SITUS BERITA TERBARU

Revisi UU Pilpres Distop, Ini Skenario Pilpres 2014

Friday, October 25, 2013

[imagetag]



Jakarta - DPR akhirnya memberhentikan pembahasan revisi UU Pilpres yang juga mengatur syarat pencalonan presiden. Dengan keputusan ini, ada beberapa skenario politik yang diprediksi bakal terjadi.

Yang pasti stopnya revisi UU Pilpres disebut menguntungkan beberapa parpol besar yang memiliki kepentingan pada pencalonan capres/cawapres. Disebutkan PDIP, Golkar dan Partai Demokrat berada di atas angin atas keputusan sidang paripurna DPR kemarin (24/10).

"Partai besar punya kepentingan untuk memasukkan capres dan cawapres," ujar pengamat politik Gun Gun Heryanto saat berbincang dengan detikcom, Kamis (24/10/2013).

Gun gun meramalkan akan ada 3 skenario politik yang terjadi di tahun 2014. Pertama, keputusan paripurna di DPR hanya akan melahirkan 3 pasang calon dengan perolehan suara terbanyak dimiliki oleh PDIP.

"Entah yang maju adalah Megawati atau Jokowi, PDIP bisa leading dengan asumsi suara minim yang diperoleh adalah 17 persen hingga 18 persen," terangnya.

Kedua, Gun Gun menyebut elektabilitas Prabowo di berbagai lembaga survei cukup tinggi. Dan di tahun 2014 merupakan kesempatan terakhir bagi mantan perwira AD itu untuk maju mencalonkan diri sebagai capres.

"Prabowo di tahun ini akan ngotot dan all out dan bisa maju jika berhasil mempengaruhi partai papan tengah," kata Gun gun.

Selanjutnya adalah konstelasi politik yang terjadi di Golkar dan PD. Seperti diketahui elektabilitas Golkar diberbagai survei tidak seiring sejalan dengan elektabilitas capres Aburizal Bakrie. Hal yang sama juga terjadi pada Partai Dmeokrat yang tidak memiliki calon yang kredibel setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Posisi Golkar memiliki modal politik, namun sayang capresnya sangat kropos. Secara psiko-politik Golkar-Demokrat lebih udah daripada PDIP-Golkar," jelasnya.

Khusus bagi PD, pengajar UIN Syarif Hidayatullah ini meramalkan angka perolehan nasional PD untuk pileg tidak jauh dari angka 10 persen. PD yang memenangi pileg dan pilres 2009 lalu itu, diyakini tidak memiliki calon yang kredibel meski telah melakukan konvensi capres.

"Menurut saya kalkulasi ini akan sangat ditentukan pada posisi Golkar dan PD yang akan mengisi slot terakhir," ucapnya.

Dengan penghentian RUU Pilpres maka ambang batas pencapresan yang lama, yaitu minimal perolehan 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional.



sumber
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive