SITUS BERITA TERBARU

CPO dan Karet ditolak APEC masuk list komoditas akrab lingkungan

Sunday, October 6, 2013
NUSA DUA-Pemerintah Indonesia mengubah pendekatan berkaitan produk perkebunan dalam APEC menjadi mendorong prakarsa promosi produk tersebut yang memenuhi kriteria menyejahterakan masyarakat.

Pendekatan yang dinilai lebih konseptual itu didorong setelah produk perkebunan, seperti kelapa sawit (CPO) dan karet, tidak diterima oleh anggota APEC untuk dimasukkan ke dalam daftar produk akrab lingkungan.

"Kita tetap dorong (prakarsa promosi) di APEC. Ini lebih konseptual," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo dalam jumpa pers usai penutupan Pertemuan Pejabat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Nusa Dua Bali, Rabu.

Kriteria yang menyejahterakan masyarakat itu adalah pertumbuhan berkelanjutan, pembangunan perdesaan, dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan.

Artinya, produk tersebut dilihat dari apa manfaat langsung yang dinikmati masyarakat, khususnya di desa karena CPO dan karet tidak hanya milik perusahaan besar, tetapi juga masyarakat kecil melalui perkebunan plasma.

Selain itu, CPO juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan biodisel yang bisa dimanfaatkan sebagai energi terbarukan yang akrab dengan lingkungan.

Dikatakannya perincian pendekatan itu akan diselesaikan tahun ini.

"Buat kita yang penting disetujui. Ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesejahteraan," katanya.

Sebelumnya, Iman menjelaskan bahwa upaya pemerintah memasukkan CPO dan karet dalam daftar akrab lingkungan tidak diterima anggota karena itu membutuhkan negosiasi yang panjang dan tidak biasa.

Iman menjelaskan bahwa pada tahun lalu APEC sepakat memasukkan 54 komoditas dalam daftar produk akrab lingkungan dan CPO tidak termasuk di dalamnya. Tahun ini Indonesia mengusulkan agar CPO dimasukkan, namun anggota APEC lainnya tidak menerimanya.

"Mereka tidak bilang CPO tidak akrab lingkungan. Mereka hanya keberatan di proses," katanya.

sumber

yg mengherankan pemerintah SiBeYe kok terus dorong akselerasi pada produk yg basisnya natres based.[imagetag]
produk seperti ini harganya relatif lebih rendah dari produk-produk yg basisnya industrial based yg mengarah pada inovasi dan teknologi.[imagetag]
kalau mau mensejahterakan rakyat dan menjadikan Indonesia maju, produk industrial based lebih penting untuk diperhatikan ketimbang macam CPO dan karet yg kedepannya harganya akan terus turun, apalagi peaknya CPO udah lewat(2011).[imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive