SITUS BERITA TERBARU

Partai & Politisinya Banyak Korupsi, Peserta Konvensi DEMOKRAT kok Tak Merasa Malu?

Monday, August 26, 2013

Konvensi Capres PD
Ruhut Bocorkan 11 Calon Peserta Konvensi Capres PD
Jumat, 16/08/2013 13:18 WIB

Jakarta - Bukan Ruhut Sitompul kalau tak membuat panas peta politik nasional. Kali ini Ruhut membocorkan 11 nama yang diyakininya adalah calon peserta konvensi capres PD. Siapa saja peserta konvensi capres PD versi Ruhut Sitompul? "Ketua DPD Irman Gusman, Marzuki Alie, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, Pramono Edhie Wibowo, Chairul Tanjung, Mahfud MD, Hayono Isman, Ahmad Mubarok, Djoko Santoso, Endriartono Sutarto," kata Ruhut kepada detikcom, Jumat (16/8/2013).

Ada satu nama lagi yang sempat diundang ikut konvensi capres PD namun menurut Ruhut menarik diri. Dia adalah Ketua Majelis Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra. Tentu ini baru versi Ruhut. "Yuzril saya nggak dengar," katanya. Ruhut sendiri memilih mendukung ipar SBY, mantan KSAD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo. Ruhut malahan mendaftar jadi tim suksesnya. "Kalau Ruhut dukung Pramono Edhie dong, saya tim suksesnya," katanya. Namun peserta konvensi capres PD secara resmi akan diumumkan oleh komite konvensi akhir bulan Agustus ini
http://news.detik..com/read/2013/08/...92204fksberita

Demokrat Bisa Terdegradasi Gara-Gara Kasus Mafia Migas
Jum'at, 23 Agustus 2013 06:02 wib

JAKARTA - Mencuatnya kasus dugaan praktek mafia migas, pascapenangkapan mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudi Rubiandini, diyakini bakal mengusik Partai Demokrat. Pasalnya, salah satu kadernya yang saat ini menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, bukan mustahil bakal ikut terseret dalam perkara yang bermula dari uang 'panas' yang diterima dari PT Kernell Oil tersebut. "Partai Demokrat saat ini sedang melakukan bersih-bersih nasional, setelah diterpa kasus Wisma Atlet, Hambalang, dan sebagainya. Demokrat sadar betul bahwa kasus korupsi yang menderanya akan meruntuhkan imej Demokrat itu sendiri," ujar analis politik Charta Politika, Arya Fernandez saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Kamis (22/8/2013) malam.

Menurut Arya, jika dalam perkembangan proses penyidikan yang sedang berjalan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jero memang terbukti terlibat, maka kondisi ini bakal melumpuhkan pondasi partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. "Demokrat akan terdegradasi ke partai tengah atau bahkan partai bawah. Posisinya sekarang sedang diujung tanduk," imbuh Arya.

Namun demikian, jika nantinya Jero Wacik clear dari kasus tersebut, maka masa depan partai berlambang bintang mercy ini masih menjanjikan dalam rangka menghadapi perhelatan Pemilu 2014 mendatang. "Tetapi kalau dia terlibat, maka Demokrat bisa tidak selamat, karena waktu Pemilu sudah semakin dekat. Saya kira ini tantangan bagi Jero untuk membuktikan jika memang dirinya tidak bersalah. Semua itu tergantung perkembangan penyidikan di KPK," tukasnya.

Sebelumnya, salah satu loyalis Anas Urbaningrum yakni Tri Dianto mengatakan, bila uang yang diterima Rudi terkait pendanaan pelaksanaan konvensi Partai Demokrat. Mantan Ketua DPC Partai Demokrat itu menuding dugaan korupsi yang melibatkan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini diduga akan digunakan untuk mendanai konvensi Capres Partai Demokrat yang akan digelar dalam waktu dekat. Rudi disebut-sebut sebagai orang dekat Ketua Pengawas SKK Migas sekaligus Menteri ESDM Jero Wacik. Di Partai Demokrat, Jero menjabat sebagai Sekretaris Majelis Tinggi.

Dalam kasus ini, KPK menangkap Ketua SKK Migas, Rudi Rubiandini, dan menetapkannya sebagai tersangka penerima suap USD400 ribu. Ia diduga menerima uang dari Simon terkait pengurusan migas di SKK Migas. Suap itu diduga bukan yang pertama, sebab belakangan ditemukan juga uang USD300 ribu yang diduga diberikan sebelum Lebaran. Belum lagi, juga ditemukan sejumlah uang Dollar Amerika dan Singapura dari apartemen di bilangan Jakarta Barat
http://news.okezone.com/read/2013/08...us-mafia-migas

Korupsi di SKK Migas pengaruhi citra Jero dan Demokrat
Kamis, 15 Agustus 2013 � 07:00 WIB

Sindonews.com - Terungkapnya praktik korupsi di Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), berdampak pada terpuruknya citra Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dan Partai Demokrat. "Walaupun Jero Wacik hanya diperiksa sebagai saksi tapi sudah membentuk citra Jero terlibat dalam kasus itu, dan persepsi yang dibentuk media seperti itu," ujar Pengamat Politik dari Universitas Airlangga Haryadi kepada Sindonews, Kamis (15/8/2013).

Persepsi publik terhadap Jero dan Partai Demokrat, kata Haryadi, merupakan hukuman moral yang sama beratnya dengan hukuman faktual kasus tersebut. "Image publik sudah terlanjur terbentuk, misalnya Jero Wacik dijadikan saksi, itu sudah menjadi hukuman simbolik bagi Jero dan Demokrat, dan itu sama dahsyatnya dengan hukuman faktual itu sendiri," kata Haryadi.

Bahkan ketika Jero yang juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat hanya berstatus saksi dalam kasus korupsi yang terjadi di kementerian yang dipimpinnya, image publik sudah terbentuk bahwa ada tekanan dari penguasa dalam kasus ini mengapa hanya Rudi pejabat negara yang terseret KPK. "Karena ketika media memberitakan Jero, persepsi media pasti akan terbentuk ada tekanan dari atasan yaitu penguasa saat ini," kata Haryadi. Sehingga menurutnya independensi KPK dalam mengungkap kasus korupsi di lembaga yang berpenghasilan Rp1 triliun per hari ini sangat dituntut. "Artinya KPK punya bukti apakah hanya tingkat Pak Rudi atau ada yang lebih tinggi," ucap dia.
http://nasional.sindonews.com/read/2...o-dan-demokrat

Tiga Kader Demokrat Tersangkut Dugaan Skandal Korupsi Bank Century
Tue, 05/03/2013 - 15:11 WIB

JAKARTA, RIMANEWS - Anggota Tim Pengawas (Timwas) Century dari Fraksi Partai Golkar (FPG), Bambang Soesatyo (Bamsoet) membenarkan bahwa tiga diantara empat nama baru adalah kader demokrat. Nama tersebut didapat dari hasil pertemuan tim kecil timwas century dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum kemarin di kediaman Anas.

"Ya benar 3 nama baru dari orang demokrat dan 1 dari pemerintahan," singkatnya kepada pesatnews, Selasa (5/3) menanggapi beredarnya kabar 3 diantara 4 nama baru adalah kader demokrat ikut terlibat dalam kasus century yang merugikan negara sebesar Rp 6,7 trilliun tersebut.

Namun, patut disayangkan, sampai berita ini diturun ketika pesatnews.com mengkonfirmasi lebih dalam mengenai siapa nama baru ketiga kader demokrat yang terlibat kasus century, Bamsoet belum memberikan jawaban siapa ketiga nama tersebut.

Ditempat terpisah, Anggota Timwas Century dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani mengatakan, nama-nama tersebut belum bisa diungkap oleh anggota tim pengawas kasus bailout Bank Century yang datang ke kediaman Anas di Jakarta, kemarin. Yani menegaskan, orang yang disebut Anas adalah bekerja sebagai pengusaha. "Iya itu pengusaha. Laki-laki dan wanita," ungkap Yani, kepada wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3).

Yani melanjutkan, tidak bisa membeberkan empat nama baru itu karena Anas melarang. Rencananya, timwas akan mengundang Anas untuk ikut rapat dengan timwas di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta. "Kita tidak akan menyangka apa hubungan orang-orang ini. Ini orang yang tidak pernah disebut di timwas," jelasnya.
http://www.rimanews.com/read/2013030...i-bank-century

Demokrat Persilakan Anas Bongkar Skandal Century
SELASA, 26 FEBRUARI 2013 | 18:39 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, mempersilakan Anas Urbaningrum membongkar kasus pencairan dana talangan Bank Century. Menurut dia, hal tersebut merupakan hak Anas. "Hak seseorang tidak bisa kita halangi," katanya di gedung Kementerian Hukum dan HAM, Selasa, 26 Februari 2013. Amir yang juga Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengaku paham dengan kerisauan yang dirasakan oleh bekas Ketua Umum Partai Demokrat tersebut setelah ditetapkan sebagai tersangka suap oleh KPK. Status itu membuatnya mau tak mau mundur sebagai ketua umum. Amir menyatakan maklum jika Anas melakukan perlawanan pada Majelis Tinggi Demokrat. "Kita mengerti kegalauan dia," ujar dia.

Sejak menyatakan mundur dari Demokrat, Anas terus-menerus disambangi oleh para politikus yang selama ini getol mendorong KPK mengusut pencairan dana talangan Bank Century. Bahkan, mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Anwar Nasution juga sempat menemui Anas pada Ahad, 25 Februari 2013. Tim pengawas pengusutan kasus Bank Century di DPR sudah mengumumkan rencana mereka untuk memanggil dan mendengarkan keterangan Anas Urbaningrum di Senayan.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...kandal-Century

KPK Masih Dalami Kaitan Korupsi Hambalang dengan Kongres Demokrat
Kamis, 22 Agustus 2013 14:10 wib

JAKARTA - Pemeriksaan terhadap tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek pembangunan sport center di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Anas Urbaningrum sejatinya tidak harus menunggu hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Menurut Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjajanto, kasus yang menjerat mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu berbeda dengan kasus yang menjerat mantan Menpora Andi Alfian Mallarangeng, dan tersangka lainnya.

Kata Bambang, penyidik KPK merasa perlu mendalami apakah kasus Hambalang memiliki keterkaitan dengan Kongres Partai Demokrat pada 2010. "Kalau AU memang berbeda (kasusnya), tapi kita akan memeriksa yang berkaitan dengan Kongres," katanya di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (22/8/2013).

Walau proses penyidikan terhadap Anas terkesan lamban, Bambang mengaku tidak memiliki kendala untuk menyidik Anas dalam kasus senilai Rp2,5 triliun. "Yang pasti tidak ada kesulitan, tapi memang untuk memanggil kembali saksi-saksi perlu waktu karena saksi-saksi ini kan tersebar kemana-mana. Lain kalau saksi itu dari penyelenggara negara," tuturnya.

Bambang menambahkan, hasil audit BPK terkait kerugian negara atas proyek Hambalang memang dibutuhkan. Setelah diterima maka akan dilanjutkan dengan proses selanjutnya terkait penyidikan terhadap para tersangka Hambalang. Dalam perkara ini, KPK telah menetapkan beberapa tersangka diantaranya mantan Menpora Andi Alfian Mallarangeng, mantan Pejabat Pembuat Komitmen, Dedi Kusdinar, mantan Direktur Operasional I PT Adhi-Wika, Teuku Bagus Muhamad Noor. Sedangkan untuk kasus penerimaan hadiah, KPK menjerat Anas sebagai tersangka
http://news.okezone.com/read/2013/08...ngres-demokrat

Terbukti Terbelit Korupsi, Demokrat Masih Emoh Bongkar Dana Konvensi
14 Aug 2013 07:05:57

Jakarta, Aktual.co � Sampai saat ini Partai Demokrat belum berani mengungkapkan kisaran dana yang mereka butuhkan untuk pelaksanaan konvensi. Mereka pun belum membeberkan dan dari mana dana tersebut didapatkan. Yang jelas, dana yang dibutuhkan tidaklah sedikit. "Seluruh operasional pelaksanaan konvensi ini, sebagaimana dinyatakan elit Partai Demokrat, sepenuhnya ditanggung oleh Partai Demokrat. Adalah penting hal ini diungkapkan kepada masyarakat soal ini," kata Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti dalam keterangannya kepada Aktual.co, Selasa (13/8).

Sebab, selain karena hal ini merupakan bagian dari kewajiban transparansi, juga karena Partai Demokrat sendiri saat ini didera isu tentang penggunaan dana ilegal dalam kongres partai mereka sebelumnya. Sejatinya, imbuh Ray, isu yang berkembang luas soal penggunaan dana ilegal dalam kongres Partai Demokrat menjadi pelajaran penting bagaimana mestinya dana partai dikelola secara terbuka. "Jika pada akhirnya Partai Demokrat tetap diam tentang berapa besar dana yang dikeluarkan untuk konvensi dan dari mana saja dana tersebut didapatkan maka konvensi ini kehilangan kesempatan untuk mengabdi pada tujuan-tujuan subtansial Demokrasi," tambahnya. "Tentu sangat disayangkan, terobosan mulia ini justru lemah dalam subtansinya. Ia seperti pesta tempat orang menari-nari dan berakhir begitu saja tanpa kenangan yang layak diperbincangkan," demikian Ray.
http://www.aktual.co/politik/220232t...-dana-konvensi

[imagetag]

Demokrat Partai Politik Terkorup versi Survei LSN
Minggu, 24 Maret 2013 , 22:01:38 WIB

Jakarta (B2B) - Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) berada di peringkat teratas sebagai partai politik terbersih dari tindak pidana korupsi. Sementara Partai Demokrat berada di urutan terbawah dari sembilan partai politik terkorup bersama Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Fakta tersebut terungkap dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) berdasarkan jajak pendapat terhadap 1.230 orang responden pada 1-15 Maret 2013 di 33 provinsi di seluruh Indonesia. "Seiring ditetapkannya Anas Urbaningrum sebagai tersangka, angka Partai Demokrat di kategori ini semakin terpuruk," kata Analisis Survei LSN, Dipa Pradipta saat menggelar jumpa pers di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Minggu (24/3/2013).

Selain itu, kata Dipa Pradipta, persepsi itu diperparah banyaknya kader Partai Demokrat yang menjadi terpidana korupsi seperti M Nazaruddin, Angelina Sondakh dan Hartati Murdaya. Ditambah status tersangka yang ditetapkan pada Andi Alfian Mallarangeng dan Anas Urbaningrum.

Berdasarkan survei LSN, 70,4% dari masyarakat menilai Partai Demokrat sebagai terkorup, Partai Golongan Karya/Golkar (5,7%), PKS (4,4%), PDI Perjuangan (1,7%), Partai Amanat Nasional/PAN (1,1%), Gerakan Indonesia Raya/Gerindra (0,3%), PKB (0,3%), Nasional Demokrat/Nasdem (0,2%), Partai Persatuan Pembangunan/PPP (0,2%), Hati Nurani Rakyat/Hanura (0,1%). "Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka dan memberikan kuisioner dengan margin of error sebesar 2,8 persen," kata Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry di Jakarta, Minggu (24/3).

Survei ini dilakukan dengan pengumpulan data melalui teknik wawancara tatap muka, dengan responden berpedoman kuesioner. Survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif melalui wawancara mendalam dan analisis media.
http://berita2bahasa.com/berita/01/2...si-survei-lsnf

------------------------------

Kanjeng nabi saw pernah menasehati ummatnya, berkaitan dengan rasa malu ini. Kata beliau, kalau kalian sudah tak ada rasa malu lagi, manakala urat malu sudah pada putus, maka persilahkan saja berbuat sekehendak dirimu! Sekarepmulah!


[imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive