SITUS BERITA TERBARU

[Kisah Inspiratif Wawan, Miliuner lewat Dinasti] Lobi Golok Tender Miliaran

Monday, October 14, 2013
Quote:
Sejak putrinya, Ratu Atut Chosiyah menjabat wakil gubernur Banten mendampingi Djoko Munandar, Chasan Sochib telah memegang beberapa proyek, termasuk pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banten senilai Rp 62 miliar lewat PT Sinar Ciomas Raya.

Pembangunan gedung itu tak kunjung rampung meski telah jatuh tempo. Ujung-ujungnya Djoko menyuruh menghentikan proyek itu. Karier Atut menanjak dan memimpin Banten setelah Djoko terlibat korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanjar Daerah Provinsi Banten 2003 sebesar Rp 13 miliar.

Menurut seorang penggiat antikorupsi di Kota Serang, Chasan kerap menggunakan kekerasan buat memperoleh proyek. Meski nilai dia ajukan jauh di atas angka normal, dia tetap menang tender. "Dia kerap mengirim jawara berbaju hitam," kata sumber merdeka.com mendapat cerita dari seorang kontraktor pernah diintimidasi Chasan.

Setelah dia meninggal, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan menggantikan posisi ayahnya itu. Dia menjadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Banten. Seorang sumber di Kadin mengungkapkan semua proyek Provinsi Banten senilai puluhan hingga ratusan miliar di bawah kendali Wawan.

Wawan memang jarang turun, namun dia mempunyai kaki tangan menangani proyek miliaran itu. "Siapa tak kenal Wawan, dia pemegang proyek di sini. Hampir semua proyek provinsi dikerjakan oleh dia," ujarnya.

Ibarat pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Begitu pula Wawan. Kelakuannya hampir sama seperti almarhum ayahnya, Chasan Sochib. Wawan tak segan mengirim pasukan hitam-hitam jika ada orang mengkritik proyeknya.

Sepekan sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi menagkap tangan Wawan, pasukan kirimannya membakar kantor Forum Pembela Kebenaran (Forpek) di Kota Serang. Pembakaran itu buntut dari demonstrasi oleh organisasi itu dua hari sebelumnya.

Dalam unjuk rasa ini, Forpek menuntut kantor Wawan, PT Buana Wardhana Utama, bertanggung jawab atas proyek baru dikerjakan sepuluh persen. "Temuan BPK di dua dinas, Dinas Bina Marga dan SDAP, terindikasi kerugian Rp 6 miliar," ujar Ketua Umum Forpek Tubagus Delly Suhendar saat dihubungi melalui telepon selulernya Rabu pekan lalu.

Sehabis berdemonstrasi, Deli diancam untuk menemui orang kepercayaan Wawan bernama Lilik. Lantaran tidak ditanggapi, 150 orang berseragam serba hitam mendatangi kantornya di kawasan Kaloran Pena, Kota Serang. Mereka membakar bangku dan menghancurkan kaca jendela. "Saya langsung lapor ke polisi dan lima orang sudah ditetapkan sebagai tersangka," tuturnya.

Wawan memang sedikit mengubah cara ayahnya. Kalau Chasan kerap menggunakan golok untuk mendapat tender miliaran, Wawan lebih profesional. Suami dari Walikota Tangerang Selatan Airin Rahmy Diany ini memakai orang-orangnya di Kadin buat menutupi proyek dengan sejumlah uang. Bahkan, media lokal juga ikut terguyur fulus.

Seorang penggiat antirasuah dari Kota Serang membisikkan kaki tangan Wawan bernama Dedi Suwandi, Dadang, dan Fitron menguasai semua proyek di kabupaten. Misalnya pembangunan jalan bernilai puluhan miliar rupiah di Kabupaten Pandegelang. "Kalau jawara digunakan untuk mengamankan proyek. Mereka mengawasi di lokasi proyek," kata sumber merdeka.com.

Dihubungi secara terpisah, Fitron membantah terkait kelakuan sahabatnya itu. Dia berkilah menjadi pengendali proyek milik Wawan. Namun dia mengakui saban bulan bertemu Wawan untuk bertukar pikiran. "Kadang kalau beliau ada di Serang suka manggil saya. Kalau saya ke Jakarta mampir ke kantor beliau," ujar dosen Administrasi Negara di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten.

sembur

Quote:
Nama Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan akan sulit ditemui dalam administrasi pemerintahan terkait proyek mercusuar di Provinsi Banten. Namun adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ini telah lama menjadi buah bibir di seantero Banten. Wawan dikenal sebagai gubernur bayangan.

Dia memegang kendali proyek berjumlah hingga ratusan miliar di Banten. Dia mengepalai Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Swasta. Sehingga bisa menunjuk langsung siapa pegawai negeri berhak menduduki posisi penting di Provinsi Banten.

"Wawan itu gubernurnya, ibaratnya gubernur bayangan. Atut cuma boneka," kata seorang pemuka masyarakat Banten terhitung masih kerabat dengan Chasan Sochib, ayah kandung Atut.

Atut kerap meminta masukan kepada Wawan untuk menempatkan pejabat. Wawan juga penyandang dana bagi Atut. Dia disebut-sebut sebagai pencari fulus untuk memperpanjang dinasti Chasan di Banten.

"Ibaratnya dia itu bank. Jadi setiap saudaranya maju pemilihan kepala daerah, uangnya digunakan untuk pemenangan," kata seorang sumber merdeka.com. Kabarnya untuk memenangkan istrinya sebagai wali kota Tangerang Selatan, Wawan menggelontorkan Rp 72 miliar.

Sumber lain dari Kamar Dagang dan Industri Provinsi Banten mengatakan seluruh proyek di sana harus melalui Wawan. "Iya, 80 persen proyek provinsi dikerjakan dia," ujarnya. Dia mengungkapkan wawan jarang turun buat menggarap proyek-proyek kecil. Dia baru terjun langsung jika nilai proyek di atas Rp 20 miliar.

Wawan memang disegani di kalangan Kadin Provinsi Banten hingga kabupaten. Dia juga dinilai sangat baik terhadap teman-temannya di Kadin. Untuk mengindikasi adanya dugaan permainan dalam proyek memang sulit diungkap. Sebab, Wawan bermain begitu rapih dalam setiap tender proyek skala besar.

Seorang pengusaha konstruksi membisikkan Wawan bakal segera memasukkan lima perusahaannya dalam tiap tender digelar lewat Layanan Pengadaan Secara Elektronik. Dia kerap bermain dalam proyek milik Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pendidikan. "Dia kenal dekat dengan panitia lelang di beberapa Kementerian," tuturnya.

Meski begitu, Wawan tidak berkutik di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Masalahnya, di dua daerah itu dinastinya tidak menjabat kepala pemerintahan.

Selain dikenal pintar mensiasati pemenangan proyek pengadaan, Wawan juga serakah untuk menguasai semua proyek besar. Contohnya di Tangerang Selatan. Kadin wilayah ini hanya menjadi penonton proyek dimenangi oleh Wawan.

Dia leluasa mencoret kertas pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh masing-masing dinas. Jika nilainya di atas Rp 5 miliar, Wawan menguasai proyek itu. "Kalau di bawah itu, itu yang dilelang," katanya. Pengusaha konstruksi anggota Kadin hanya diberikan proyek sisa dan bukan proyek besar seperti dimakan Wawan.

Anggota Kadin di Tangerang mengatakan Wawan kerap bermain dalam proyek didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Biasanya yang diborong oleh Wawan ialah proyek infrastruktur di wilayah tempat keluarganya menjabat.

Juru bicara Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Denny Rosna, membantah jika Wawan disebut gubernur bayangan dan kerap menunjuk pejabat penting dalam pemerintahan kakaknya. Dia menegaskan jika salah satu keluarga Atut maju dalam pemilihan kepala daerah memakai dana sendiri. "Enggak benar, karena setiap keluarga punya kapasitas masing-masing," kata Denny.

sembur


Selamat belajar, moga2 garasi agan2 cepet penuh dgn mobil2 mewah [imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive