SITUS BERITA TERBARU

inilah program 100 hari walikota Bandung

Monday, September 23, 2013
BANDUNG, TRIBUN - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memaparkan target-target untuk pembenahan Kota Bandung yang akan segera diselesaikannya selama tiga bulan kedepan. Prioritas program jangka pendek 100 hari adalah menyelesaikan permasalahan kebersihan, penghijauan kota, dan reformasi pelayan publik.

"Seratus hari kedepan, target-target jangka pendek yang bisa diselesaikan adalah masalah kebersihan, berhibernya Bandung, beberapa titik pedagang kaki lima yang akan kita tertibkan, juga launcing open government, pada intinya gerakan jangka pendek ini adalah kegiatan yang secara kasat mata mudah di perbaiki," ujar Ridwan Kamil saat menghadiri seminar nasional textile di Kampus STT Textil Jalan Jakarta, Sabtu (21/09).

Emi panggilan Ridwan Kamil mengatakab reformasi pelayanan publik adalah mengoptimalkan kinerja pemerintahan Kota Bandung menjadi lebih transparan.

Untuk mewujudkan pemerintah bersih 25 September 2013, Wali Kota Bandung akan menandatangani kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Kota Bandung dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Emil kerjasama dengan KPKprogram percontohan yang pertama di Indonesia secara komprehensif mendesain model pemberantasan korupsi dengan integristas pembentukan tim pencegahan dan penangkalan korupsi.

Program jangka pendek ini Emil akan mereformasi komunikasi pelayanan publik dalam Pemerintahan Kota Bandung, "Saya kasih kesempatan pada seluruh staf dan karyawan Pemkot dengan adanya target-target yang harus dicapai, jika targetnya tercapai silahkan dilanjutkan dan jika tidak tercapai saya akan lakukan evaluasi apakah lanjut jabatannya atau tidak," ujar Emil.

Emil dalam 3 bulan kedepan akan banyak turun ke jalan sebagai dimulainya gerakan kolaborasi antara masyarakat, pengusaha dan pemerintah untuk bebersih Bandung, juga pembentukan relawan gerakan kedisiplinan.

"Permasalahan krusial yang mendesak di Kota Bandung adalah penambalan jalan, kebesihan dan reformasi komunikasi," ujarnya.

Menurut Emil sangat dibutuhkan tiap kepala dinas punya twitter sebagai bagian dari cara mempermudah komunikasi yang selama ini terputus. "Sekarang jaman canggih, cukup modal jempol mention masalahnya apa, tinggal foto permasalahannya kirim ke twiter," ujar Emil. (*)

sumber

khusus tuk para HATTTTEEERRRR warga bandung, walau gak suka harus "maksakan diri" mendukung program2 walkot
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive