SITUS BERITA TERBARU

Jadi Pemuda Jangan Bermental Kerupuk

Saturday, October 26, 2013
Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 ini jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang. Dengan jumlah dan pontesi yang dimiliki, kaum muda Indonesia seharusnya tampil di depan dan ambil bagian untuk kemajuan bangsa. Hal itu ditegaskan.
[imagetag]
Profesor Riset Bidang Perkembangan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini menyatakan, pemuda Indonesia memiliki potensi untuk banyak berbuat, tidak hanya di level nasional, tapi juga internasional.

Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pemuda Indonesia yang menjadi juara olimpiade fisika atau matematika internasional. Namun, karena diimingi warga negara asing, banyak di antaranya yang menetap di luar negeri.

"Ini yang saya sebut makna baru dalam Sumpah Pemuda, bagaimana kita menanamkan kepada anak jangan jual dirimu, jangan jual bangsamu. Ambil ilmunya balik lagi ke sini, gunakan segala teknologi yang ada di negara lain untuk diberikan kepada bangsa ini," kata Pengamat Politik Hermawan Sulistyo dalam diskusi 'Pemuda Indonesia Perlu Sumpah Apalagi Kita?' yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWIR) di kawasan Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (26/10/13).

Pria yang disebut sebagai Profesor Provokator Reformasi ini, menyatakan yang dibutuhkan Indonesia sekarang adalah seorang pemimpin yang mampu menggerakan kaum muda agar tampil. Saat ini, kata Hermawan tidak ada pemimpin dan motivator bangsa.

"Kendalanya satu, kita nggak ada pemimpin. Yang ada hanya pejabat, tapi tidak ada pemimpin yang memiliki visi dan misi. Sementara untuk motivator yang ada motivator perusahaan, tapi tidak ada motivator bangsa seperti Soekarno dan Hatta," jelasnya.

Selain pemimpin dan motivator, pemuda Indonesia sendiri seharusnya ditempa dengan berbagai perjuangan. Menurutnya, tidak ada pemimpin besar yang semasa mudanya hanya duduk tanpa berbuat apapun.

"Pemuda harusnya jangan dijadikan kerupuk. Nelson Mandela (mantan presiden Afrika Selatan) ditahan 30 tahun penjara dan saat keluar menjadi macan. Pemuda harusnya diasah dengan perjuangan. Hajar dan jangan diam anak muda," tegas pria yang akrab disapa Kikiek Haryodo ini.

Jumlah kaum muda yang banyak, dan diantaranya terdapat sekitar 12 persen pemilih pemula, menjelang Pemilu 2014 tidak ada satupun partai yang mampu menggarap para pemuda. Partai politik saat ini lebih memilih untuk mendatangi tokoh agama, pekerja seni dan lainnya.

"Kalau mau menang rebut hati anak muda ini. Sudah pasti bakal jadi partai paling besar," cetusnya.

Menurut Hermawan, jika tokoh partai cerdik, tidak sulit untuk menggarap kaum muda terutama para pemilih pemula. Elit politik hanya perlu mendengar dan berfikir untuk kaum muda.

"Sekadar dengerin saja, contoh banyak yang trek-trekan, datengin, minta untuk balapan di Sentul. Ajak teman-temannya untuk balapan di sana, pasti mau. Ini contoh saja," jelasnya.

Dalam diskusi memperingati Hari Sumpah Pemuda, Ketua Umum PWRI Hussen Gani Maricar menyatakan, kaum muda harus berani menjawab berbagai tatangan dan persoalan yang ada saat ini. Menurutnya, tiap zaman memiliki tantangan yang berbeda.

"Meski begitu pemuda harus tetap punya sikap, dan keberanian mengantisipasi tantangan yang ada," katanya.

Menurut Hussen Peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober harus menjadi momentum kebangkitan pemuda dan bangsa. Apalagi saat ini globalisasi sudah berada di depa mata.

"Bagaimana bangsa kita punya harga diri, dan punya kebanggaan," pungkasnya.
sumber
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive