Kuda Nil Pernah Hidup Bebas di Alam Wonogiri
Aris Arianto - Timlo.netRabu, 26 Juni 2013 | 16:56 WIB
![[imagetag]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_v7Lc5-G8eJK8eDx-ZFniVDStAgKEtJkuUwNl6y8MY2PSFapAVRwolP6hn2gCHVAeJtxvruvM96MhY_NZa2cyiLaVp4Ljt9Di2ezPnCJeSiJA7PDF_Y7DbYBrQi8QoGeUaIptD19xhEdi3bOg=s0-d)
dok.timlo.net/aris arianto
Sebagian fosil yang ditemukan di Goa Song Gilap Pracimantoro, Wonogiri
Wonogiri � Fakta yang cukup menarik diungkapkan seorang arkeolog dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Tenyata, binatang sejenis kuda nil pernah hidup di alam bebas di wilayah Wonogiri.
J Setyo Edi Yuwono, Arkeolog dari Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Arkeologi UGM menyebut sebelum dilakukan penggalian di Goa Song Gilap Pracimantoro Wonogiri, terlebih dahulu ada penggalian di lokasi lain. Di antaranya Goa Song Agung Eromoko dan Goa Song Terus di Kecamatan Pracimantoro.
�Waktu menggali di Goa Song Agung Eromoko sekitar tahun 2003 kami menemukan fosil tulang binatang. Yakni, binatang jenis KUDA NIL dan badak. Jadi bisa dikatakan binatang tersebut pernah hidup di Wonogiri ini,� paparnya, di Goa Song Gilap, Rabu (26/6).
Diperkirakan binatang KUDA NIL dan badak merupakan hasil tangkapan manusia purba. Dan diolah serta dimakan di goa. Jika dirunut maka KUDA NIL di Wonogiri adalah satu masa dengan manusia purba Mesolithikum sekitar 12 sampai 4 ribu tahun yang lalu.
�Cara mengetahuinya dengan mengukur dan memperhitungkan jejak karbon yang tertinggal di tanah. Bisa didapat dari adanya sisa-sisa pembakaran berupa arang,� jelas Yuwono.
Dikatakan, manusia purba Mesolithikum dapat dimasukkan dalam golongan Homo Sapiens dan sudah mengenal palindung badan meski masih sangat sederhana. Mereka bertahan hidup dengan berburu dan meramu serta tinggal di goa-goa.
�Sudah mengenal pertanian tahap dasar. Seperti cara menanam umbi atau bijian. Buktinya, kemarin kami menemukan spatula tulang yang kemungkinan besar adalah alat untuk menggali tanah,� paparnya.
Dahulu, lanjut dia, Wonogiri sisi selatan terdapat sebuah aliran sungai purba. Dari sungai tersebutlah manusia purba berpindah tempat, dari Pacitan (Jatim) menuju Wonosari, Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta) maupun sebaliknya.
�Goa-goa di Wonogiri karakteristiknya sangat tepat sebagai tempat perlindungan manusia purba. Kokoh, cekungannya luas dan dekat dengan sumber air dan makanan, � pungkas Yuwono.
http://www.timlo.net/baca/76105/kuda...alam-wonogiri/
Kayaknya sih sampai sekarang KUDA NIL nya masih ada... ..![[imagetag]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_vj9uTWLi9LFJPaBi8OahtJVxJ_BCMhCA_YWsi7BioSLtp63kXwbsOS8smp38zqdXZG4OYepyV2cDMqKzR2NNol8XRxY_XadbAC7tVp7vPdfiH0ddhszGON=s0-d "Big Grin")
... ![[imagetag]](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_tCYY4v_iW7MOc2wcM5ftrlQfwa7pDSMrF7FzO6VAr_xckEA2UXpph5MRYBwFmlngtvd31qd7m3L43L4l-_ztQ3xGomUibkuC5Yb8S-1CHoO8EN=s0-d "Ngacir")
Aris Arianto - Timlo.netRabu, 26 Juni 2013 | 16:56 WIB
dok.timlo.net/aris arianto
Sebagian fosil yang ditemukan di Goa Song Gilap Pracimantoro, Wonogiri
Wonogiri � Fakta yang cukup menarik diungkapkan seorang arkeolog dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Tenyata, binatang sejenis kuda nil pernah hidup di alam bebas di wilayah Wonogiri.
J Setyo Edi Yuwono, Arkeolog dari Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Arkeologi UGM menyebut sebelum dilakukan penggalian di Goa Song Gilap Pracimantoro Wonogiri, terlebih dahulu ada penggalian di lokasi lain. Di antaranya Goa Song Agung Eromoko dan Goa Song Terus di Kecamatan Pracimantoro.
�Waktu menggali di Goa Song Agung Eromoko sekitar tahun 2003 kami menemukan fosil tulang binatang. Yakni, binatang jenis KUDA NIL dan badak. Jadi bisa dikatakan binatang tersebut pernah hidup di Wonogiri ini,� paparnya, di Goa Song Gilap, Rabu (26/6).
Diperkirakan binatang KUDA NIL dan badak merupakan hasil tangkapan manusia purba. Dan diolah serta dimakan di goa. Jika dirunut maka KUDA NIL di Wonogiri adalah satu masa dengan manusia purba Mesolithikum sekitar 12 sampai 4 ribu tahun yang lalu.
�Cara mengetahuinya dengan mengukur dan memperhitungkan jejak karbon yang tertinggal di tanah. Bisa didapat dari adanya sisa-sisa pembakaran berupa arang,� jelas Yuwono.
Dikatakan, manusia purba Mesolithikum dapat dimasukkan dalam golongan Homo Sapiens dan sudah mengenal palindung badan meski masih sangat sederhana. Mereka bertahan hidup dengan berburu dan meramu serta tinggal di goa-goa.
�Sudah mengenal pertanian tahap dasar. Seperti cara menanam umbi atau bijian. Buktinya, kemarin kami menemukan spatula tulang yang kemungkinan besar adalah alat untuk menggali tanah,� paparnya.
Dahulu, lanjut dia, Wonogiri sisi selatan terdapat sebuah aliran sungai purba. Dari sungai tersebutlah manusia purba berpindah tempat, dari Pacitan (Jatim) menuju Wonosari, Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta) maupun sebaliknya.
�Goa-goa di Wonogiri karakteristiknya sangat tepat sebagai tempat perlindungan manusia purba. Kokoh, cekungannya luas dan dekat dengan sumber air dan makanan, � pungkas Yuwono.
http://www.timlo.net/baca/76105/kuda...alam-wonogiri/
Kayaknya sih sampai sekarang KUDA NIL nya masih ada... ..
...
