Merdeka.com - Sebanyak 17 elemen buruh di Jawa Timur mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto - Hatta Rajasa pada Pilpres 19 Juli nanti. Mereka menilai pasangan capres-cawapres nomor urut satu itu memiliki visi dan misi jelas. Deklarasi dukungan dilakukan di Surabaya, Senin (11/6).
Para buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja dan Serikat Buruh itu juga bertekad memenangkan Prabowo - Hatta di Jawa Timur. Deklarasi para buruh ini didukung oleh mantan Pangdam V Brawijaya, Mayjen (Purn) TNI, Suwarno.
"Negara kita ini negara yang subur dan harus menjadi lumbung dunia di sektor pertanian. Ini menjadi fokus Pak Prabowo. Perlu ada yang mengarahkan bagaimana sumber daya manusia (SDM) kita agar tidak dibodoh-bodohi. Itu komitmen Pak Prabowo saat menjadi presiden nanti," kata Suwarno di hadapan ratusan buruh Jawa Timur.
Dia juga mengatakan, bagaimana Bangsa Indonesia menatap demokrasi yang sesuai dengan iklim Indonesia. "Demokrasi itu ya memanen, bukan melihat traktornya. Bangsa ini subur dan kaya, tapi kita tidak bisa memanen sumber daya alamnya. Dengan demokrasi yang kita bangun dan seperti apa yang cocok dengan negara kita, maka kita menyiapkan traktor untuk kemudian memanennya," ujarnya.
"Perlu ada penegakan hukum. Penegakan hukum adalah kunci. Indonesia belum baik, Indonesia maksimum, penegakan terorisme tidak sempurna, mengatasi perbatasan kita juga tidak sempurna, sehingga bangsa kita menghabiskan triliunan rupiah hanya untuk menggaji," katanya lagi.
sumber
Para buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja dan Serikat Buruh itu juga bertekad memenangkan Prabowo - Hatta di Jawa Timur. Deklarasi para buruh ini didukung oleh mantan Pangdam V Brawijaya, Mayjen (Purn) TNI, Suwarno.
"Negara kita ini negara yang subur dan harus menjadi lumbung dunia di sektor pertanian. Ini menjadi fokus Pak Prabowo. Perlu ada yang mengarahkan bagaimana sumber daya manusia (SDM) kita agar tidak dibodoh-bodohi. Itu komitmen Pak Prabowo saat menjadi presiden nanti," kata Suwarno di hadapan ratusan buruh Jawa Timur.
Dia juga mengatakan, bagaimana Bangsa Indonesia menatap demokrasi yang sesuai dengan iklim Indonesia. "Demokrasi itu ya memanen, bukan melihat traktornya. Bangsa ini subur dan kaya, tapi kita tidak bisa memanen sumber daya alamnya. Dengan demokrasi yang kita bangun dan seperti apa yang cocok dengan negara kita, maka kita menyiapkan traktor untuk kemudian memanennya," ujarnya.
"Perlu ada penegakan hukum. Penegakan hukum adalah kunci. Indonesia belum baik, Indonesia maksimum, penegakan terorisme tidak sempurna, mengatasi perbatasan kita juga tidak sempurna, sehingga bangsa kita menghabiskan triliunan rupiah hanya untuk menggaji," katanya lagi.
sumber
