SITUS BERITA TERBARU

Trail Adventure Enduro - Kasus Tewasnya Ekspatriat, Peserta dan Panitia Kurang Siap !

Tuesday, September 3, 2013
Trail Adventure Enduro - Kasus Tewasnya Ekspatriat Adventure Balikpapan Panitia dan Peserta Sama Kurang Siap

[imagetag]


Kasus tewasnya ekpatrian Michael Andrian Headley, 35, ketika mengikuti Two Days Adventure di Balikpapan, Kaltim cukup mencoreng dunia adventure Indonesia.

Insiden ini merupakan yang termasuk paling berat dalam sejarah dunia adventure Indonesia yang tengah berkembang.

Menilik kasus ini pecinta adventure Indonesia berharap panitia bisa mengambil hikmah dan memperbaiki agar tidak terjadi hal serupa di event mendatang.

Menurut krosser senior yang juga adventurer kawakan Pieter Tanujaya, peristiwa seperti ini seharusnya bisa dihindari. "Dalam kasus ini panitia dan peserta nampaknya kurang persiapan," kata Pieter dihubungi krosser-online.com Selasa (20/2) siang.

Pieter yang sudah malang melintang di berbagai trek adventure di berbagai pulau ini menjelaskan seharusnya panitia lebih jeli melihat situasi. "Jarak 110 kilometer tergolong pendek, namun jangan disangka apabila cuaca buruk jalur ini bisa menjadi neraka buat pesertanya, mestinya panitia menempatkan petugas-petugas evakuasi di titik rawan dan memiliki jalur evakuasi/pintas," kata Pieter.

Soal adanya krosser yang telanjur masuk hutan sebelum jalur ditutup panitia, Pieter mengingatkan seharusnya panitia sudah memiliki pos-pos penutupan jalur sejak dini apabila cuaca tidak mendukung dan segera sigap melakukan pencarian apabila sudah telanjur ada yang masuk.

"Peserta juga jangan mengabaikan perbekalan, ini sangat penting dalam setiap rombongan mestinya ada yang membawa perbekalan cukup mengantisipasi hal semacam ini. Tidak adanya air minum di hutan merupakan persoalan serius," kata Pieter.

Menurut informasi yang diperoleh, Mick (sapaan akrab almarhum) ditemukan kritis tergeletak di pinggir jalan oleh peserta lain yang berjalan kaki keluar hutan karena motornya rusak, disampingnya ada pohon tumbang. Ia ditemani ekspatriat lain dan seorang WNI peserta. Izal si peserta ini terpaksa berjalan selama empat jam sebelum bertemu korban karena motornya bermasalah (baca berita terkait). Sepanjang perjalanan di hutan ia mengaku setiap seratus meter bertemu dengan kelompok-kelompok peserta yang kedinginan dan kelelahan. Kala itu sekitar pukul 9 malam.

Bisa dibayangkan bagaimana kondisi ratusan peserta yang kelelahan kehasuan dan kedinginan malam itu di tengah hutam. Sebagian besar baru bisa dievakuasi dari hutan pukul 11.00 WITA. Sampai pukul 14.00 tersisa 20 orang yang belum terevakuasi.

Dari 130-an peserta yang masuk jalur ekstrem, hanya 25 orang yang lolos pada Sabtu malam. Sisanya yang 105 peserta menginap di dalam Tahura atau memilih berjalan kaki.

�Kami berjalan memotong kompas supaya bisa keluar,� ucap Hakim alias Suzukino. Bersama 20-an peserta dari Bontang, mereka akhirnya keluar.
Tim evakuasi pun bergerak sejak Sabtu malam. Setelah mengeluarkan jenazah Michael, tim melanjutkan usaha evakuasi ratusan pemotor yang terjebak.
Pencarian dari udara

Ahad pagi, pencarian pun dilakukan dari udara. Kepada para peserta, bahan makanan disalurkan lewat udara. Air bersih adalah yang paling langka selama terkurung di dalam hutan. Bahkan, menurut cerita peserta, ada yang terpaksa meminum air parit saking dahaganya.

Setelah lebih 12 jam di dalam hutan, pada pukul 11.00 Wita, sebanyak 50-an peserta berhasil dievakuasi. �Sampai pukul dua siang, tersisa 20 peserta yang belum dievakuasi,� ucap Kapolsek Tahura, Polres Kukar, AKP Kadiyo.
Sore kemarin, seluruh peserta sudah berhasil dikeluarkan dari Tahura. Sebagian melalui Kilometer 62, sebagian lainnya melalui Semoi, PPU. Evakuasi berlangsung lebih dari 18 jam melibatkan Badan SAR Nasional, kepolisian Kukar, anggota TNI, Brimob Polda Kaltim, PMI, dan instansi lainnya.

Mick sendiri kabarnya berhasil dievakuasi pukul 02.00 dinihari.
�Baru bisa dievakuasi ke jalan raya sekitar enam jam kemudian atau pukul 02.00 Wita,� terang Boy, panitia B2DE4 2013.

Michael yang tergabung di Kota Balikpapan diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. Jenazahnya harus dibawa keluar hutan dengan berjalan kaki. Begitu tiba di tepi jalan, mobil ambulans membawa jasad Michael ke Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Kemudian dipindahkan ke Ruang Mortuary RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan, untuk diautopsi jika mendapat persetujuan pihak keluarga melalui Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

�Kami sudah menginformasikan ke Kedutaan Besar,� jelas Arin Tafnida, penanggung jawab B2DE4/2013. Semoga peristiwa seperti ini jangan sampai terulang. (ar)



Sumber: Krosser-Online.com


ane turut berduka [imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive