Kekalahan "Pasukan Berani Mati" Perancis di Al Mazamiya, Damaskus adalah faktor utama desakan yang berlebihan Paris untuk menyerang Suriah dan langkah negara itu yang melampaui Amerika Serikat terkait hal ini.
Sebagaimana dilaporkan stasiun televisi Alalam (8/9), di saat negara-negara pendukung serangan militer ke Suriah satu persatu meninggalkan Amerika sendirian, Perancis, bahkan lebih dari Washington sebagai perancang utama serangan ke Suriah, bersikeras untuk melakukan langkah ini.
Desakan Perancis yang berlebihan itu memunculkan pertanyaan, mengapa Paris terus bersikukuh untuk menyerang Suriah sekalipun keluar dari kerangka Dewan Keamanan PBB dan mendapat kecaman keras dari rakyatnya sendiri. Selain itu selama ini Perancis hanya melancarkan serangan militer ke negara-negara Afrika.
Salah satu sumber terpercaya dalam wawancaranya dengan situs berita Al Hadath News menegaskan bahwa sebab utama sikap Perancis ini dapat ditelusuri di Al Mazamiya. Al Mazamiya adalah satu-satunya kota tempat militer dunia berkumpul, dan ini untuk yang ketiga kalinya terjadi di dunia, salah satunya pernah terjadi di Berlin, Jerman.
Sumber terpercaya itu menambahkan, perwira-perwira militer Perancis, Inggris, Arab Saudi dengan kerjasama anasir teroris Takfiri Saudi, membentuk sebuah kelompok yang dinamai, "Pasukan Berani Mati".
Tugas kelompok tersebut adalah mempersiapkan dilancarkannya sebuah serangan luas di sekitar Damaskus. Kelompok ini akan megerahkan pasukan khususnya dari Yordania jika dibutuhkan dan mempersenjatai kelompok-kelompok Takfiri. Salah satu tugas penting lainnya adalah menyediakan senjata kimia untuk kelompok-kelompok bersenjata untuk melakukan serangan ke ibukota Suriah di detik-detik pertama serangan luas, juga melakukan pembunuhan terhadap warga sipil Suriah dan mendokumentasikannya sehingga film tersebut dapat digunakan untuk melemparkan tuduhan kepada pemerintah Damaskus. Akan tetapi serangan pasukan Suriah dan Hizbullah, Lebanon ke Al Mazamiya menggagalkan operasi besar Pasukan Berani Mati itu.
Menurut keterangan sumber terpercaya tersebut, tujuan serangan kimia adalah untuk menciptakan ketakutan di antara warga ibukota Suriah dan memprovokasi mereka untuk menentang pemerintah Bashar Assad, Presiden Suriah. Namun reaksi cepat pasukan Suriah telah memupus seluruh rencana Pasukan Berani Mati. Nasib pasukan tersebut semakin kelam dan tidak jelas apakah meraka melarikan diri atau ditangkap militer pemerintah Suriah. Akan tetapi yang jelas adalah, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, terbukti ditemukan bahan-bahan untuk membuat senjata kimia dari salah satu markas operasi kelompok ini. Lebih dari itu, media-media komunikasi internasional juga ditemukan di lokasi tersebut. Perancis berhasil memindahkan sejumlah komputer miliknya dari tempat itu sebelum militer Suriah datang dan tidak ada yang tersisa kecuali kabel-kabel komputer.
Sumber terpercaya menegaskan bahwa keberhasilan militer Suriah ini telah memicu kemarahan Perancis dan memaksanya untuk menelan kekalahan intelijen. Sampai sekarang nasib para perwira Perancis anggota Pasukan Berani Mati di Suriah tidak jelas. Oleh karena itu Perancis dan Bandar bin Sultan, Ketua Badan Intelijen Saudi terbukti sebagai pihak utama dalam upaya memprovokasi negara-negara dunia untuk menyerang Suriah. (ini)
kalah jadi dendam kesumat...,
apakah akan terjadi perang??? lihat aja nanti apa yg terjadi..tidak ada yg tahu kecuali allah.
