Quote:PM Thailand Diultimatum Serahkan Jabatan dalam Dua Hari
Perdana Menteri Thailand, Yingluck Sinawatra diberikan ultimatum selama dua hari oleh pemimpin pengunjuk rasa, Suthep Thaugsuban, agar segera turun dari jabatannya sebagai PM dan menyerahkan kekuasaan kepada rakyat. Namun, Suthep tidak menyebut apa konsekuensi yang harus dihadapi Yingluck seandainya tenggat waktu itu dilanggar.
Kantor berita BBC, Minggu 1 Desember 2013 melansir ultimatum itu terlontar ketika Suthep bertemu dengan Yingluck di sebuah lokasi yang dirahasiakan. Dalam pertemuan tertutup itu, Yingluck turut didampingi tentara militer, angkatan laut dan komandan angkatan udara.
Namun, Suthep menolak tawaran bernegosiasi.
"Tidak ada lagi negosiasi dan kompromi. Saya sudah mengatakan kepada Yingluck bahwa ini merupakan kesempatan satu-satunya dan kali terakhir saya melihat dia berada di pucuk kekuasaan," ujar Suthep.
Tidak akan ada lagi tawar menawar, lanjut Suthep, karena semuanya harus diselesaikan dalam kurun waktu dua hari.
Sejak hari pertama aksi unjuk rasa digelar, Suthep dan massa demonstran menuntut agar Yingluck segera turun dari jabatannya sebagai PM. Mereka ingin menggantikan posisi Yingluck dengan Dewan Rakyat, lantaran selama ini pemimpin Partai Pheu Thai itu dianggap sebagai boneka kakaknya, mantan PM Thaksin Sinawatra.
Hingga hari kedelapan unjuk rasa digelar, jumlah korban tewas bertambah menjadi empat orang. Sementara puluhan orang terluka.
Massa masih terus menduduki beberapa lokasi kunci di ibukota Bangkok. Pada hari Minggu kemarin, para pengunjuk rasa mendeklarasikan sebagai "V Day", yang diartikan sebagai kudeta rakyat.
Menurut polisi, sebanyak 30 ribu pengunjuk rasa telah berkumpul di delapan lokasi, termasuk gedung parlemen, stasiun televisi dan markas polisi. Massa sudah mengambil alih beberapa stasiun televisi untuk memastikan pesan Suthep disiarkan.
Pesan itu pun disampaikan secara langsung di hampir semua stasiun televisi di Thailand. Suthep lantas menyerukan aksi mogok besar-besaran di gedung pemerintahan pada Senin ini.
Menurut laporan reporter BBC, pengunjuk rasa telah mendekati target mereka dengan perasaan suka cita.
Sementara Juru Bicara Polisi, Piya Utayo, mengatakan pihaknya tidak akan tinggal diam. Pasukan keamanan akan dikerahkan untuk mengambil alih properti milik pemerintah yang telah diduduki oleh massa selama tujuh hari terakhir.
Wakil Perdana Menteri, Pracha Promnok, menghimbau warga agar tetap berada di dalam rumah sejak pukul 22:00 hingga pukul 05:00 waktu setempat, agar tidak ikut menjadi korban provokasi.
SUMBER....
Emangnya pemimpin kaya apa yang di inginkan ama rakyat Thailand sih...!!!!!
Perdana Menteri Thailand, Yingluck Sinawatra diberikan ultimatum selama dua hari oleh pemimpin pengunjuk rasa, Suthep Thaugsuban, agar segera turun dari jabatannya sebagai PM dan menyerahkan kekuasaan kepada rakyat. Namun, Suthep tidak menyebut apa konsekuensi yang harus dihadapi Yingluck seandainya tenggat waktu itu dilanggar.
Kantor berita BBC, Minggu 1 Desember 2013 melansir ultimatum itu terlontar ketika Suthep bertemu dengan Yingluck di sebuah lokasi yang dirahasiakan. Dalam pertemuan tertutup itu, Yingluck turut didampingi tentara militer, angkatan laut dan komandan angkatan udara.
Namun, Suthep menolak tawaran bernegosiasi.
"Tidak ada lagi negosiasi dan kompromi. Saya sudah mengatakan kepada Yingluck bahwa ini merupakan kesempatan satu-satunya dan kali terakhir saya melihat dia berada di pucuk kekuasaan," ujar Suthep.
Tidak akan ada lagi tawar menawar, lanjut Suthep, karena semuanya harus diselesaikan dalam kurun waktu dua hari.
Sejak hari pertama aksi unjuk rasa digelar, Suthep dan massa demonstran menuntut agar Yingluck segera turun dari jabatannya sebagai PM. Mereka ingin menggantikan posisi Yingluck dengan Dewan Rakyat, lantaran selama ini pemimpin Partai Pheu Thai itu dianggap sebagai boneka kakaknya, mantan PM Thaksin Sinawatra.
Hingga hari kedelapan unjuk rasa digelar, jumlah korban tewas bertambah menjadi empat orang. Sementara puluhan orang terluka.
Massa masih terus menduduki beberapa lokasi kunci di ibukota Bangkok. Pada hari Minggu kemarin, para pengunjuk rasa mendeklarasikan sebagai "V Day", yang diartikan sebagai kudeta rakyat.
Menurut polisi, sebanyak 30 ribu pengunjuk rasa telah berkumpul di delapan lokasi, termasuk gedung parlemen, stasiun televisi dan markas polisi. Massa sudah mengambil alih beberapa stasiun televisi untuk memastikan pesan Suthep disiarkan.
Pesan itu pun disampaikan secara langsung di hampir semua stasiun televisi di Thailand. Suthep lantas menyerukan aksi mogok besar-besaran di gedung pemerintahan pada Senin ini.
Menurut laporan reporter BBC, pengunjuk rasa telah mendekati target mereka dengan perasaan suka cita.
Sementara Juru Bicara Polisi, Piya Utayo, mengatakan pihaknya tidak akan tinggal diam. Pasukan keamanan akan dikerahkan untuk mengambil alih properti milik pemerintah yang telah diduduki oleh massa selama tujuh hari terakhir.
Wakil Perdana Menteri, Pracha Promnok, menghimbau warga agar tetap berada di dalam rumah sejak pukul 22:00 hingga pukul 05:00 waktu setempat, agar tidak ikut menjadi korban provokasi.
SUMBER....
Emangnya pemimpin kaya apa yang di inginkan ama rakyat Thailand sih...!!!!!