SITUS BERITA TERBARU

Zaman Dulu Rel Kereta Api Jadi Tempat Bunuh Diri di Jepang

Thursday, October 10, 2013
[imagetag]
Deputy Manager Tokyo Metro Co.Ltd., Kazuyuki Fujii (kanan) dan humasnya, Shogo Kuwamura, menjelaskan perkeretaapian di Tokyo, Kamis (10/10/2013)



TRIBUNNEWS.COM -Pemda Jakarta melalui anak perusahaannya sedang mulai membangun perkeretaapian di Jakarta, baik MRT maupun monorail. Ada baiknya kita belajar dari Jepang yang sudah mapan dalam perkeretaapian. Bahkan selalu tepat waktu sedunia (terbaik) untuk jadwal perkeretaapiannya dibandingkan negara lain.

Tribunnews.com mewawancarai khusus, Kamis(10/10/2013) pihak Tokyo Metro Co.Ltd, pengelola kereta api bawah tanah di Jepang(Subways) khususnya di Tokyo. Deputy Manager Tokyo Metro Co.Ltd., Kazuyuki Fujii (kanan) dan Humasnya, Shogo Kuwamura, menceritakan semua hal mengenai perkeretaapian di Tokyo yang sangat canggih saat ini.

Wawancara sekitar satu jam menemukan beberapa hal menarik. Misalnya mengenai kisah bunuh diri masyarakat Jepangdi rel kereta api sehingga sangat mengganggu perjalanan kereta api di Jepang.

"Kalau dulu memang banyak bunuh diri dilakukan di jalan kereta api. Tapi dulu sekali, lebih dari 10 tahun lalu. Itu pun juga karena waktu lampau banyak stasiun mungkin gelap dan agak kotor," papar Fujii dan Kuwahara.

"Tetapi kini sudah jarang sekali bunuh diri di jalan kereta api. Kalau dulu mungkin setiap pekan pasti ada yang bunuh diri di rel kereta api, kini mugkin hanya sebulan sekali kasus bunuh diri di rel kereta api," tambah mereka.

Menanyakan alasan mengapa berkurang, ternyata bukan karena jumlah penduduk Jepang berkurang. Menarik didengar adalah pernyataan mereka bahwa salah satu alasan akibat stasiun kereta api saat ini semua bersih, terang benderang dan cantik, sehingga orang yang mau bunuh diri akan sungkan, rasanya atau keinginan untuk bunuh diri jadi berkurang karena tempat yang bagus saat ini.

"Kalau dulu gelap dan kotor sehingga tampaknya ikut merangsang orang yang mau bunuh diri melakukannya di rel kereta api."

Selain itu, alasan kedua, saat ini mulai bangun pagar pemisah setinggi satu meter) antara penunggu kereta dan kereta api itu sendiri. Disebut home door di Jepang. Dengan adanya pintu tersebut, tampak ada pembatas, sulit untuk terjun ke rel kereta api. Dulu pembatas ini tidak ada sehingga begitu kereta api datang yang masih dalam kecepatan yang agak tinggi, orang bisa mendadak terjun bunuh diri dan ditabrak kereta api langsung bisa meninggal.

"Kini Home Door baru 47 persen jadi masih terus dalam progres untuk melengkapi semua stasiun kereta dengan pembatas demikian agar lebih aman menjahkan diri dari para calon yang mau bunuh diri," tambahnya.
Secara psikologis atau kejiwaan tampaknya memang membuat orang semakin sungkan bunuh diri apabila berada di tempat yang nyaman, terang, cerah dan cantik seperti banyak stasiun besar yang ada di Tokyo saat ini. Hal ini tampaknya juga menjadi hasil penelitian beberapa waktu lalu mengenai kelakuan para calon yang mau bunuh diri dengan berbagai cara di Jepang. Yang pasti sampai saat ini, per hari, sedikitnya 80 orang meninggal dunia bunuh diri di Jepang. Itulah data resmi Badan Kepolisian Jepang saat ini.

Sumber

karena linkungan kumuh, gelap dan kotor semakin kuat untuk melakukan bunuh diri..
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive