SITUS BERITA TERBARU

Warga Singapura Enggan Datang ke Kasino

Wednesday, October 2, 2013
[imagetag] [imagetag] [imagetag]


[imagetag]
Lobi kasino Sentosa Resorts World Casino, Singapura.

Tiga tahun setelah Singapura meluncurkan kasino, warga lokal malah enggan mengadu untung di arena perjudian.

Kunjungan rata-rata warga serta penduduk tetap Singapura per hari ke dua kasino anjlok menjadi 17 ribu orang dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada 2010 yang sebesar 20 ribu orang pada saat resor itu dibuka, tulis regulator kasino Singapura dalam laporannya.

Penerimaan bea untuk masuk ke kasino dari warga dan penduduk tetap juga merosot dari S$216 juta pada 2010 dan S$195 juta pada 2011 menjadi S$174 juta ($139 juta) pada 2012, demikian keterangan Singapore Regulatory Authority.

"Ini mungkin karena pesona kasino semakin pudar, selain menunjukkan ampuhnya himbauan pihak berwajib dalam mencegah warga yang tidak bermental 'penjudi' dari potensi judi kasino yang merusak." ujar Richard Magnus, ketua Singapore Regulatory Authority.

Singapura mencabut larangan judi kasino pada 2005 dengan harapan bisnis kasino mampu mendongkrak perekonomian tanpa memancing timbulnya penyakit sosial�seperti kejahatan terorganisir dan kecanduan�yang telah menjangkiti banyak kota yang memiliki bisnis kasino.

Percobaannya telah diawasi secara saksama terutama oleh para regulator dan operator kasino di seluruh dunia yang ingin meniru cara Singapura menerapkan kontrol sosial ketat serta mengembangkan model resor kasino. Resor itu menggabungkan aktivitas judi dengan pameran dagang, ritel mewah, dan hiburan.

Kini, dua kasino Singapura�Marina Bay Sands dan Resorts World Sentosa�menghasilkan sekitar $6 miliar penerimaan kotor tahunan. Prestasi tersebut menjadikan Singapura sebagai tujuan wisata kasino paling menguntungkan kedua di dunia setelah Macau. Walau begitu, sejumlah penyakit sosial telah muncul dan terus ditangani melalui pemberlakuan kebijakan ketat dalam mengurangi ketergantungan judi dan tindak kejahatan yang berkaitan dengan kasino.

Sejumlah kebijakan meliputi larangan iklan kasino yang menyasar warga setempat, pembatasan kemampuan penjudi untuk mendapat utang dari kasino, dan batasan tegas atas kehadiran operator hiburan�calo yang menggiring penjudi berdana besar ke meja-meja judi, mengeluarkan kredit, atau menagih utang demi mendapat komisi. Warga setempat pun harus merogoh kantongnya sebesar S$100 ($80) per hari atau S$2000 per tahun untuk dapat masuk ke kasino.

Pada bulan-bulan awal pembukaannya, jumlah pengunjung sangat tinggi, namun jumlahnya semakin menurun dari tahun ke tahun, ujar Magnus. �Sejak 2010, bea pembelian tiket masuk tahunan dan harian telah menurun rata-rata sebesar 20% dan 8% per tahun.�

Hanya sekitar 7,7% penduduk dewasa Singapura mendatangi kasino lebih dari sekali selama tiga tahun terakhir, ujarnya.

Penurunan jumlah kunjungan ke kasino, bagaimanapun adalah tren yang menyebar. Para analis industri perjudian beralasan bahwa Singapura tak banyak memiliki penjudi. Kendali ketat kasino pun akan mencegah pertumbuhan pasar lokal. Sebaliknya, Marina Bay Sands dan Resorts World Sentosa menangguk banyak penerimaan dari pengunjung asing terutama dari segmen premium asal Cina, India, dan Asia Tenggara.

Sumber

Orang lokalnya pada lari ke Genting. [imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive