SITUS BERITA TERBARU

Suhu panas, debit air Kali Surabaya turun

Saturday, October 19, 2013
[imagetag]



Suhu udara yang panas di Surabaya sepekan terakhir berimbas pada penurunan kuantitas air DAS Brantas, khususnya Kali Surabaya.

Kepala Sub Divisi Jasa ASA III/2 Perum Jasa Tirta (PJT) I, Viari Djajasinga mengungkapkan, saat kemarau seperti ini debit air di Kali Surabaya mencapai 20 m3/detik. Kuantitas itu turun separuh di banding saat musim hujan yakni mencapai 40 m3/detik.

�Karena debit air Kali Surabaya minim, kami telah mengimbau agar industri sejak awal September lalu agar membuang limbah cairnya setelah melalui proses pengolahan di IPAL, sehingga tidak menambah beban pencemaran,� katanya pada LICOM, Jumat (18/10/2013).

Menurutnya, dengan debit yang rendah tersebut maka potensi pencemaran dari limbah industri akan lebih sulit terurai. Namun secara teoritis dengan debit 20 m3/detik masih mampu menampung pencemaran di Kali Surabaya, asalkan limbah yang dibuang industri telah memenuhi baku mutu.

Dengan debit air yang terbatas, pemakaian air Kali Surabaya masih tergolong cukup tinggi. Berdasar data PJT I, dalam sebulan pada September lalu, pemakaian volume air yang dimanfaatkan PDAM di wilayah Gresik dan Surabaya dan industri di wilayah Kali Surabaya mencapai 30 juta m3 dari total volume air sebanyak 51,84 juta m3.

Artinya, dari total volume air dalam sebulan lebih dari 60 persen dimanfaatkan PDAM dan industri dan sisanya mengalir ke laut.

Viari menegaskan, puncak kemarau tak berdampak lebih pada debit air Kali Surabaya. Meskipun debit turun air di Kali Surabaya tidak sampai terjadi pendangkalan secara ekstrim.

�Semua telah diatur dan dikendalikan dari banyak waduk di sepanjang DAS Brantas, dari waduk Karangkates, Lahor, Wonorejo, Selorejo, hingga Bening dan Widas,� ujarnya.

Sementara, Direktur LSM Konsorsium Lingkungan Hidup (KLH), Imam Rochani mengatakan, saat kemarau seperti ini pencemaran dari industri bisa berakibat fatal bagi lingkungan.

�Karena air sedikit ditambah beban limbah industri, maka akan semakin merusak ekosistem dalam air. Namun sejauh ini belum ada laporan dari masyarakat seperti ikan munggut karena tercemar limbah,� jelas dia.

Karena itu, pihaknya bersama tim patroli air dan Garda Lingkungan Jawa Timur akan terus lakukan pemantauan industri yang rawan membuang limbah.

�Anggota kami termasuk dari Garda Lingkungan terus memantau beberapa industri yang berpotensi buang limbah terutama di wilayah Gresik yang banyak ditempati pabrik-pabrik besar,� tandasnya.
sumber

ljangan sampe, surabaya kekeringan gan!!
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive