Jubir BNPT, Irfan Idris Terpojok di Kabar Indonesia Pagi TvOne
Pagi ini di acara Kabar Indonesia Pagi TVOne ada diskusi tentang pemblokiran situs media Islam. Ketiga narasumber yang hadir adalah Budi Marta Saudin (Pemred GemaIslam.com) , Mustofa Nahrawardaya ( Anggota MPI PP Muhammadiyah ) dan Irfan Idris (Jubir BNPT).
Ustadz Budi Marta menyampaikan kalau website yang dia kelola, gemaislam.com tidak ada postingan yang mendukung ISIS, malahan gemaislam.com menghadang pemikiran menyimpang ISIS. Gema Islam adalah website yang bekerja di bawah Perhimpunan Al Irsyad. Selama ini, mereka justru menjelaskan pada masyarakat atau pembaca bahwa melarang radikalisme.
Media Islam ini didirikan tahun 2012 di bawah perkumpulan Al Irsyad. Dulu media ini berupa majalah cetak. Media sudah bekerja sama dengan ulama BNPT yaitu pernah melakukan kajian bersama. Budi Marta bingung kenapa BNPT memasukkan Gema Islam sebagai salah satu situs yang mengajarkan radikalisme, terorisme, dan mengajak bergabung pada ISIS. Ketika ulamanya BNPT (yang dari Timur Tengah), datang ke sini, ke Indonesia justru pimpinan kami yang menemani beliau. Beliau membahas kesesatan dan radikalisme
Pak Irfan Idris menyampaikan kalau dalam paham radikalisme, syarat kriterianya mengajarkan paham takfiri, mengkafir-kafirkan, membahas jihad secara sempit. Irfan mengakui, situs-situs Islam yang diblokir pemerintah itu memang melawan pemikiran ISIS dan tidak sedikit dari website-website itu yang ikut membenci organisasi radikal tersebut. Akan tetapi, di antara halaman web cenderung mengharamkan demokrasi dan mengkafirkan pemerintah. Beliau mengutarakan kalau ada aduan masyarakat untuk memblokir situs tertentu. Beliau juga terlalu melebar menjelaskan. Masalah khilafiyah dibawa-bawa, situs yang diblokir juga menghakimi kelompok lain, membid'ahkan kelompok tertentu, anti tahlilan. Ustadz Budi membantahnya langsung, masalah khilafiyah sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Jangan melebar dari kasus ISIS ke khilafiyah.
Bang Mustofa Nahra menjelaskan kalau BNPT terlalu paranoid dengan pembredelan situs Islam. Tidak ada diskusi tapi langsung eksekusi saja pemblokiran. Banyak situs - situs yang mengajarkan sumber Islam tapi ikut diblokir. Padahal umat Islam butuh akan sumber Islam. BNPT dianggap ada misi tertentu dengan pemblokiran ini. Ada juga website yang dikelola salah satu ustadz pengurus Muhammadiyah masuk daftar web yang diblokir. Ada sekitar 7 web yang diblokir tersebut adalah web anti syiah. Beliau menjelaskan bahaya syiah bagi keamanan Indonesia. Kita harus belajar pengaruh syiah dalam dari peperangan di Suriah,Irak, Yaman. (sp/redaksi)
Ada yang ngikutin tvone tadi pagi? penjelasan jubir bnpt ngalor ngidul kata orang orang.
Link: http://adf.ly/1CbrEz
Pagi ini di acara Kabar Indonesia Pagi TVOne ada diskusi tentang pemblokiran situs media Islam. Ketiga narasumber yang hadir adalah Budi Marta Saudin (Pemred GemaIslam.com) , Mustofa Nahrawardaya ( Anggota MPI PP Muhammadiyah ) dan Irfan Idris (Jubir BNPT).
Ustadz Budi Marta menyampaikan kalau website yang dia kelola, gemaislam.com tidak ada postingan yang mendukung ISIS, malahan gemaislam.com menghadang pemikiran menyimpang ISIS. Gema Islam adalah website yang bekerja di bawah Perhimpunan Al Irsyad. Selama ini, mereka justru menjelaskan pada masyarakat atau pembaca bahwa melarang radikalisme.
Media Islam ini didirikan tahun 2012 di bawah perkumpulan Al Irsyad. Dulu media ini berupa majalah cetak. Media sudah bekerja sama dengan ulama BNPT yaitu pernah melakukan kajian bersama. Budi Marta bingung kenapa BNPT memasukkan Gema Islam sebagai salah satu situs yang mengajarkan radikalisme, terorisme, dan mengajak bergabung pada ISIS. Ketika ulamanya BNPT (yang dari Timur Tengah), datang ke sini, ke Indonesia justru pimpinan kami yang menemani beliau. Beliau membahas kesesatan dan radikalisme
Pak Irfan Idris menyampaikan kalau dalam paham radikalisme, syarat kriterianya mengajarkan paham takfiri, mengkafir-kafirkan, membahas jihad secara sempit. Irfan mengakui, situs-situs Islam yang diblokir pemerintah itu memang melawan pemikiran ISIS dan tidak sedikit dari website-website itu yang ikut membenci organisasi radikal tersebut. Akan tetapi, di antara halaman web cenderung mengharamkan demokrasi dan mengkafirkan pemerintah. Beliau mengutarakan kalau ada aduan masyarakat untuk memblokir situs tertentu. Beliau juga terlalu melebar menjelaskan. Masalah khilafiyah dibawa-bawa, situs yang diblokir juga menghakimi kelompok lain, membid'ahkan kelompok tertentu, anti tahlilan. Ustadz Budi membantahnya langsung, masalah khilafiyah sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Jangan melebar dari kasus ISIS ke khilafiyah.
Bang Mustofa Nahra menjelaskan kalau BNPT terlalu paranoid dengan pembredelan situs Islam. Tidak ada diskusi tapi langsung eksekusi saja pemblokiran. Banyak situs - situs yang mengajarkan sumber Islam tapi ikut diblokir. Padahal umat Islam butuh akan sumber Islam. BNPT dianggap ada misi tertentu dengan pemblokiran ini. Ada juga website yang dikelola salah satu ustadz pengurus Muhammadiyah masuk daftar web yang diblokir. Ada sekitar 7 web yang diblokir tersebut adalah web anti syiah. Beliau menjelaskan bahaya syiah bagi keamanan Indonesia. Kita harus belajar pengaruh syiah dalam dari peperangan di Suriah,Irak, Yaman. (sp/redaksi)
Ada yang ngikutin tvone tadi pagi? penjelasan jubir bnpt ngalor ngidul kata orang orang.
Link: http://adf.ly/1CbrEz