SITUS BERITA TERBARU

Teladan dari Bung Hatta untuk pejabat kita (bisa gak ya . . . ?)

Saturday, October 26, 2013
[imagetag]

[imagetag]

Bung Hatta Dalam Kesederhanaan, Kemuliaan dan Kekuasaan


[imagetag]
Disebut juga Bung Hatta, Lahir di Bukittinggi pada tanggal 12
Agustus 1902 dan meninggal dunia di Jakarta tanggal 14 Maret
1980 adalah pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden
Indonesia yang pertama. Ia mundur dari jabatan wakil presiden
pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno.
Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatra Barat. Ia
menempuh pendidikan dasar di Sekolah Melayu, Bukittinggi, dan
kemudian pada tahun 1913-1916 melanjutkan studinya ke
Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Saat usia 13 tahun,
sebenarnya beliau telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA)
di Batavia (kini Jakarta), namun ibunya menginginkan Hatta agar
tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang masih muda.
Akhirnya Bung Hatta melanjutkan studi ke MULO di Padang, baru
kemudian pada tahun 1919 beliau pergi ke Batavia untuk studi di
HBS. Beliau menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan
pada tahun 1921, Bung Hatta pergi ke Rotterdam, Belanda untuk
belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland Handelshogeschool
(bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini menjadi
Erasmus Universiteit). Di Belanda, ia kemudian tinggal selama 11
tahun.
Para pejabat kini tak meneladani Proklamator dan Wakil Presiden
Mohammad Hatta . Hatta satu dari sedikit pejabat yang tak pernah
tergoda oleh wanita.
Sejak muda, Hatta tidak pernah terlihat berjalan bersama wanita
cantik. Hura-hura atau berpesta pora. Dia lebih suka membaca,
menulis, atau berdiskusi soal politik. Konon Hatta juga pernah
sengaja memercikkan tinta ke tangannya. Hal ini dilakukan untuk
menolak ajakan dansa dari gadis-gadis.
Saat Hatta muda dan kuliah di Belanda, teman-temannya pernah
mengolok-olok Hatta. Mereka mengatur makan malam Hatta
dengan seorang gadis Polandia yang seksi dan sangat menarik.
Mereka ingin melihat apakah Hatta tergoda atau tidak.
Makan malam berlangsung. Usai makan si gadis pulang ke
rumahnya. Hatta pun pulang ke rumahnya. Selesai. Tidak ada apa-
apa dan tidak ada kelanjutannya. Teman-teman Hatta yang
penasaran bertanya pada gadis itu. Kenapa tidak terjadi apa-apa.
Si gadis menjawab. "Dia seperti pendeta."
Hatta bersumpah hanya akan menikah setelah Indonesia merdeka.
Ucapan itu ditepatinya. Karena tak punya kenalan wanita, Soekarno
yang mencarikan jodoh untuk Hatta.
Nama gadis itu Rachmi Rahim, biasa dipanggil Yuke. Usia Hatta dan
Yuke terpaut 24 tahun. Saat menikah Yuke baru berusia 19 tahun.
Keduanya menikah di sebuah Vila di Megamendung Bogor tanggal
18 November 1945.
Hatta memberi Yuke mas kimpoi berupa buku karangannya yang
berjudul 'Alam pikiran Yunani'. Keluarga Hatta sempat protes. Masa
iya menikah memberikan mas kimpoi berupa buku? Bukankah
seharusnya emas atau harta yang berharga? Tapi itulah Hatta.
Baginya buku dan ilmu pengetahuan adalah hal yang paling
berharga.
Rumah tangga keduanya berjalan harmonis puluhan tahun. Yuke
mendampingi Hatta sebagai wakil presiden, mendampingi Hatta
hijrah dari Jakarta ke Yogya. Yuke juga ikut menjadi tahanan rumah
saat Belanda menduduki Yogyakarta 19 Desember 1945. Dia
menyaksikan suaminya ditangkap dan dibuang ke Bangka.
Walau wakil presiden, Hatta hidup pas-pasan. Dia tidak mau
korupsi. Maka walau sekadar mesin jahit, Yuke harus lama bersabar
sebelum bisa membelinya. Sementara Hatta bahkan mengidamkan
sepatu Bally yang tak terbeli seumur hidupnya. Itulah Hatta dan
Yuke.
Rasanya sulit mencari pejabat sejujur Hatta sekarang.



[imagetag]

sumber
http://m.merdeka.com/peristiwa/tergo...ung-hatta.html

[imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive