Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan empat linting ganja dan dua butir ekstasi saat menggeledah ruang kerja Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, Kamis 3 Oktober lalu.
Namun, temuan barang haram itu belum dapat diverifikasi, apakah milik Akil atau bukan.
Mantan Deputi Pemberantasan Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN) Benny Mamoto menilai, KPK harus segera melakukan tes urine pada yang bersangkutan. Hal ini untuk memastikan apakah Akil mengkonsumsi narkoba atau tidak.
Seandainya hasil tesnya menyatakan positif, maka perlu dilakukan assesment untuk menentukan tingkat ketergantungannya. "Semua ini perlu dilakukan karena ada pengaruhnya dengan proses pemeriksaan," kata Benny kepada VIVAnews, Jumat 4 Oktober 2013.
Dia pun menuturkan pengalamannya dalam mengusut kasus narkoba yang melibatkan hakim, pilot, oknum TNI dan lain-lainnya. Menurutnya, saat masih dalam pengaruh narkoba, si pengguna cenderung berbohong dan tidak merasa bersalah. Tapi setelah pengaruhnya hilang, baru yang bersangkutan sadar atas apa yang terjadi.
"Lihat saja Afriani saat di TKP. Wajahnya tenang dan tidak merasa bersalah, tapi setelah lima hari kemudian histeris minta maaf dan menyesal," ujar Benny yang pensiun awal September lalu ini.
Afriani yang dimaksud Benny adalah Afriani Susanti, pengemudi "Xenia Maut" yang menabrak sejumlah pejalan kaki di Jakarta Pusat, 22 Januari 2012. Di bawah pengaruh narkoba dan minuman keras, Afriani menabrak pejalan kaki dan menyebabkan 9 orang tewas.
Diberitakan sebelumnya, Akil terjaring operasi tangkap tangan KPK, Rabu malam 2 Oktober lalu di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra III nomor 7 Jakarta. Dia diduga menerima suap untuk melicinkan dua perkara sengketa pilkada.
![[imagetag]](http://cdn.kaskus.com/images/2013/10/04/5750197_20131004050628.jpg)
Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news...lani-tes-urine
Terlepas dia memakai atau tidak memakai NARKOBA, beliau telah tertangkap tangan melakukan Korupsi,![[imagetag]](http://cdn.kaskus.com/images/smilies/berdukas.gif "Berduka (S)")
bagaimana bisa orang kayak gini yg pimpin peradilan tertinggi di INDONESIA
Namun, temuan barang haram itu belum dapat diverifikasi, apakah milik Akil atau bukan.
Mantan Deputi Pemberantasan Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN) Benny Mamoto menilai, KPK harus segera melakukan tes urine pada yang bersangkutan. Hal ini untuk memastikan apakah Akil mengkonsumsi narkoba atau tidak.
Seandainya hasil tesnya menyatakan positif, maka perlu dilakukan assesment untuk menentukan tingkat ketergantungannya. "Semua ini perlu dilakukan karena ada pengaruhnya dengan proses pemeriksaan," kata Benny kepada VIVAnews, Jumat 4 Oktober 2013.
Dia pun menuturkan pengalamannya dalam mengusut kasus narkoba yang melibatkan hakim, pilot, oknum TNI dan lain-lainnya. Menurutnya, saat masih dalam pengaruh narkoba, si pengguna cenderung berbohong dan tidak merasa bersalah. Tapi setelah pengaruhnya hilang, baru yang bersangkutan sadar atas apa yang terjadi.
"Lihat saja Afriani saat di TKP. Wajahnya tenang dan tidak merasa bersalah, tapi setelah lima hari kemudian histeris minta maaf dan menyesal," ujar Benny yang pensiun awal September lalu ini.
Afriani yang dimaksud Benny adalah Afriani Susanti, pengemudi "Xenia Maut" yang menabrak sejumlah pejalan kaki di Jakarta Pusat, 22 Januari 2012. Di bawah pengaruh narkoba dan minuman keras, Afriani menabrak pejalan kaki dan menyebabkan 9 orang tewas.
Diberitakan sebelumnya, Akil terjaring operasi tangkap tangan KPK, Rabu malam 2 Oktober lalu di rumah dinasnya di Jalan Widya Chandra III nomor 7 Jakarta. Dia diduga menerima suap untuk melicinkan dua perkara sengketa pilkada.
Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news...lani-tes-urine
Terlepas dia memakai atau tidak memakai NARKOBA, beliau telah tertangkap tangan melakukan Korupsi,
bagaimana bisa orang kayak gini yg pimpin peradilan tertinggi di INDONESIA
