SITUS BERITA TERBARU

Pilpres 2014 Perlu Memilih Presiden "Gila"

Monday, September 23, 2013
Jakarta � Pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, masyarakat diharapkan jangan memilih sosok presiden yang berkemampuan standar normatif atau biasa-biasa saja, melainkan harus memilih pemimpin yang �gila� dalam melakukan manuver (terobosan) untuk membenahi dan memperbaiki kondisi Indonesia yang saat ini dilanda krisis kepemimpinan, krisis nasional dan krisis ekonomi.

Hal ini disampaikan oleh pengusaha nasional Ricky Sutanto yang juga Ketua Barisan Kesejahteraan Rakyat dan Penasihat Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) dalam Dialog Kebangsaan: Berani Perubahan, Untuk Perbaikan dengan tema �Dicari pemimpin yang bisa membuat rakyat kaya negara kaya, 2015 Indonesia terkaya nomor 5 di dunia� yang digelar di Hotel Cibinong II, Bogor, Senin (23/9/2013).

Pasalnya, menurut Ricky, apabila bangsa ini salah pilih presiden dalam Pilpres 2014 nanti maka akan semakin terjadi krisis kepemimpinan yang akhirnya akan berdampak pada krisis nasional. �Bila 2014 terpilih presiden yang normatif maka Indonesia akan buang-buang waktu dan kita tidak akan bisa bangkit lagi,� tegasnya.

Menurut Ricky, pada Pilpres 2014 nanti yang penting memilih presiden yang �gila� dalam melakukan trobosan. �Perlu pemimpin yang melakukan sentakan kesejahteraan rakyat. Pada 2014 bukan presiden yang dicari, tapi penyelamat bangsa. Kalau Jokowi itu misalnya, menyelamatkan TKI saja belum bisa,� ajaknya.

Ia menilai, pada Pilpres 2014 ada dua kubu, yaitu kubu wajah lama dan kubu wajah baru. Namun, menurutnya, pemimpin tidak selihai Soeharto, secerdik Soekarno, sekeras Megawati, dan sepinter Gus Dur. �Perlu pemimpin yang bisa mewujudkan kesehatan gratis, pendidikan murah dan sebagainya. Pemimpin sekarang juga harus punya international network sehingga ada dukungan,� tegasnya sembari menyerukan: �NKRI harga mati!�

Ricky berharap siapa pun yang menjadi pemimpin jangan membohongi rakyat, tetapi justru harus menjadi pelayan rakyat. �Semua rakyat bangsa ini adalah raja di atas saya. Kayaknya calon pemimpin yang punya visi dan misi itu sudah kuno. Tapi kita cari adalah seorang pemimpin yang bisa bisa implementasikan kondisi bangsa untuk lebih bagus lagi. Indonesia perlu seorang pemimpin yang sangat kontroversial,� tandasnya.

Ia menambahkan, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah dengan mengangkat setiap warga Negara dari kemiskinan. �Warga bangsa ini perlu dompet yang gemuk, bukan dapat subsidi ataupun beras miskin. Yang diperlukan adalah Gaji Dasar Hidup Layak (GDHL),sehingga tidak terpengaruh BBM naik ataupun listrik naik. Bila kita merdeka, tidak layak bicara UMR, Yang layak adalah GDHL,� paparnya.

Ricky mengungkapkan bahwa dirinya memiliki Program Petani Makmur (PPM). �Mau tanam, petani saya kasih apa yang dibutuhkan. Petani pendapatannya harus minimal Rp4 juta. Inilah program petani makmur,� tutur Ketua Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) yang berjumlah sekitar 17 juta ini.

Ia yakin ekonomi kerakyatan bagus diterapkan di Indonesia, karena ekonomi kapitalis sudah ambruk di AS maupun Eropa. Namun, dia menyayangkan bangsa ini masih dipenuhi para elit pejabat koruptor dalam pengelolaan sumber daya alam yang mestinya bias dibuat untuk mensejahterakan rakyat sesuai pasal 33 UUD 45. �Tambang-tambang sudah dikelola dengan bagus, tapi duitnya masuk ke kantong orang perorang. Yang terima uang korupsi harus dihukum mati,� ungkapnya.

Ricky juga meminta agar kesehatan gratis benar-benar diterapkan di Indonesia. �Kesehatan untuk bangsa Indonesia dari sejak janin sampai meninggal harus gratis. Ini bukan ucapan saja, tapi harus dibuktikan dengan action. Jangan digembar-gemborkan kesehatan gratis, tapi ternyata kita ke Rumah sakit ditolak, atau dokternya tidak ada. Saya bahkan sudah merencanakan akan mengimpor dokter,� ujarnya. (Sof)





Sumber Berita: www.edisinews.com http://www.edisinews.com/berita-pilp...#ixzz2fioXiWa6
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive