SITUS BERITA TERBARU

[Skandal Dinasti Atut] Ini Urut-Urutan Si Doel Anak Sekolahan Dikuya-kuya Sama PDIP

Friday, October 11, 2013
pertamax dari bulan juli...

Quote:JAKARTA, KOMPAS.com � Wakil Gubernur Provinsi Banten Rano Karno dikabarkan sempat ingin mengundurkan diri dari jabatannya karena sejumlah alasan. Hal itu diungkapkan sahabat serta rekan satu partainya di PDI Perjuangan, Dedi Gumelar, Selasa (23/7/2013).

Dedi yang dikenal dengan panggilan Miing mengatakan, dalam sebuah kesempatan, Rano Karno sempat menyatakan niatnya untuk mundur sebagai Wagub Banten. Akan tetapi, saat itu juga Miing mencegahnya. Tak hanya itu, menurut Miing, keinginan Rano itu juga telah sampai ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Lagi-lagi, niat tersebut dicegah.

Berdasarkan pengakuan Rano kepada Miing, Rano ingin mundur karena merasa tak dianggap sebagai wagub. Rano menilai, sebagai Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah tak memberinya porsi selayaknya seorang wagub.

"Beberapa minggu lalu dia cerita karena merasa tidak mendapatkan porsi lebih sebagai Wagub Banten. Justru menurut saya dia harus mempertahankan hak konstitusinya dan memperjuangkan haknya untuk mendapatkan porsi sebagai wagub," kata Miing saat dihubungi, Selasa (23/7/2013).

Anggota Komisi X DPR ini berharap, pengakuan Rano itu mendapat perhatian dari Ratu Atut sehingga memberi perhatian lebih kepada Rano. Meski demikian, Miing menduga hubungan keduanya sebagai pemimpin Banten sudah tidak mesra lagi.

"Kalau terlintas keinginan mundur dari Rano, berarti ada yang tidak nyaman," ujar Miing yang kini maju sebacai calon wali kota Tangerang.

Pada Pilkada Provinsi Banten 2011 lalu, pasangan Ratu Atut-Rano Karno diusung 11 partai politik, antara lain, Partai Golkar, PDI-P, Partai Hanura, Gerindra, PKB, PBB, dan PAN. Pasangan Atut-Rano yang juga didukung 22 partai nonparlemen memperoleh 61 persen suara pemilih, unggul dari pasangan Wahidin Halim-Irna Narulita yang memperoleh 38,39 persen, dan pasangan Jazuli Juwaeni-Makmun Muzaki dengan perolehan suara 11,40 persen.

[imagetag]
sumber



Bang Doel didukung saat sodara Ratu Atut dicokok KPK...

Quote:
Si Doel Siap Gantikan Jabatan Ratu Atut

JAKARTA - Bila kepala daerah diberhentikan maka Wakil Gubernur Banten Rano Karno dinilai PDIP telah mampu memegang jabatan Gubernur Banten jika Ratu Atut makin dalam diperiksa KPK.

PDIP-pun siap melindungi Rano jika 'Si Doel' naik jabatan.

"Saya percaya setelah beberapa waktu di pemerintahan tingkat provinsi dan sebagai Wagub, Rano Karno mampu dan mumpuni men-take over kepemimpinan," kata politisi PDIP Eva Kusuma Sundari kepada wartawan, (5/10).

Anggota Komisi III DPR ini menyatakan jika Rano menjadi Gubernur, maka Rano tak akan bekerja sendiri. Selain terbantu oleh sistem di Banten yang sudah jalan, para kader PDIP yang cakap di pemerintahan akan sepenuhnya mendukung Rano.

"PDIP akan menjadi back up system ke Rano Karno sesuai koridor yang ada," ujar Eva.


UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 34, mengatur jika kepala daerah diberhentikan sementara maka wakil kepala daerah melaksanakan tugas dan kewajiban kepala daerah sampai dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dicegah KPK ke luar negeri terkait sengketa Pilkada di MK tahun 2011-2013. Atut bepergian ke luar negeri oleh KPK per Kamis kemarin. Pencegahan Atut terkait dugaan suap yang dilakukan sang adik, Tubagus Chaery Wardana alias Wawan, yang sudah ditetapkan menjadi tersangka dugaan suap sengketa Pilkada Lebak yang melibatkan Ketua MK Akil Mochtar.(*Adyt)

sumber


akhirnye....bang doel ditinggal sendiri [imagetag]

Quote:
PDIP Cabut Dukungan ke Atut-Rano karena Tak Bermanfaat


Jakarta - Diam-diam ternyata PDIP telah mencabut dukungan terhadap pasangan Ratu Atut-Rano Karno sebagai gubernur dan wakil gubernur Banten. Dukungan telah dicabut 6 bulan lalu.

"PDIP mencabut dukungan 6 bulan yang lalu terhadap pasangan Ratu Atut dan Rano Karno," kata Ketua DPD PDIP Banten, Ribka Tjiptaning, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (10/10/2013).

Keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi internal. Duet ini dipandang tak bermanfaat bagi partai dan rakyat.

"Di partai kita itu harus 6 bulan sekali mengevaluasi kader yang duduk di eksekutif dan legislatif. Hasil evaluasi terhadap Rano, tidak bermanfaat bagi rakyat Banten dan partai. Ada perbudakan pabrik kuali di Kabupaten Tangerang, dia (Rano) diem aja," kata Ketua Komisi IX DPR ini.

Ribka menegaskan PDIP tak mementingkan posisi atau jabatan kadernya, namun pada komitmen kepada rakyat. Karena itu PDIP tak luluh meski Rano bisa saja jadi gubernur Banten.

"Terus Ketum juga pernah ngomong 'kebahagiaanku bukan ketika berkoalisi dengan kekuasaan, tapi kebahagiaanku ketika menangis dan tertawa bersama rakyat'. Rakyat Banten menangis, dia (Rano) tidak menangis," tandas perempuan bergelar dokter ini.

sumber




muke gileeee, berubah-rubah mulu omongannye [imagetag]

dalam kepemimpinan itu, satu kualitas yg paling penting adalah Amanah, alias bisa dipercaya. lawan sifatnye Khianat, kayak kelakuan ketua PDIP Banten ini [imagetag]


SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive