SITUS BERITA TERBARU

Jangan Sirik, Jangan Pitnah Ratu Atut. Kekayaanya Kebanyakan dari Warisan Ayahnya

Saturday, October 12, 2013
Juru bicara Atut sebut harta bosnya bertambah karena warisan
Sabtu, 12 Oktober 2013 13:19

[imagetag]
Ratu Atut Chosiyah usai diperiksa KPK

Juru bicara Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Fitron Nur Ikhsan menduga naiknya kekayaan atasannya secara signifikan berasal dari harta warisan. Ayah Atut, TB H Chasan Sochib meninggalkan banyak tanah kepada putrinya. "Kenaikan harta Atut itu kan orang tuanya meninggal. Lalu ada pembagian waris, ada peningkatan harta terutama di tanah. Ada pembagian warisan orang tuanya," terang Fitron dalam diskusi polemik 'Dinasti Atut Cenat Cenut', di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (12/10). Namun untuk memastikan, dia menyarankan agar dicek terlebih dulu ke Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Banten. "Saya soal LHKP konfirmasi ke Setda. Saya enggak tahu," tutupnya.

Dari data diakses merdeka.com melalui laman situs www.accch.kpk.go.id, pada Jumat (4/10), jumlah harta Atut pada 2006 diketahui hampir mencapai Rp 42 miliar, atau tepatnya Rp 41.937.757.80. Laporan itu terdiri 21 halaman. Dalam laporan itu, Atut yang juga kakak kandung tersangka kasus dugaan suap pengurusan sengketa pemilihan Bupati Lebak, Banten, Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan, tercantum memiliki harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan mencapai Rp 19,160 miliar. Aset itu berjumlah sekitar 122 dan tersebar di Bandung, Cirebon, Serang, Pandeglang, dan Jakarta Barat.
http://www.merdeka.com/peristiwa/jur...a-warisan.html

Terakhir Lapor Tahun 2006, Berapa Kekayaan Ratu Atut Sekarang?
Selasa, 08/10/2013 16:25 WIB

Jakarta - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK melapor pada Oktober 2006. Kala itu, dia masih jadi wakil gubernur Banten. Berapa hartanya sekarang? Tak ada informasi di situs LHKPN milik KPK soal kekayaannya saat ini. Yang muncul, hanya laporan Oktober 2006 berjumlah Rp 41,93 miliar dan Oktober 2002 yang jumlahnya Rp 30,63 miliar. Petunjuk soal kekayaannya yang lebih terkini bisa dilihat dari LHKPN sang suami, Hikmat Tomet (58), yang kini duduk di Komisi V DPR. Dia terakhir melaporkan harta pada tahun 2009, saat hendak maju sebagai anggota DPR.

Seorang pejabat dari Direktorat LHKPN KPK mengatakan, harta seorang suami dan istri yang menjadi penyelenggara negara lazimnya sama. Karena, dalam pelaporannya, baik si suami maupun istri, harus juga mencantumkan harta milik pasangan masing-masing dan anak yang masih dalam tanggungan. Artinya, harta Atut dan Hikmat idealnya tak akan berbeda bila dilaporkan dalam waktu yang sama. "Kalau beda itu berarti waktu pelaporannya beda. Selisih sehari saja bisa jadi beda," terang pejabat tersebut.

Lalu, berapa harta Hikmat Tomet pada tahun 2009? Dalam data yang bisa diakses di KPK, nilai total kekayaannya mencapai Rp 33,857 miliar. Nilai itu terdiri dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan sebesar Rp 15,675 miliar, lalu harta bergerak berupa mobil, truk dan motor senilai Rp 5,99 miliar. Hikmat juga mempunyai harta bergerak lainnya berupa logam mulia senilai Rp 6,8 miliar dan surat berharga Rp 3,8 miliar. Dia juga memiliki giro setara kas Rp 1,5 miliar
http://news.detik..com/read/2013/10/...-atut-sekarang

Gubernur Banten merasa dirugikan dengan pemberitaan Dinasti Atut
Sabtu, 12 Oktober 2013 10:18

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah berkeluh kesah kepada juru bicaranya Fitron Nur Ikhsan. Atut merasa teraniaya oleh opini miring terhadap dirinya dan keluarganya. Menurut Atut, tidak salah jika keluarganya masuk ke pemerintahan sebab tidak ada aturan dan undang-undang yang melarang anggota keluarga masuk ke dalam pemerintahan di daerahnya. "Bu Atut bilang kenapa dia tidak diberikan celah secara konstitusional secara adil, konstitusi tidak melarang ini. Tolong berikan lubang kecil kepada saya kalau enggak bisa di kasih pintu," kata Atut seperti yang ditirukan Fitron di diskusi Warung Daun "Dinasti Atut Cenat-Cenut", Jakarta, Sabtu (12/10).

Menurut Fitron, seharusnya Atut tidak disalahkan tetapi aturan politik dinasti. Menurutnya, yang harus dibenahi adalah aturan soal dinasti tersebut. Dia pun menyalahkan DPR yang reaktif menanggapi kasus Atut tersebut. "Kalau menginginkan perubahan serius, kan konstitusi tidak melarang ini, kalau mau merubah alamat perubahan ini fokus kepada konstitusi, sampai hari ini perdebatan enggak selesai di DPR." tutupnya.
http://www.merdeka.com/peristiwa/gub...asti-atut.html

Golkar Tuding SBY Sengaja Mainkan Kasus Atut
Sabtu, 12 Oktober 2013 | 12:30 WIB

inilah..com, Jakarta - Partai Golkar menuding ada upaya menjatuhkan Golkar melalui berbagai kasus. Bahkan, Presiden SBY sempat menyindir dinasti politik Gubernur Ratu Atut. Partai Golkar menilai Presiden SBYsengaja ingin menghancurkan Golkar lewat kasus suap Hakim Konstitusi (MK) nonaktif Akil Mochtar. Hal ini juga diperkuat setelah SBY menyinggung adanya politik dinasti di Provinsi Banten. "Agak aneh kalau Presiden SBY menggiring kasus ini. Terlihat sekali ada kepentingan politik Partai Demokrat yang merugikan Golkar melalui kasus ini," ujar Ketua DPP Partai Golkar, Indra J Piliang dalam sebuah diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (12/10/2013).

Golkar saat ini sedang merintis kejayaannya untuk Pemilu 2014. Hal ini sudah terlihat dari berbagai hasil survei dimana Golkar selalu ditempatkan di dalam tiga besar. Namun kejayaan ini mengusik Partai Demokrat. Indra menjelaskan, SBY ingin mencoba merebutnya lewat kasus suap yang menyeret beberapa kader Golkar. "Dengan sinyalemen presiden itu, seolah memberikan dampak karena Banten basisnya Golkar, kemudian presiden ikut bicara. Ini kenapa," tandasnya. Diberitakan sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyindir dinasti politik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

SBY sempat menyinggung dinasti politik yang dibangun oleh kepada daerah diwilayahnya masing-masing. Sindiran ini tentu ditujukan kepada Gubernur Banten Ratu Atut yang secara jelas telah membangun dinasti politiknya. "Meskipun UUD maupun UU tidak pernah membatasi siapa menjadi apa posisi di pemerintahan apakah ayah ibu, anak, adik itu menduduki posisi-posisi di jajaran pemerintahan tetapi saya kira, kitalah yang mesti memiliki norma batas kepatutan. Yang patut itu seperti apa, yang tidak patut juga seperti apa," jelas SBY dalam keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (11/10/2013).
http://nasional.inilah..com/read/det...t#.Ulj1nidU32Q

Golkar sebut SBY juga lakukan politik dinasti seperti Ratu Atut
Sabtu, 12 Oktober 2013 13:16

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyindir politik dinasti yang dilakukan Ratu Atut di Banten. SBY mengingatkan jajaran pemerintahan khususnya di daerah dan juga masyarakat untuk menghindari monopoli dan konsentrasi kekuasaan yang dapat dibarengi dengan kepentingan ekonomi karena dapat mengakibatkan dampak buruk. Namun pernyataan SBY tersebut segera dibalas oleh Golkar. Bahkan Golkar juga menuding SBY juga melakukan hal yang sama, yakni politik dinasti. "Kita melihat juga keprihatinan presiden, hubungan pusat-daerah harus dilihat. Kontrol pusat seperti apa terhadap daerah, yang dipilih itu kan hanya kepalanya dan wakilnya. Sinyalemen dari presiden memberikan dampak, seolah-olah birokrasi di daerah sama sekali diabaikan, apa kerja presiden mencoba mengiring opini publik," jelas Ketua Balitbang DPP Golkar, Indra J Piliang saat diskusi warung daun diskusi Polemik 'Dinasti Atut Cenat cenut', Warung Daun, Jakarta, Sabtu (12/10).

Lebih detailnya, SBY dituding sebagai orang memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan politik. Padahal SBY lewat dinasti politiknya melakukan hal yang serupa. "Bahwa terlihat ada kepentingan Demokrat dengan memarjinalkan partai Golar dengan menggiring opini irasional. Anaknya menjadi sekjen itu bukan sebuah pemilihan itu penunjukan langsung," tutupnya. Sebelumnya, SBY menyebut meski Undang-Undang Dasar atau juga undang-undang tidak pernah membatasi siapa menjadi apa dalam posisi di pemerintahan apakah ayah, ibu, anak, adik segala macam menduduki posisi di jajaran pemerintahan tetapi mesti memiliki norma batas kepatutan. "Yang berbahaya apabila menyatu antara kekuasaan politik dengan kekuasaan untuk melaksanakan bisnis. Godaan besar dan bisa terjadi penyimpangan. Saya ingatkan di era desentralisasi dan otonomi daerah, seolah kekuasaan daerah lebih besar maka sekali lagi berhati-hati dalam menggunakan kekuasaan yang patut sebab bisa melebihi kepatutan dan godaan akan datang. Kekuasaan di satu orang atau satu keluarga memiliki kecenderungan untuk disalahgunakan," paparnya. Presiden mengajak masyarakat membangun kehidupan bernegara yang baik. "Bila itu wajar dan patut insya Allah tidak membawa keburukan apapun. Masyarakat juga hendaknya lebih aktif," kata Presiden.
http://www.merdeka.com/politik/golka...ratu-atut.html

Harta dan Tahta Dinasti Ratu Atut Chosiyah
Rabu, 9 Oktober 2013, 19:22 wib

VIVAnews - Peluru yang ditembakkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Tubagus Chaeri Wardhana menggoyang dinasti kekuasaan Ratu Atut Chosiyah, Gubernur Banten. KPK mencegah bepergian keluar negeri Ratu Atut dan adik iparnya Airin Rachmi Diany yang juga Wali Kota Tangerang Selatan. Tubagus atau yang biasa disapa Wawan adalah adik kandung Ratu Atut, sekaligus suami Airin. Dia ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar senilai Rp1 miliar, melalui pengacara Susi Tur Andayani (STA), untuk memuluskan perkara sengketa pilkada di Lebak, Banten.

Juru bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, Rabu 9 Oktober 2013, penyidik akan memeriksa Ratu Atut pada Jumat 11 Oktober mendatang sebagai saksi untuk kasus yang menjerat adiknya itu. "Surat panggilan sudah dikirim kepada Ratu Atut sebagai saksi untuk tersangka STA," kata Johan. Penetapan Wawan sebagai tersangka penyuap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) nonaktif Akil Mochtar, membuat keluarga besar Ratu Atut jadi sorotan media massa. Sebagai turunan 'jawara' Banten Chasan Sochib, Ratu Atut dan anggota keluarga lainnya memang 'dianugerahi' harta melimpah. Tak hanya itu, keluarga ini pun menguasai sejumlah jabatan strategis di Banten.

Ratu Atut yang menjadi Gubernur Banten sejak 2006 itu terakhir kali melaporkan harta kekayaannya ke KPK pada 6 Oktober 2006. Kala itu dia menjadi pelaksana gubernur. Padahal, aturannya setiap pejabat harus melaporkan perubahan harta mereka setiap dua tahun sekali. Di catatan LHKPN KPK 2006 itu, Ratu Atut punya total kekayaan nyaris Rp42 miliar, yakni Rp41,937 miliar. Harta Ratu Atut ini, antara lain, terdiri dari harta tak bergerak berupa tanah dan bangunan. Dia memiliki sejumlah bidang tanah dan bangunan yang tersebar di sejumlah tempat, seperti Serang, Bandung, Cirebon, dan Jakarta. Adapun nilai total harta tak bergerak ini mencapai Rp19.160.418.750.

Selain itu, kekayaan Ratu Atut juga tersimpan dalam bentuk harta bergerak, yakni mobil dan motor. Total nilai mobil dan motornya adalah Rp3,93 miliar. Harta bergerak lainnya--logam mulia dan batu mulia--senilai Rp8,22 miliar. Surat berharga Rp7,85 miliar dan giro Rp2,77 miliar. Jumlah harta adik Ratu Atut, Wawan lebih mencengangkan. Dalam penggelahan Kamis 3 Oktober lalu, penyidik KPK menyegel sejumlah mobil mewah di kediamannya, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta. Di garasi rumah yang berdiri di atas lahan nyaris 1 hektare itu, berderet dua unit Ferrari warna merah dengan pelat nomor B 888 CNW dan B 888 GES, Rolls Royce warna hitam B 888

CHW, Lamborghini Aventandor warna putih B 888 WHN, Nissan GTR warna putih, satu Bentley warna hitam B 888 GIF, sedan Lexus hitam, Toyota Kijang Innova B 1558 RSY, Toyota Land Cruiser Prado B 1978 RF, Toyota Land Cruiser hitam B 888 TCW, dan Toyota Camry. Selain itu, penyidik pun menemukan sekitar 200 sertifikat tanah. Jumlah sertifikat ini lebih banyak dibandingkan tanah yang dilaporkan Airin, istri Wawan, ke KPK 24 Agustus 2010. Sebagai wali kota, Airin memang termasuk daftar pejabat yang wajib melaporkan hartanya.

Data yang diperoleh, Airin baru melaporkan 102 tanah miliknya ke KPK. Total nilai harta Airin dari tanah-tanah tersebut--berdasarkan data LHKPN-- mencapai Rp59,810 miliar. Sementara total kekayaannya yang dia laporkan ke KPK adalah Rp103, 944 miliar. Lihat daftar tanah Airin di tautan ini. KPK juga punya catatan harta suami Ratu Atut, Hikmat Tomet. Anggota DPR itu memiliki harta yang lebih sedikit dari istrinya. Pada LHKPN 30 Oktober 2009, Hikmat punya harta Rp33,856 miliar. Kepada KPK, dia melaporkan juga harta berupa tanah dan bangunan di 43 lokasi.

Sementara itu, anak Ratu Atut yang juga anggota DPD, Andika Hazrumy pun memiliki 25 koleksi tanah. Berdasarkan LHKPN tanggal 1 Desember 2009, Andika punya harta sekitar Rp19,6 miliar. Selain itu, KPK juga mencatat harta milik anggota dinasti Atut lain, yakni Heryani. Ibu tiri Ratu Atut ini menjabat sebagai Wakil Bupati Pandeglang. Dalam LHKPN 15 Juli 2010, Heryani memiliki total harta kekayaan sebesar Rp26,512 miliar dengan koleksi tanah mencapai 25 lokasi.

Dinasti Ratu Atut
Bukan rahasia lagi bahwa anggota keluarga besar Ratu Atut menduduki jabatan-jabatan penting di jajaran eksekutif dan legislatif Provinsi Banten dikuasai dinasti Atut, mulai dari suami, adik, ipar, anak, dan menantunya. Bahkan cengkeram dinasti Atut juga sampai ke tingkat pusat.

Jabatan Eksekutif
1. Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah
2. Walikota Serang Tubagus Haerul Jaman (adik Atut)
3. Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah (adik Atut)
4. Wakil Bupati Pandeglang Heryani (ibu tiri Atut)
5. Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany (adik ipar Atut)

Jabatan Legislatif
1. Anggota DPR RI Hikmat Tomet (suami Atut)
2. Anggota DPD RI Andika Hazrumy (anak Atut)
3. Anggota DPRD Banten Aden Absul Khaliq (adik ipar Atut)
4. Anggota DPRD Kota Serang Ratna Komalasari (ibu tiri Atut)
5. Wakil Ketua DPRD Kota Serang Ade Rossi Chairunnisa (menantu Atut)

Partai Golkar
1. Ketua DPD II Provinsi Banten Hikmat Tomet (suami Atut)
2. Ketua DPD II Kota Serang Ratu Lilis Kadarwati (adik tiri Atut)
3. Ketua DPD Kabupaten Pandeglang Ratu Tatu (adik Atut)
4. Angkatan Muda Partai Golkar Tubagus Chaeri Wardhana (adik Atut)

Daftar Caleg 2014
1. Hikmat Tomet (suami Atut)
2. Andika Hazrumy (anak Atut), caleg nomor urut , Dapil Banten 1 (Pandeglang dan Lebak)
3. Ade Rossi Chairunnisa (menantu Atut, caleg DPRD Banten, Dapil Serang
4. Andiara Aprilia Hikmat (anak perempuan Atut), caleg DPD asal Banten
5. Tanto Warsini Arban (menantu Atut), caleg DPRD nomor urut 1, Dapil Banten 7
6. Aden Abdul Khaliq (adik Airin Rachmi Diani, adik ipar Atut), caleg DPRD Banten, Dapil Banten