Sebagaimana dilaporkan stasiun televisi Alalam (8/9), di saat negara-negara pendukung serangan militer ke Suriah satu persatu meninggalkan Amerika sendirian, Perancis, bahkan lebih dari Washington sebagai perancang utama serangan ke Suriah, bersikeras untuk melakukan langkah ini.
Desakan Perancis yang berlebihan itu memunculkan pertanyaan, mengapa Paris terus bersikukuh untuk menyerang Suriah sekalipun keluar dari kerangka Dewan Keamanan PBB dan mendapat kecaman keras dari rakyatnya sendiri. Selain itu selama ini Perancis hanya melancarkan serangan militer ke negara-negara Afrika.
Salah satu sumber terpercaya dalam wawancaranya dengan situs berita Al Hadath News menegaskan bahwa sebab utama sikap Perancis ini dapat ditelusuri di Al Mazamiya. Al Mazamiya adalah satu-satunya kota tempat militer dunia berkumpul, dan ini untuk yang ketiga kalinya terjadi di dunia, salah satunya pernah terjadi di Berlin, Jerman.
Sumber terpercaya itu menambahkan, perwira-perwira militer Perancis, Inggris, Arab Saudi dengan kerjasama anasir teroris Takfiri Saudi, membentuk sebuah kelompok yang dinamai, "Pasukan Berani Mati".
Tugas kelompok tersebut adalah mempersiapkan dilancarkannya sebuah serangan luas di sekitar Damaskus. Kelompok ini akan megerahkan pasukan khususnya dari Yordania jika dibutuhkan dan mempersenjatai kelompok-kelompok Takfiri. Salah satu tugas penting lainnya adalah menyediakan senjata kimia untuk kelompok-kelompok bersenjata untuk melakukan serangan ke ibukota Suriah di detik-detik pertama serangan luas, juga melakukan pembunuhan terhadap warga sipil Suriah dan mendokumentasikannya sehingga film tersebut dapat digunakan untuk melemparkan tuduhan kepada pemerintah Damaskus. Akan tetapi serangan pasukan Suriah dan Hizbullah, Lebanon ke Al Mazamiya menggagalkan operasi besar Pasukan Berani Mati itu.
Menurut keterangan sumber terpercaya tersebut, tujuan serangan kimia adalah untuk menciptakan ketakutan di antara warga ibukota Suriah dan memprovokasi mereka untuk menentang pemerintah Bashar Assad, Presiden Suriah. Namun reaksi cepat pasukan Suriah telah memupus seluruh rencana Pasukan Berani Mati. Nasib pasukan tersebut semakin kelam dan tidak jelas apakah meraka melarikan diri atau ditangkap militer pemerintah Suriah. Akan tetapi yang jelas adalah, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, terbukti ditemukan bahan-bahan untuk membuat senjata kimia dari salah satu markas operasi kelompok ini. Lebih dari itu, media-media komunikasi internasional juga ditemukan di lokasi tersebut. Perancis berhasil memindahkan sejumlah komputer miliknya dari tempat itu sebelum militer Suriah datang dan tidak ada yang tersisa kecuali kabel-kabel komputer.
Sumber terpercaya menegaskan bahwa keberhasilan militer Suriah ini telah memicu kemarahan Perancis dan memaksanya untuk menelan kekalahan intelijen. Sampai sekarang nasib para perwira Perancis anggota Pasukan Berani Mati di Suriah tidak jelas. Oleh karena itu Perancis dan Bandar bin Sultan, Ketua Badan Intelijen Saudi terbukti sebagai pihak utama dalam upaya memprovokasi negara-negara dunia untuk menyerang Suriah. (ini)
kalah jadi dendam kesumat...,
apakah akan terjadi perang??? lihat aja nanti apa yg terjadi..tidak ada yg tahu kecuali allah.
