REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) bersiap untuk kembali mengirimkan tambahan tentaranya ke Korea Selatan (Korsel). Pada Selasa (7/1), AS berjanji untuk terus memodernisasi kemampuan militernya di Asia Pasifik untuk menghadapi ancaman Korea Utara (Korut).
Rencananya AS akan mengirim sekitar 800 tentara, 40 kendaraan tank tempur, serta kendaraan lapis bajanya bulan depan ke Korsel. Pengiriman termasuk diantaranya satu Batalyon pasukan, tank M1A2, dan sekitar 40 kendaraan tempur Bradley dari Divisi Kavaleri 1 AS yang berbasis di Fort Hood.
Personel dan alat tempur itu akan dikirimkan mulai 1 Februari ke dua lokasi di Korsel. Juru bicara Pentagon, Kolonel Angkatan Darat Steve Warren, mengatakan personel akan tetap tinggal di Korsel hingga sembilan bulan.
Namun, peralatan akan tetap berada di sana untuk digunakan oleh pasukan yang menggantikan pasukan AS nantinya.
"Penambahan pasukan ke Korsel merupakan bagian dari penyeimbangan di Pasifik. Ini sudah lama direncanakan dan merupakan bagian dari komitmen kami untuk bertahan sampai keamanan di Semenanjung Korea tercapai," ujar Kolonel Warren.
Gagasan penambahan personel disampaikan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korsel, Yun Byung-se, di Washington, Selasa lalu. Penambahan ini untuk menyatakan posisi AS pada senajata nuklir di Korut.
"AS dan Republik Korea berdiri dan sangat tegas bersatu tanpa satu inci pun jarak," ujar Kerry yang menyatakan AS dan Korsel terus menentang program nuklir dan rudal balistik Korut.
Sumber
Perangnya kapan?
Rencananya AS akan mengirim sekitar 800 tentara, 40 kendaraan tank tempur, serta kendaraan lapis bajanya bulan depan ke Korsel. Pengiriman termasuk diantaranya satu Batalyon pasukan, tank M1A2, dan sekitar 40 kendaraan tempur Bradley dari Divisi Kavaleri 1 AS yang berbasis di Fort Hood.
Personel dan alat tempur itu akan dikirimkan mulai 1 Februari ke dua lokasi di Korsel. Juru bicara Pentagon, Kolonel Angkatan Darat Steve Warren, mengatakan personel akan tetap tinggal di Korsel hingga sembilan bulan.
Namun, peralatan akan tetap berada di sana untuk digunakan oleh pasukan yang menggantikan pasukan AS nantinya.
"Penambahan pasukan ke Korsel merupakan bagian dari penyeimbangan di Pasifik. Ini sudah lama direncanakan dan merupakan bagian dari komitmen kami untuk bertahan sampai keamanan di Semenanjung Korea tercapai," ujar Kolonel Warren.
Gagasan penambahan personel disampaikan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korsel, Yun Byung-se, di Washington, Selasa lalu. Penambahan ini untuk menyatakan posisi AS pada senajata nuklir di Korut.
"AS dan Republik Korea berdiri dan sangat tegas bersatu tanpa satu inci pun jarak," ujar Kerry yang menyatakan AS dan Korsel terus menentang program nuklir dan rudal balistik Korut.
Sumber
Perangnya kapan?