Awal mula 'musibah'
Setelah adiknya ditangkap, Ratu Atut langsung menggelar rapat besar dengan mengundang semua keluarga besar, Senin 7 Oktober lalu. Di hari yang sama, Ratu Atut juga menggelar istigasah di Masjid Baitussolihin, Kota Serang. Dalam sambutannya, wanita kelahiran Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962 itu meminta para jemaah untuk mendoakan adiknya, Wawan yang sudah berada di balik bui Rumah Tahanan KPK. "Istigasah ini dalam rangka peringatan HUT Banten ke-13 dan meminta doa dan keikhlasannya atas musibah yang menimpa keluarga besar, khususnya adik saya Tubagus Chaeri Wardana agar diberikan ketabahan dan kemudahan dalam proses hukumnya" kata Ratu Atut. Sebelum itu, keluarga besar Ratu Atut pun menggelar pengajian di rumah Wawan-Airin, di Jalan Denpasar, Jumat 4 Oktober lalu.

Kasus suap yang disebut 'musibah' oleh Ratu Atut itu berawal dari operasi tangkap tangan KPK terhadap Ketua MK Akil Mochtar Rabu malam, 2 Oktober lalu. Akil ditangkap di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra III nomor 7, Jakarta karena diduga menerima uang Rp3 miliar dari pengusaha Cornelis Nalau. Pengusaha yang datang ke rumah Akil itu ikut diciduk KPK bersama anggota Komisi II DPR dari Fraksi Golkar Chairun Nisa. KPK menduga, uang suap itu terkait dengan perkara sengkata pilkada di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Penyidik juga menangkap Bupati Gunung Mas Hambit Bintih di Hotel Red Top Jakarta.

Rupanya di hari yang sama, Akil pun diduga menerima suap dari perkara sengketa pilkada lain, yaitu pilkada di Lebak, Banten. Akil diduga menerima uang dari pengusaha Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan. Namun, Wawan tidak menyerahkan langsung kepada Akil. KPK menduga, uang tersebut diserahkan melalui Susi, pengacara yang dikenal Akil. "Uang itu dimasukkan dalam travel bag warna biru yang kemudian dibawa STA," jelas Ketua KPK Abraham Samad, pekan lalu.

Susi sempat menyimpan uang itu di kediaman orangtuanya di Tebet, Jakarta. Semula, uang ini akan diserahkan ke Akil. "Tapi, sekitar pukul 15.00 WIB, STA pergi ke Lebak. Tim penyidik megikutinya dan menangkap STA di sana." Setelah itu, penyidik kemudian menangkap Wawan di rumahnya di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. Tim penyidik juga mendatangi kediaman orangtua susi di Tebet dan menyita uang Rp1 miliar dalam pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu.
http://fokus.news.viva.co.id/news/re...-atut-chosiyah

KPK Pastikan Akan Telusuri Harta Ratu Atut
Jum'at, 11 Oktober 2013 , 22:18:00

JAKARTA--Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad memastikan pihaknya akan menelusuri sumber kekayaan Gubernur Banten Ratu Atut. Hal ini disampaikan Abraham saat ditemui di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, (11/10). "Kita telusuri semua apa yang berkembang dalam penyidikan," kata Abraham. Ratu Atut diperiksa KPK sebagai saksi terkait kasus dugaan suap di Mahkamah Konstitusi (MK) yang melibatkan adiknya Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan. Abraham menyatakan Atut tidak ditahan KPK karena masih berstatus saksi. "Enggak (ditahan). Kan itu masih saksi. Saya rasa pulang," kata Abraham.

Nama Dinasti Ratu Atut dan kekayaan bisnisnya yang menggurita telah terkenal sejak lama. Pada tahun 2002, nama Ratu Atut termasuk dalam daftar 25 gubernur terkaya di Indonesia dengan kekayaan Rp 17 miliar. Sedangkan pada 2006, kekayaannya bertambah hampir mencapai Rp 42 miliar atau sekitar Rp 41,9 miliar. Kekayaan Atut itu tertera di laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di KPK. Hingga saat ini, Atut belum melaporkan kembali jumlah kekayaannya.
http://www.jpnn.com/read/2013/10/11/...rta-Ratu-Atut-

-----------------------------

Jangan pitnah Ratu atut, nanti ente kualat ... atau kena santet!


[imagetag]:
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive