SITUS BERITA TERBARU

PDIP Sepertinya Diatas Angin di Pilpres 2014? Punya 2 Jago yg Populis, Jokowi & Risma

Sunday, August 25, 2013
[imagetag]
Risma dan Jokowi

Jokowi dan Risma Figur Capres Alternatif
Minggu, 05 Mei 2013 13:24:17 WIB

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi salah satu figur potensial dari daerah untuk menjadi kandidat alternatif pada 2014 mendatang. Ia meraih poin tertinggi di sepuluh aspek yang dinilai tim riset dan survei Pol-Tracking Institute. Survei dilakukan dalam rangka memberikan menu tambahan referensi alternatif kepada publik dan partai politik dalam proses penjajakan kandidat Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Survei ini dilaksanakan selama Januari-April 2013, melalui serangkaian metode dan melibatkan opinian leaders seperti para akademisi, pakar daerah, politisi senior, tokoh pemuda atau mahasiswa, jurnalis atau tokoh media, pimpinan LSM, tokoh budaya, dan konsultan politik. "Kita menilai dari 10 aspek, integritas, intelektualitas, visioner, leadership, pengalaman prestatif, keberaniaan, komunikasi publik, aspiratif dan responsif, penerimaan publik, dan penerimaan partai," kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda di Jakarta, Minggu (5/5/2013).

Dari 100 nama yang pernah memimpin daerah, diseleksi melalui sepuluh aspek yang ada, Gubernur, Bupati, dan Walikota. Metode yang dipakai melalui wawancara langsung atau melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan 100 juri. Hasilnya dari total skor sepuluh aspek yang dinilai oleh para juri, total skor 10 figur terbaik Jokowi paling tertinggi dengan 82,54 persen. "Di posisi kedua Tri Rismaharini (Walikota Surabaya) dengan 76,33 persen, ketiga Fadel Muhammad (mantan Gubernur Gorontalo) dengan 70,38 persen, keempat Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulawesi Selatan) 70,31 persen, kelima Isran Noor (Bupati Kutai Timur) 70,14 persen, Keenam Gamawan Fauzi (Gubernur Sumatra Selatan) 70,00 persen," imbuh Hanta.
http://www.beritajatim.com/detailnew...3-05-05/170350

Akankah Risma ikuti jejak Jokowi jadi wali kota terbaik dunia?
Kamis, 22 Agustus 2013 09:51:17

[imagetag]
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani (Risma)

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu terpilih menjadi wali kota terbaik ketiga dunia. Jokowi dipilih karena reputasinya yang membawa perubahan di Kota Surakarta saat menjabat sebagai wali kota. Predikat pertama wali kota terbaik dunia jatuh pada Inaki Azkuna, Wali kota Bilbao, Spanyol. Inaki Azkuna dikenal karena kebijakannya yang radikal sehingga mampu menyulap Bilbao dari kota industri menjadi kota pusat pariwisata dan seni internasional.

Di posisi kedua wali kota terbaik dunia ini jatuh kepada Lisa SCAFFIDI, Wali kota Perth, Australia Barat. Lisa berhasil meningkatkan profil internasional kota itu. Lisa dianggap wali kota yang membuat kota Perth dikenal sebagai pembuat roti dan susu.

Sedangkan Indonesia diwakili Jokowi. Jokowi selain dianggap sukses mengangkat Surakarta juga sukses dalam kampanye antikorupsi. Kampanyenya melawan korupsi membuatnya mendapatkan reputasi sebagai politisi jujur. Saat menjabat sebagai wali kota Solo, Jokowi juga menolak untuk mengambil gaji. Sebenarnya, selain Jokowi, wali kota di Indonesia juga terpilih menjadi salah satu kandidat dari 100 besar wali kota terbaik dunia. Dia adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani (Risma) dan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo juga masuk dalam nominasi.

Pesona Wali Kota Risma ternyata juga menarik warga Amerika untuk mengupasnya. Seorang kolumnis Stanley Weiss, pendiri Business Executives for National Security, mengupas keberhasilan wanita berjilbab ini. Tulisan Stanley Weiss itu kemudian dipublikasikan di huffingtonpost.com, media online yang berbasis di Amerika Serikat. Tema tulisannya diberi judul "Surabaya's Mrs. Mayor: Indonesia's Best-Kept Secret". Di awal tulisannya, Stanley Weiss menulis sejarah Surabaya yang sekarang dikenal dengan Kota Pahlawan.

Menurut Stanley Weiss, setelah kemerdekaan, kini muncul pahlawan baru. Dia adalah Risma yang dianggap sukses memimpin Surabaya. Risma dianggap sukses membawa surabaya menjadi kota yang nyaman dengan gebrakan-gebrakan yang dia lakukan.

Misalnya saja, Risma tiap pagi sekitar pukul 05.30 WIB memungut sampah di pinggir jalan. Hal ini ia lakukan agar menjadi contoh bahwa Surabaya harus menjadi kota bersih. Risma juga membangun taman di tengah-tengah kota agar bisa dijadikan tempat bermain untuk anak-anak. Tiap sore, Risma selalu menyapa anak-anak yang sedang bermain di taman. Di tengah kunjungannya itu, Risma selalu mengingatkan anak-anak agar tetap rajin belajar.

Risma juga kerap kali keluar malam hari untuk keliling kota Surabaya. Jika ada yang menemukan anak di bawah umur masih keluyuran, Risma menegur dan memarahinya. Tidak itu saja, jika lalu lintas macet, Risma tak segan-segan turun dari mobilnya lalu mengatur sendiri lalu lintas. Risma juga sering menjadi narasumber di radio swasta untuk mendengar keluhan warganya.

Atas gebrakan-gebrakan yang dia lakukan, Risma kian populer. Tak cuma di Indonesia, nama Risma kian melambung di dunia internasional. Jika sebelumnya Jokowi terpilih menjadi tiga besar wali kota terbaik dunia, apakah Risma bisa mengikuti jejak Jokowi? Kita tunggu saja.
http://www.merdeka.com/peristiwa/aka...-di-dunia.html

[imagetag]
Walikota SBY, Risma

Masuk Bursa Capres Potensial, Walikota Surabaya Enggan Berkomentar
Minggu, 05/05/2013 22:32 WIB

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (dok detiksurabaya) Surabaya, - Walikota Surabaya Tri Rismaharini menempati posisi nomor 2 sebagai kepala daerah yang diunggulkan menjadi calon presiden RI 2014 versi survei Pol-Tracking Institute. Risma nampaknya tak terpengaruh dengan hasil survei itu. Ditemui saat perayaan parade budaya dan pawai bunga Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS), Risma sama sekali menolak berkomentar. "Nggak, nggak," singkat Tri Rismaharini sambil terus melambaikan tangan ke arah peserta pawai di halaman Balai Kota Surabaya, Minggu (5/5/2013).

Padahal, hasil survei dengan metode focus group discussion yang melibatkan 100 ahli sebagai juri penilai, didapatkan hasil Tri Rismaharani menempati posisi 2 setelah Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Risma bersama 13 kandidat kepala daerah lainnya dinilai melalui 10 aspek yakni integritas, intelektualitas, visioner, gaya kepemimpinan, pengalaman prestastif, keberanian mengambil keputusan, komunikasi publik, aspiratif dan responsif, penerimaan publik dan penerimaan partai. Tri Rismaharani mendapat total skor 76,33 persen.
http://news.detik..com/read/2013/05/...an-berkomentar

Walilkota SBY, Tri Risma Harini, Masuk Salah Tokoh
Tokoh Ini (Risma) Diincar Ikut Konvensi Capres Demokrat

[imagetag]
Tri Risma Harini, Walikota Surabaya

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Konvensi Partai Demokrat dikabarkan tengah menjajaki sejumlah tokoh untuk diundang menjadi calon presiden. Sesuai kesepakatan dengan Majelis Tinggi Demokrat, Komite Konvensi memang berwenang meminta kesediaan tokoh lain di luar 11 nama yang diusulkan Majelis Tinggi untuk menjadi peserta konvensi.

Sumber Tempo menuturkan daftar nama ini sedang dipertimbangkan Komite Konvensi untuk diundang:

- Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya;
- Herry Zudianto, mantan Wali Kota Yogyakarta;
- Ali Masykur Musa, Wakil Ketua BPK;
- Rustriningsih, mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah;
- Jumhur Hidayat, Kepala BNP2TKI;
- Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan;
- GRA Koes Indriyah, anggota DPD;
- Rusdi Kirana, pengusaha;
- Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden;
- Endriartono Sutarto, mantan Panglima TNI; dan
- Joko Widodo, Gubernur Jakarta.

Sejauh ini, sejumlah nama yang sedang dipertimbangkan tersebut sudah menyatakan tidak tertarik. Sri Mulyani, misalnya, sudah menolak menjadi calon presiden Demokrat. Demikian juga dengan Joko Widodo. Tapi ada juga yang sudah menyatakan bersedia. Seperti Endriartono Sutarto yang sudah menyatakan non-aktif dari partainya, NasDem, untuk menjadi peserta konvensi calon presiden Demokrat. Ketika dikonfirmasi soal nama-nama calon peserta konvensi, Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni menolak berkomentar. "Nanti, nanti," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...apres-Demokrat

Ribuan Orang Histeris dan Elukan Jokowi di depan SBY
Sun, 25/08/2013 - 20:40 WIB

[imagetag]
Jokowi

JAKARTA-Ribuan peserta acara 'Independence Day Run Semangat 17/8 Untuk Merah Putih' justru mengelu-elukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi. Mereka histeris pada Jokowi dengan hormat, bangga dan kekaguman karena Jokowi merakyat, sederhana. "Jokowi...Jokowi...Jokowi," teriak ribuan peserta di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di silang Monas, Jakarta, Minggu (25/8/2013).

Hal itu terjadi saat pembawa acara meminta jajaran kabinet dan tamu undangan berada di panggung bersama presiden dan wapres, satu persatu menuju panggung dengan melewati ribuan peserta yang memadati. Pembawa acara sempat memperkenalkan beberapa Menteri Kabinet. "Kalau yang ini, yang lari-lari Pak Djoko Suyanto (Menkopolhukam), nah yang ini Pak Sudi Silalahi (Mensesneg)," kata pembawa acara. Belum selesai memperkenalkan, ribuan peserta lantas berteriak dan memanggil Jokowi. Jokowi seperti artis, diteriaki dan dielu-elukan hingga Jokowi naik ke panggung. Berbeda saat SBY dan Boediono menuju panggung, tidak semeriah saat Jokowi menuju panggung. Jika jadi capres, Jokowi tak terbendung lagi
http://www.rimanews.com/read/2013082...i-di-depan-sby

"Jokowi Nyapres, yang Lain Ctrl-Alt-Del"
Jumat, 23 Agustus 2013 | 07:34 WIB

[imagetag]
Jokowi

JAKARTA, KOMPAS.com � Mantan Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli, mengungkapkan, figur Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak ada tandingannya untuk saat ini. Jika Jokowi jadi mencalonkan diri sebagai presiden RI pada pemilu, calon lain menurutnya akan tetap tersingkir. "Pak Jokowi nyapres, ya yang lain control-alt-delete. Seperti di komputer itu loh, terhapus semuanya," ujar Rizal Ramli kepada wartawan seusai bertemu Gubernur DKI Joko Widodo di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2013) malam.

Rizal mengungkapkan, terdapat beberapa indikator yang mendasari pernyataannya itu. Pertama, soal keberpihakan Jokowi kepada rakyat, berbagai kebijakannya dengan target rakyat ekonomi menengah ke bawah, dan dimulai dengan pendekatan yang komunikatif. "Keberpihakannya jelas. Pembenahan warga kumuh, relokasi bantaran kali, semuanya dia lakukan dengan merangkul, duduk bareng. Saya sangat senang perlakuan dia ke rakyat," ujarnya.

Kedua, lanjut Rizal, karakter kepemimpinannya sangat kuat ketimbang sejumlah tokoh republik ini. Jika beberapa pemimpin menjadi "tangan besi" bagi masyarakat yang tak bisa diatur, Jokowi menurutnya hadir bagai es yang mendinginkan hati rakyatnya. Hal itu dilihat dari respons rakyat kepadanya. "Hari gini pakai kekerasan, ya enggak laku. Rakyat itu mau dengar pemimpin yang juga dengar langsung dari pemimpinnya. Jokowi datang saat yang tepat, saat kekerasan ditolak," lanjutnya.

Meski demikian, kata Rizal, cukup sulit memprediksi apakah orang nomor satu di DKI Jakarta itu akan maju mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Indonesia. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menurut Rizal merupakan kunci dari pencalonan itu. Kedatangan Rizal ke Balaikota diakuinya hanya membicarakan soal kebijakan Jokowi membenahi Jakarta. Ia menampik membicarakan rencana pencalonan Jokowi duduk menjadi RI 1.
http://megapolitan.kompas.com/read/2....Ctrl-Alt-Del.

-------------------------------

Datas kertas, bila Megawati dan PDIp memutuskan pasangan Jokowi dan Risma sebagai Capresnya di Pilpres 2014 kelak, kayaknya kemenangan keduanya tak akan terbendung lagi


[imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive