bawah 5%. Sementara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan, ekonomi 2015 diasumsikan sebesar 5,7%.
Hal ini tentunya akan berdampak kepada target kemiskinan dan pengangguran. Sampai dengan akhir tahun, pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tidak akan mampu untuk mencapainya.
"Tidak akan bisa dicapai," kata Tony Prasetiantono, ekonom Bank Permata kepada detikFinance, Minggu (3/5/2015)
Diketahui tingkat kemiskinan yang dipatok adalah 10,3%, dengan gini rasio 0,40. Kemudian tingkat pengangguran 5,6% dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 69,4%.
Saat pembahasan APBN-P 2015, pemerintah optimistis setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1%, maka akan menyediakan lapangan kerja sebanyak 300.000 orang. Makin banyak pengangguran berkurang, maka kemiskinan juga akan ikut teratasi.
Optimisme ini didorong oleh ekonomi yang datang dari proyek-proyek infrastruktur. Sehingga ekonomi lebih terbuka dan tidak hanya tertumpu pada sektor berbasis komoditas, adalah perkebunan dan pertambangan.
"Akan tetapi kan pertumbuhan ekonomi 5,7% sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Jadi tidak mungkin tercapai," paparnya.
Komen ts : solusi untuk mengurangi jumlah orang miskin adalah dengan cara naikan bbm sampe 10 Rb /liter ,naikan TDL dan LPG
Maka orang miskin akan berkurang jumlahnya
Sumber suci http://m.detik.com/finance/read/2015/05/03/105343/2904099/4/ekonomi-lesu-jokowi-sulit-kurangi-pengangguran-dan-orang-miskin
Link: http://adf.ly/1GEC13
Ekonomi Lesu, Jokowi Sulit Kurangi Pengangguran dan Orang Miskin
Ekonomi Lesu di Kuartal Satu
Jakarta - Awal tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sesuai dengan harapan, yang diperkirakan hanya di bawah 5%. Sementara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan, ekonomi 2015 diasumsikan sebesar 5,7%.
Hal ini tentunya akan berdampak kepada target kemiskinan dan pengangguran. Sampai dengan akhir tahun, pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tidak akan mampu untuk mencapainya.
"Tidak akan bisa dicapai," kata Tony Prasetiantono, ekonom Bank Permata kepada detikFinance, Minggu (3/5/2015)
Diketahui tingkat kemiskinan yang dipatok adalah 10,3%, dengan gini rasio 0,40. Kemudian tingkat pengangguran 5,6% dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 69,4%.
Saat pembahasan APBN-P 2015, pemerintah optimistis setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1%, maka akan menyediakan lapangan kerja sebanyak 300.000 orang. Makin banyak pengangguran berkurang, maka kemiskinan juga akan ikut teratasi.
Optimisme ini didorong oleh ekonomi yang datang dari proyek-proyek infrastruktur. Sehingga ekonomi lebih terbuka dan tidak hanya tertumpu pada sektor berbasis komoditas, adalah perkebunan dan pertambangan.
"Akan tetapi kan pertumbuhan ekonomi 5,7% sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Jadi tidak mungkin tercapai," paparnya.
Komen ts : solusi untuk mengurangi jumlah orang miskin adalah dengan cara naikan bbm sampe 10 Rb /liter ,naikan TDL dan LPG
Maka orang miskin akan berkurang jumlahnya
Sumber suci http://m.detik.com/finance/read/2015/05/03/105343/2904099/4/ekonomi-lesu-jokowi-sulit-kurangi-pengangguran-dan-orang-miskin
Link: http://adf.ly/1GEC13