SITUS BERITA TERBARU

Surplus Neraca Perdagangan dan Migas Pendorong Defisit

Saturday, October 26, 2013
[imagetag]
Metrotvnews.com, Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan neraca perdagangan Indonesia periode Agustus 2013 surplus sebesar US$132,4 juta. Melihat kondisi tersebut, pelaku pasar pun menyambut positif untuk mengembalikan kepercayaan pasar di Indonesia.

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi ketika dihubungi Metrotvnews.com di Jakarta, Kamis (24/10).

Ia mengatakan bahwa kondisi seperti ini harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan kepada pasar hingga akhir tahun ini.

"Setidaknya sampai akhir tahun ini, pasar harus diberi kepercayaan. Karena pada Agustus kemarin, neraca perdagangan mengalami surplus, ini bisa membantu mengembalikan kepercayaan pasar, dan juga memenangi pasar," ujar Sofjan.

Lebih lanjut, sofjan menambahkan bahwa keberhasilan pemerintah bersama dengan seluruh pelaku pasar membuat surplus neraca perdagangan Indonesia tersebut bukan diakibatkan naiknya ekspor Indonesia ke luar negeri, melainkan adanya penurunan importasi yang beberapa waktu lalu sempat mengalami kenaikan.

"Memang waktu Lebaran beberapa waktu lalu itu tingkat impor mengalami kenaikan yang cukup tinggi ditambah baru saja pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi, namun sekarang sudah tidak lagi terasa," sambung Sofjan.

Sementara itu, Sofjan menuturkan bahwa daya beli saat ini sudah mulai melemah yang mengakibatkan importasi mengalami penurunan, dan para pengusaha sedikit menciutkan usaha mereka karena tidak bisa mencapai target yang diharapkan.

"Pasar dalam negeri kita saat ini menurun, dan impor juga turun," uajr Sofjan

Seperti yang diketahui, BPS telah mengumumkan neraca perdagangan Indonesia periode Agustus 2013 mengalami surplus sebesar US$132,4 juta. Pada periode Agustus 2013 Indonesia kembali mengalami surplus perdagangan setelah empat bulan atau sejak April 2013 mengalami defisit.

Menurut Kepala BPS Suryamin, surplus perdagangan pada bulan Agustus 2013 dikarenakan nilai ekspor lebih tinggi yang mencapai US$13,16 miliar. Sementara itu nilai impor sebesar US$13,03 miliar.
sumber

Migas Pemicu Utama Defisit Perdagangan
[imagetag]
JAKARTA - Pemerintah terus dihadapi permasalahan defisit neraca perdagangan. Oleh karena itu, ada tiga sumber defisit neraca perdagangan Indonesia yang memang membutuhkan perhatian dan penyelesaian.

Hal tersebut seperti yang disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti di acara Rakornas Memberdayakan Investor dan Produk Lokal Indonesia untuk Menjadi Pemain Utama di Pasar Global di Shangrila Hotel, Jakarta, Jumat (25/10/2013).

"Tiga sumber defisit, yang pertama itu Migas. Liftingnya kurang, bagaimana enggak bisa turun? Investasi di bidang migas keharusan yang tidak bisa ditawar, besar sekali potensinya. Isinya investasi semua," katanya.

Yang kedua, kata Bayu, bahan baku dan bahan modal. Di mana 93 persen pada sektor non migas dikuasai oleh bahan baku dan tujuh persennya hanya dikuasai bahan modal. Dirinya memberi contoh pabrik tepung telur yang mengalami permintaan bertumbuh signifikan.

"Salah satu impor yang naik di Jawa Timur adalah tepung telur, bahan baku untuk makanan, di berita ada peternakan produksinya banyak telur yang tidak terpakai. Yang terjadi adalah banyak telur segar yang tidak terpakai dan investasi pun tidak ada, ini menjadi peluang untuk berinvestasi," tambahnya.

Sementara itu, yang ketiga, lanjut Bayu, sektor jasa, saat melakukan impor, 95 persen pasti menggunakan jasa asing. "Jasa, 95 persen yang kita impor itu menggunakan jasa asing, makanya kita harus investasi. Tiga ini skalanya luar biasa besar menjadi ladang investasi," tukas dia.
sumber

Surplus perdagangan(aug) jadi catatan positif CA selama setahun, apalagi ekspor kita terutama didorong oleh ekspor non migas.[imagetag]
tapi yg bahaya adalah sektor migas, migas gak hanya membebani APBN tapi juga CA. Konsumsi domestik berlebihan membuat kita harus impor BBM dalam jumlah besar. Sekarang tinggal gimana political will pemerintah dalam antisipasi masalah BBM. Terutama patut ditunggu ide atau gagasan terkait masalah ini dari para calon pemimpin 2014 mendatang[imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive