SITUS BERITA TERBARU

anak perempuan umur 8 tahun dipaksa menikah hoax gan , )masuk(

Sunday, September 22, 2013
[img]us.media.viva.co.id/thumbs2/2011/09/27/124778_unjuk-rasa-perempuan-yaman_209_157.jpg[/img]


Setelah ramai diberitakan diberbagai media online , kini ayah dari anak tersebut menyangkalnya


VIVAnews - Kasus bocah perempuan di Yaman
yang baru berusia delapan
tahun dan meninggal di
malam pertama
pernikahannya memicu
kemarahan dunia internasional. Para aktivis
bahkan kampanye
menuntut agar pengantin
pria dan keluarga bocah
perempuan bernama
Rawan tersebut segera ditahan.



Laman Dailymail, Jumat 20
September 2013 melansir,
laporan soal kebenaran
kasus itu kini jadi tanda
tanya banyak pihak. Sebab
pejabat tinggi Yaman menunjukkan kepada
media bahwa kasus itu
tidak benar adanya.

Mereka bahkan mengajak
dan menunjukkan kepada
salah satu media Timur
Tengah, Gulf News, Rawan
masih hidup. Gulf News
juga bertemu dengan ayah Rawan, Mohammed
Abdu Abkar Ebrahim
Hattan, yang kini jadi
sasaran kemarahan publik
setelah berita itu meluas.



Dalam sebuah video yang
diunggah Arab News,
Hattan membantah Rawan
menikah dengan pria usia
40 tahun. Hattan bahkan
menyebut kisah yang kini beredar dihembuskan oleh
orang yang telah dirasuki
setan.


Di video itu, Hattan kesal
saat ditanya perihal
dirinya yang telah
menikahkan salah satu
putrinya yang masih di
bawah umur. Hattan mengaku memang
memiliki enam anak
perempuan dan satu laki-
laki.



Salah satu anak
perempuan mereka
memang sudah menikah,
tapi itu bukan Rawan.
"Mereka semua dalam
kondisi yang sehat dan tidak menderita. Saya
membantah semua berita
ini," tegas Hattan.



Ketika ditanya alasan
orang-orang ingin
menyebarkan berita
bohong perihal dirinya,
Hattan mengaku tidak
tahu menahu.



"Ada orang-orang yang
menyukai saya dan ada
juga yang membenci.
Mereka ingin mengganggu
media, pejabat tinggi dan
saya. Ini benar-benar sebuah propaganda," ucap
Hattan.


Sementara di video
lainnya, terlihat seorang
bocah perempuan
mengenakan jilbab
bermotif bunga. Bocah itu
mengaku bernama Rawan Mohammad Abdu Abkar
Ebrahim Hattan atau
Rawan. Dia mengaku
belum pernah menikah.
"Berita itu sama sekali
tidak benar," ujar Rawan.



Ditanya komentarnya soal
berita yang menyebut
dirinya telah meninggal,
Rawan hanya ingin
menyampaikan dirinya
masih hidup. Dia juga mengaku, hingga saat ini
masih tinggal bersama
ayah dan ibunya.


Berita itu muncul kali
pertama pada 9
September kemarin.
Rawan dikabarkan
menikah dengan seorang
pria berusia 40 tahun dan meninggal di malam
pernikahannya akibat
pendarahan dan pecahnya
rahim.


Kasus ini turut
mengundang perhatian
Kepala Kebijakan Luar
Negeri Uni Eropa,
Catherine Ashton. Dia
mengaku kaget dan menekan Pemerintah
Yaman untuk segera
menyelidiki kasus
tersebut.


Praktik pernikahan anak di
Yaman sudah menjadi
sesuatu yang umum. Fakta
itu membuat berbagai
kelompok HAM
internasional menekan pemerintah agar segera
memberlakukan aturan
usia minimum bagi
pernikahan anak.


Dulu Pemerintah Yaman
sempat memberlakukan
aturan usia minimum bagi
anak untuk menikah yakni
ketika mencapai umur 15
tahun. Namun aturan itu kemudian dianulir
parlemen di tahun 1990an.


Menurut parlemen,
keputusan menikahkan
anak perempuan, menjadi
tanggung jawab orang tua
masing-masing untuk
menentukan boleh atau tidaknya.


Selain itu kondisi
kemiskinan di Yaman,
dianggap turut berperan
dalam menjamurnya
pernikahan anak di sana.
Pasalnya keluarga mempelai perempuan
akan mendapat tambahan
dana senilai ratusan dollar
dari mahar yang diberikan
mempelai laki-laki.


Tradisi yang masih
dipegang kuat oleh
penduduk sekitar juga ikut
berperan serta. Menurut
mereka, semakin muda
usia istri, maka dapat lebih mudah dibentuk menjadi
sosok pendamping yang
patuh.


Alhasil menurut laporan
Kementerian Sosial Yaman
tahun 2010 silam
menyebut lebih dari
seperempat perempuan
Yaman menikah sebelum berusia 15 tahun.

<a href="us.m.news.viva.co.id/news/read/445880-kasus-pengantin-anak-yaman-hanya-isapan-jempol-">sumber</a>
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive