SITUS BERITA TERBARU

Hatta Rajasa Tuding Jokowi Rakus Kekuasaan, GR, Mabok Sanjungan Publik & Media!

Saturday, September 14, 2013
Hatta Tuding Jokowi Rakus Kekuasaan
13 Sep 2013

[imagetag]
Hatta Rajasa

itoday � Jika Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) murni pemimpin yang tulus dan ikhlas, Jokowi tidak boleh gedhe rasa (GR) atau mabuk disanjung publik dan media. Catatan itu disampaikan Direktur Eksekutif Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH), M. Hatta Taliwang kepada itoday (13/09). �Saya harus akui ada kemajuan nyata yang dicapai Jokowi sebagai gubernur, tetapi belum optimal,� kata Hatta.

Menurut Hatta, Jokowi harus berkonsentrasi di Jakarta hingga lima tahun. Jokowi harus ihlas menerima dengan mengerjakan mandat dari rakyat untuk bekerja lima tahun di Jakarta tanpa tergoda iming-iming kekuasaan menjadi capres. �Jokowi jangan tergoda segala macam hasil survey dan lain-lain sehingga rakyat tidak menilainya kemaruk kekuasaan. Siapapun Presiden RI ke depan tak akan mampu benahi Indonesia, selama sistemnya amburadul. Jokowi konsentrasi dulu di Jakarta. Biar rezim, sistem dan pemimpin abal abal, semua berlalu dengan caranya sendiri. Jangan kawatir ketinggalan kereta,� tegas Hatta.

Hatta juga meminta Jokowi tidak lari dari tantangan nyata Jakarta. Seperti, masalah kemacetan, banjir dan lainnya. �Kalau betul Jokowi itu pemimpin rendah hati dan tahu diri, maka harus dengan jujur mau belajar menghadapi tantangan nyata di Jakarta demi memperkaya pengalaman tempur sebagai pemimpin sehingga kelak kokoh menjadi pemimpin nasional. Jangan terkesan akan lari dari tantangan dan masalah. Jika Jokowi sukses di Jakarta kami semua akan rela jadi timses Jokowi ke depan untuk jadi presiden sekalipun,� kata Hatta.

Tak hanya itu, Hatta juga meminta Jokowi transparan soal kegagalan mobil nasional (mobnas). �Kalau betul Jokowi berjuang untuk punya mobil nasional minimal di Pemda, maka Jokowi harus lebih transparan bicara di publik apa sebabnya gagal,� tegas Hatta. Soal mobnas, Hatta meminta Jokowi jujur agar tidak ada tudingan bahwa mobnas SMK hanya untuk menaikkan popularitas Jokowi di Pilgub DKI Jakarta. �Kita sudah dari dulu tahu bahwa ada mafia industri otomotif yang tidak rela melihat Indonesia punya industri otomotif. Mengapa Jokowi tempo hari nekad menempuh jalur itu untuk melawan kemapanan mafia otomotif? Maka orang bertanya apakah mobil SMK itu cuma alat untuk populer, dan setelah itu dicampakkan karena maksud utama (jadi Gubernur DKI) sudah tercapai? Siapakah dalang di balik permainan citra ini dan sampai sekarang terus bermain citra?� pungkas Hatta.
http://www.itoday.co.id/politik/hatt...akus-kekuasaan

Calon Presiden 2014
Hatta Rajasa Tokoh Berkarakter Konsisten
Jumat, 13 September 2013 15:01 WIB

[imagetag]
Menteri Perekonomian RI Hatta Rajasa

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gencarnya lembaga survei menampilkan para calon presiden mendatang, sosok Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dianggap memiliki sikap yang konsisten. Seperti disampaikan pemenang Jajak Pembaca Nonstop edisi September 2013, Een Warningsih. Warga Kuningan ini berhasil mendapatkan handphone blackberry. Dia menuliskan dalam kuponnya akan rasa simpati kepada Hatta yang masih terus konsisten bekerja meski partainya telah menetapkan sebagai calon presiden 2014. �Pak Hatta layak jadi presiden karena terus bekerja demi rakyat,� tulis Een dalam kupon Jajak Pembaca Nonstop.

Senada apa yang dipesan Husein, warga Cirebon, satu dari lima pemenang hadiah uang Rp 200 ribu. �Hatta konsisten dalam berusaha menyejahterakan rakyat,� tulisnya. Menurut Koordinator Jajak Pembaca Nonstop Iwan Siregar di Jakarta, Jumat (13/9/2013), dalam Jajak Pembaca tentang Siapa Paling Layak Jadi Presiden 2014, Hatta meraih 23 persen dari 750 kupon pemilih. "Dahlan Iskan (21 persen) menggeser posisi Prabowo Subianto dari peringkat kedua pada edisi bulan lalu. Urutan ketiga ada Megawati (17 persen), Prabowo (8 persen) di tempat keempat dan Mahfud MD (5 persen). Sementara Aburizal Bakrie makin tersungkur dengan 1 persen. Sedangkan capres lainnya sebesar 25 persen," kata Iwan.

Diketahui, dalam hal bidang ekonomi, meski ada sebagian kalangan yang mengkritik kinerja Hatta sebagai komandan ekonomi dalam menerapkan kebijakan guna mengatasi persoalan yang menghantam perekonomian Indonesia akibat runtuhnya perekonomian global, Hatta tetap konsisten dengan kebijakan yang diambilnya dan terbukti ekonomi Indonesia sejauh ini makin mengalami perbaikan. �Ada yang bilang kalau jawaban saya ini klasik karena selalu berulang-ulang. Tapi, saya kira yang perlu adalah sikap konsisten. Terus saja dilakukan. Alhamdulillah, hari ini seluruh kementerian melaporkan perkembangan pelaksanaan paket empat kebijakan ekonomi yang ditetapkan pemerintah guna bertujuan menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia telah tuntas dilakukan,� kata Hatta di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (12/9).

Begitu juga dalam kapasitas sebagai Ketua Umum PAN. Hatta sampai saat ini belum menyatakan kesediaannya untuk maju sebagai calon presiden 2014, kendati partainya secara resmi telah menetapkan Hatta sebagai Capres 2014. �Saya masih fokus kerja urus soal perekonomian,� kata Hatta setiap ditanya seputar pemilihan presiden di tahun depan.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...kter-konsisten

PAN: Hatta Rajasa Calon Pemimpin yang Lengkap
Sabtu, 14 September 2013 | 15:49

[imagetag]

Ketua Umum Partai Amanat Nasional M Hatta Rajasa (kiri) memberikan potongan tumpeng kepada Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais, dalam peringatan HUT ke-15 PAN dan Rakernas II di Jakarta, Jumat (23/8). SP/Joanito De Saojoao (sumber: Suara Pembaruan)
Jakarta - Wakil Sekretariat Jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno mengatakan Ketua Umum (Ketum) Hatta Rajasa adalah paket lengkap untuk menjadi pemimpin di Indonesia. Sebab, memiliki kriteria yang dibutuhkan Indonesia. Hal itu diungkapkan Teguh dalam acara diskusi politik di daerah Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9).

Beberapa kriteria yang dimiliki Hatta, ungkap Teguh, adalah memiliki jiwa solidarity maker (pembuat kebersamaan). Kemudian, mampu mensejahterakan rakyat karena memiliki rekam jejak yang sudah terbukti di bidang perekonomian, yaitu menjadi pimpinan kabinet di bidang perekonomian. "Selama dipimpin Hatta, pertumbuhan ekonomi jauh lebih tinggi, termasuk nomor dua tertinggi di dunia setelah Cina. Amerika sendiri di bawah dua persen," ujar Teguh.

Ditambah lagi, lanjut Teguh, Hatta sudah terbukti sikap nasionalisme demi mensejahterakan rakyat, yaitu merenegosiasi kontrak karya terkait pemanfaatan sumber daya alam oleh pihak asing. "Kami dari PAN memang benar kembali kukuhkan Hatta menjadi calon presiden (capres) periode 2014-2019 dari PAN," tegas Teguh. Namun, Teguh tidak menampik bahwa presntase keterpilihan PAN masih kecil. Sehingga, pasti dipikirkan cara untuk lolos dari parliamentary treshold minimal lima persen
http://www.beritasatu.com/nasional/1...g-lengkap.html

Memahami mengapa Capres-capres pada Sewot Hadapi Fenomena Jokowi Effect
Quote:
[imagetag]

Pengamat: Jokowi kalahkan elektabilitas capres lain
Rabu, 17 Juli 2013 23:02 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menggatakan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden mengalahkan capres dari kalangan purnawirawan (pensiunan TNI), seperti Prabowo Subianto. "Hanya Jokowi yang bisa kalahkan calon-calon presiden dari kalangan purnawirawan," kata Ikrar dalam diskusi "Menimbang Capres Sipil atau (Purnawirawan) Militer pada Pemilu 2014" di Kantor Imparsial, Jakarta, Rabu.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh LIPI menempatkan Jokowi pada urutan paling atas, sementara Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di urutan kedua. "Kalau Jokowi tidak masuk dalam pencapresan, hasil survei LIPI menyebutkan Prabowo berada di urutan teratas. Ini berarti, Jokowi mengalahkan calon dari purnawirawan," katanya menegaskan.

Ikrar mengemukakan bahwa semua partai politik, termasuk Partai Demokrat menginginkan Jokowi sebagai capres yang diusungnya. "Alangkah bodohnya bila Ketua Umum PDI Perjuangan masih tetap maju dan tidak menempatkan anggotanya (Jokowi) sebagai bursa capres. Kebodohan politik yang tidak akan dilupakan seumur hidupnya. Megawati ditaruh ke siapa saja akan susah," paparnya.

Menurut Ikrar, untuk memilih capres dari kalangan militer atau purnawirawan harus dilihat rekam jejaknya atau "track record"-nya. Bagaimana emosional. Bisa tenang atau tidak dan dapat ambil keputusan dengan benar, tuturnya. Hal senada juga disampaikan oleh pengamat politik Saiful Haq. Ia mengatakan bahwa elektabilitas Jokowi lebih tinggi daripada capres dari kalangan purnawirawan, seperti Prabowo Subianto, Wiranto, dan Sutiyoso.

Dalam hasil riset yang dilakukannya, kata Direktur Instrans ini, masyarakat (responden) tidak permasalahkan profesi seorang capres apakah dari kalangan sipil atau militer. Namun, ada kandidat lain dari kalangan sipil, yakni Jokowi yang mampu mengalahkan Prabowo dan Wiranto. "Bila tak ada sosok Jokowi yang bisa dekat dengan rakyat, mungkin capres dari kalangan militer atau purnawirawan yang masih diinginkan rakyat. Selama lebih 32 tahun telah dicitrakan bahwa militer lebih disiplin dan lebih baik. Kalau tak ada sipil yang bisa mengimbangi, akan memilih calon dari militer," kata Saiful. Ke depan, kata dia, diharapkan kepemimpinan sipil akan mengambil alih kepemimpinan nasional (capres)
http://www.antaranews.com/berita/385...as-capres-lain

Jika Popularitas Semua Capres Disatukan, Tetap Jokowi Lebih Populer
Senin, 9 September 2013 | 14:45

[JAKARTA] Pantauan terbaru Prapancha Research (PR), fenomena keunggulan Jokowi dalam berbagai survei juga mengalami hal serupa di jejaring sosial Twitter. Dalam rentang hanya setahun yakni 8 September 2012-8 September 2013 terdapat tak kurang dari 6,9 juta kicauan tentang Jokowi. �Jumlahnya jauh di atas kandidat-kandidat kuat presiden lainnya,� ujar Adi Ahdiat, analis PR, kepada SP, Senin (9/9).

Dikatakan, kemunculan Joko Widodo (Jokowi) dalam pentas perpolitikan belakangan ini membawa �efek kejut� yang tak bisa diabaikan. Sosok yang sebelumnya membangun karier politiknya dengan menjadi Wali Kota Surakarta, kemudian Gubernur DKI Jakarta hingga sekarang, tak lagi sekadar sosok potensial untuk maju dalam pemilihan presiden tahun depan. �Ia sudah menguasai bursa survei-survei kandidat capres sebagai capres terpopuler,� kata Adi.

Untuk menggambarkan dominasi Jokowi dalam perbincangan Twitter ini, Adi membandingkan jumlah celoteh tentang Jokowi dengan nama-nama capres lain digabungkan. Hasilnya mengejutkan. Sesudah dijumlahkan sekalipun, total perbincangan tentang Prabowo, Megawati, Wiranto, dan Aburizal Bakrie baru mencapai 1,3 juta. Jumlah ini tak sampai seperlima jumlah perbincangan tentang Jokowi.

Bahkan ketika ditambah dengan jumlah mention nama-nama tokoh alternatif seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla, total celotehan baru mencapai 3,4 juta. �Setelah semuanya dijumlahkan, nominalnya pun baru separuh dari perbincangan tentang Jokowi. Begitulah gambaran dominasi nama Jokowi di media sosial,� imbuh Adi.

Masih dalam kesempatan yang sama, Adi menjelaskan bahwa lesatan popularitas Jokowi ini tak lepas dari pencalonan dan kemenangannya dalam Pilkada Jakarta. Perbincangan tentangnya mulai melonjak ketika di bulan November 2011 namanya mulai digadang-gadang sebagai kandidat DKI-1. Sebelum itu, citra Jokowi sebagai wali kota yang ngewongke wong memang sudah ada, namun cenderung mengendap dalam ingatan publik dan belum diperbincangkan. Sesudah memenangkan kursi Gubernur DKI, perbincangan tentang Jokowi konstan berada di bilangan tinggi.

Perbincangan tentang Jokowi rata-rata mencapai 18 ribu celoteh per hari sejak 20 September 2012. Bahkan lebih tinggi dari grup band Metallica, idola Jokowi sendiri, yang hanya 11.000 pembicaraan per hari. Menurut Adi, dengan pembicaraan tentang Sang Gubernur DKI yang sudah sedemikian marak, Jokowi tak lagi memerlukan partai selain sebatas untuk formalitas bila dirinya hendak maju di Pilpres 2014. �Partai politiklah yang memerlukan dia, tanpa perlu susah-susah beriklan di media besar atau diusung kendaraan politik tertentu, pembicaraan tentang Jokowi akan menyebar dan menular di masyarakat dengan sendirinya, dengan kecepatan tinggi,� kata dia.



-----------------------------

Makin dekat Pemilu, makin banyak Capres yang senewen menghadapi manuver Jokowi dan PDIP yang mau mencapreskan Jokowi .... [imagetag]


[imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive