SITUS BERITA TERBARU

Menkes Kaget Angka Kematian Ibu Bayi Masih Tinggi

Friday, September 27, 2013
[imagetag]
Sejumlah ibu membawa balitanya antre untuk mendapatkan pengobatan gratis di Muara Angke Kampung Baru, Pluit, Jakarta, (9/3). Diperkiran 9.500 ibu meninggal saat melahirkan serta 157.000 bayi dan 200.000 anak balita meninggal setiap tahun. TEMPO/Aditia Noviansyah

Quote:Jakarta - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi prihatin pada tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Dalam survei yang sama, lima tahun lalu, angka kematian ibu hanya 228 per 100 ribu kelahiran hidup.

"Kami sudah lakukan semua langkah dan mobilisasi. Tiba-tiba dikagetkan angka kematian ibu yang masih tinggi. Pusing enggak? Untung enggak ada zamannya Menkes bunuh diri karena angka kematian tinggi," kata Nafsiah dalam peluncuran "Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu" di kantor Kemenkes, Kamis, 26 September 2013.

Menurut Nafsiah, hasil SDKI 2012 akan menjadi pertimbangan besar bagi kementerian dan dinas kesehatan untuk melanjutkan program kesehatan. Namun, dia meminta para dokter dan tenaga kesehatan di seluruh daerah tak hanya terpaku pada angka-angka dan presentasi.

Dokter dan tenaga kesehatan, kata Nafsiah, harus fokus pada pendekatan dan upaya preventif meningkatkan kesehatan masyarakat. Terhadap ibu hamil, tindak pencegahan dan pemantauan harus dilakukan sedini mungkin.

"Apa pun yang dikatakan survei, harus terus berfokus pada manusianya," ujarnya. "Apakah ada wanita yang meninggal karena tak mendapat layanan maksimal dan tak mendapat penanganan saat dibutuhkan. Itulah yang harus jadi fokus."

Nafsiah mengatakan, untuk menekan tingkat kematian ibu, Kementerian Kesehatan melalui "Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu" akan mengutamakan pembenahan kesehatan di sektor hulu.

Rencana aksi ini menekankan pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat sejak dini, mulai dari anak-anak dan remaja. Kualitas kesehatan reproduksi remaja akan menjadi fokus Kemenkes melalui kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama.

Selain itu, Kemenkes juga akan mendorong masyarakat dan keluarga, terutama suami untuk lebih aktif mengontrol dan menjaga pasangannya yang hamil. Deteksi dini dari keluarga akan menjauhkan ibu hamil dari risiko kematian. "Suaminya dan siapa yang menghamili itu harus dilibatkan. Come on! Jangan pernah biarkan wanita hamil dalam kesendirian," ujarnya.

Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kemenkes, Akmal Taher, mengatakan untuk menekan angka kematian ibu, Kemenkes akan melakukan koordinasi terpadu dengan seluruh direktorat terkait dan pemerintah daerah. Intervensi dan pendampingan akan diprioritaskan pada daerah rawan.

Saat ini, berdasarkan hasil sensus kesehatan 2010, daerah yang masih tinggi tingkat kematian ibu bayi berada di wilayah Indonesia timur. Untuk setiap 100 ribu kelahiran hidup di Papua, angka kematian ibu mencapai 620, Papua Barat sebanyak 573 kematian, Maluku Utara 387, dan Sulawesi Tengah 379.

Akmal mengatakan, dalam rencana aksi nasional, Kemenkes akan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Kesiapan rumah sakit dan puskesmas juga akan terus digenjot untuk memberi layanan 24 jam dan 7 hari penuh. "Di luar itu kami juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan perhatian pada peningkatan layanan kesehatan.


sumber: TEMPO

miris ya gan, bukannya berkurang malah bertambah, apa ya kira2 penyebabnya? apa ya solusinya? kalau misalnya istri agan termasuk dalam mereka gimana? [imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive