Tekan Over Kuota, Pertamina Minta Harga BBM Subsidi Dinaikkan
Kuota BBM bersubsidi akan jebol 1,9 juta kiloliter (KL) tahun ini.
VIVAnews - PT Pertamina menilai kebijakan pemerintah untuk memperketat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak cukup dilakukan pada tahun ini. Perusahaan pelat merah ini meminta pemerintah agar menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Saya merasa sisa dua bulan ini tidak akan cukup dengan kebijakan apa pun. (Over kuota) harus dikecilkan dengan disparitas harga," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Kamis 30 Oktober 2014.
Pertamina, kata Hanung, memperkirakan bahwa kuota BBM bersubsidi akan habis pada pertengahan Desember tahun ini. Perusahaan pelat merah itu memperkirakan kuota BBM bersubsidi akan jebol 1,9 juta kiloliter (KL) tahun ini.
"Solarnya 1,06 juta KL dan premiumnya 800 ribuan KL. (Perhitungan ini) berdasarkan situasi terakhir minggu-minggu ini," kata dia.
Walaupun ada kenaikan harga, Hanung mengatakan, kuota BBM bersubsidi tetap jebol dan angkanya menjadi lebih kecil.
Sayangnya, Hanung tak bisa menyebutkan besaran kenaikan harga BBM bersubsidi dan efeknya terhadap over kuota BBM bersubsidi. Dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kalau disparitas harganya mengecil, tetap akan over. Tapi, tidak sebesar prognosa kami (yang 1,9 juta KL)," kata dia.
Hanung mengatakan, penyebab over kuota BBM tersebut disebabkan harganya yang terlalu murah dan ada penyelewengan penggunaan. Disparitas harganya pun terlalu tinggi.
"Harga solar non-PSO Rp12 ribu per liter, sedangkan harga solar PSO Rp5.500 per liter. Itu disparitasnya Rp6 ribu. Rente ekonomi menarik banget. Kalau disparitas harga dikecilkan, orang tidak tertarik untuk melakukan penyimpangan. Orang terdorong menggunakan bahan bakar lain yang lebih murah, gas, misalnya. Cash flow Pertamina jadi lebih bagus," kata dia.
BBM Bersubsidi itu memakai sistem kuota. Sama seperti anda beli kuota internetan untuk sebulan, lalu di minggu ke-3 udah habis. Klo anda masih mau tetep internetan, mau ga mau pulsa anda kepake. Sementara anggaran anda buat beli kuota nunggu gajian dulu bulan depan.
Disamping itu pakdhe ingin memperbesar pendapatan negara dan memperlebar ruang fiskal dengan memakai alokasi dana dari kenaikan harga subsidi bbm tersebut. Bagaimana programnya bisa berjalan jika anggaran yg ada hanyalah sisa dari pemerintahan sebelumnya? Anggaran yg diketuk oleh pemerintahan lampau yg lelet dipakai untuk pemerintahan skrg yg ingin berjalan progresif.
Ibarat motor yg dulu dijatah bensin 10 liter biasa dipakai berjalan dengan kecepatan 50 km/jam, dan sekarang motor dengan harapan bisa berjalan dengan kecepatan 100 km/jam tapi tetap dijatah dengan bensin yg lama (10 liter), belum nyampe udah mogok motornya.
Logika sederhana, gak perlu jadi ekonom handal maupun ahli perminyakan yg hebat, tapi orang yang sudah terlanjur sinis dan apatis pasti tidak akan mau menerima otaknya, dengan berbagai macam alasan pembenarannya
SUMBER
Link: http://adf.ly/tfl4I
Kuota BBM bersubsidi akan jebol 1,9 juta kiloliter (KL) tahun ini.
VIVAnews - PT Pertamina menilai kebijakan pemerintah untuk memperketat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak cukup dilakukan pada tahun ini. Perusahaan pelat merah ini meminta pemerintah agar menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Saya merasa sisa dua bulan ini tidak akan cukup dengan kebijakan apa pun. (Over kuota) harus dikecilkan dengan disparitas harga," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Kamis 30 Oktober 2014.
Pertamina, kata Hanung, memperkirakan bahwa kuota BBM bersubsidi akan habis pada pertengahan Desember tahun ini. Perusahaan pelat merah itu memperkirakan kuota BBM bersubsidi akan jebol 1,9 juta kiloliter (KL) tahun ini.
"Solarnya 1,06 juta KL dan premiumnya 800 ribuan KL. (Perhitungan ini) berdasarkan situasi terakhir minggu-minggu ini," kata dia.
Walaupun ada kenaikan harga, Hanung mengatakan, kuota BBM bersubsidi tetap jebol dan angkanya menjadi lebih kecil.
Sayangnya, Hanung tak bisa menyebutkan besaran kenaikan harga BBM bersubsidi dan efeknya terhadap over kuota BBM bersubsidi. Dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kalau disparitas harganya mengecil, tetap akan over. Tapi, tidak sebesar prognosa kami (yang 1,9 juta KL)," kata dia.
Hanung mengatakan, penyebab over kuota BBM tersebut disebabkan harganya yang terlalu murah dan ada penyelewengan penggunaan. Disparitas harganya pun terlalu tinggi.
"Harga solar non-PSO Rp12 ribu per liter, sedangkan harga solar PSO Rp5.500 per liter. Itu disparitasnya Rp6 ribu. Rente ekonomi menarik banget. Kalau disparitas harga dikecilkan, orang tidak tertarik untuk melakukan penyimpangan. Orang terdorong menggunakan bahan bakar lain yang lebih murah, gas, misalnya. Cash flow Pertamina jadi lebih bagus," kata dia.
BBM Bersubsidi itu memakai sistem kuota. Sama seperti anda beli kuota internetan untuk sebulan, lalu di minggu ke-3 udah habis. Klo anda masih mau tetep internetan, mau ga mau pulsa anda kepake. Sementara anggaran anda buat beli kuota nunggu gajian dulu bulan depan.
Disamping itu pakdhe ingin memperbesar pendapatan negara dan memperlebar ruang fiskal dengan memakai alokasi dana dari kenaikan harga subsidi bbm tersebut. Bagaimana programnya bisa berjalan jika anggaran yg ada hanyalah sisa dari pemerintahan sebelumnya? Anggaran yg diketuk oleh pemerintahan lampau yg lelet dipakai untuk pemerintahan skrg yg ingin berjalan progresif.
Ibarat motor yg dulu dijatah bensin 10 liter biasa dipakai berjalan dengan kecepatan 50 km/jam, dan sekarang motor dengan harapan bisa berjalan dengan kecepatan 100 km/jam tapi tetap dijatah dengan bensin yg lama (10 liter), belum nyampe udah mogok motornya.
Logika sederhana, gak perlu jadi ekonom handal maupun ahli perminyakan yg hebat, tapi orang yang sudah terlanjur sinis dan apatis pasti tidak akan mau menerima otaknya, dengan berbagai macam alasan pembenarannya
SUMBER
Link: http://adf.ly/tfl4I