SITUS BERITA TERBARU

Keraton Surakarta berebut kekuasaan .... lagi

Monday, August 26, 2013
Liputan6.com, Solo : Setelah sempat mereda, konflik di Keraton Kasunanan Surakarta kembali memanas. Ratusan abdi dalem yang sedang mengikuti acara pengukuhan Tedjowulan, dibubarkan dan diusir oleh Dewan Adat Keraton.

Tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (26/8/2013) memberitakan, pembubaran paksa tersebut lantaran Dewan Adat menganggap acara ini tidak berizin. Pengukuhan yang digelar Sinuhun ini pun mengundang kemarahan kalangan lembaga adat yang terdiri dari adik-adik Sinuhun.

Pengageng Sasana Keraton Kasunanan Surakarta. GRAy Koes Moertiyah, yang juga anggota DPR dari Partai Demokrat bersama para kerabat berusaha memasuki ruangan acara.

Akibat kericuhan ini, para abdi dalem pun kebingungan. Mereka hanya bisa menunggu di luar keraton.

Sejumlah polisi yang berjaga-jaga tidak bisa berbuat banyak karena menganggap ini adalah konflik internal keraton.

Konflik internal Kasunanan Surakarta sebelumnya muncul setelah Sunan Paku Buwono XII mangkat pada 11 Juni 2004. Sepekan setelah mangkatnya Sunan Paku Buwono XII, hubungan kerabat Keraton Surakarta mulai meruncing. Penentuan siapa pengganti Susuhunan PB XII ini muncul karena adanya tarik-menarik antara dua kubu kerabat keraton, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi dan KGPH Tedjowulan.

Perseteruan itu berakhir pada 16 Mei 2012 setelah dua pemimpin Keraton Surakarta bersama-sama menyepakati perdamaian. Usaha perdamaian ini ditindaklanjuti dengan penandatanganan kesepahaman kedua pihak yang didukung pemenuh pihak pemerintah melalui empat perwakilan menteri yakni Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Senin di ruang Pustakaloka Kompleks DPR Jakarta.

Juru bicara Paku Buwono XIII dan Mahapatih Panembahan Agung Tedjowulan, KRH Bambang Pradotonagoro, menyatakan kedua pemimpin akan mengedepankan pemersatuan keluarga terlebih dulu. (Ali/Yus)

sumber : http://news.liputan6.com/read/675226...embali-memanas

SOLO (KRjogja.com) - GKR Wandansari alias Gusti Moeng sebagai Pengageng Sasana Wilapa merangkap Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) mendesak pencabutan tugas dan wewenang raja Kraton Surakarta ISKS Pakoe Boewono XIII Hangabehi oleh lembaga adat karena dinilai telah menyalahi adat (paugeran kraton Surakarta).

Dalam rapat yang dihadiri Lembaga adat dan representasi dari perwakilan trah PB II hingga PB XIII (diwakili anak Hangabehi) GKR Timoer Rumbay diputuskan Hangabehi tidak lagi menjadi raja, sedang raja dijabat secara kolegial akan diumumkan kemudian hari.

Gusti Moeng kepada wartawan saat terjadi ontran-ontran halal bihalal, Senin (26/8) mengatakan Minggu (25/8) malam Lembaga Dewat Adat (LDA) Kraton Surakarta beserta perwakilan trah PB II hingga PB XIII melakukan rapat di Kraton Surakarta. �Hasil rapat memutuskan sejak 25 Agustus Hangabehi tidak lagi menjadi raja. Dicabut tugas dan wewenangnya karena menyalahi paugeran kraton,�ujar Gusti Moeng.

Dicontohkannya Hangabehi sebagai Raja PB XIII telah diingatkan namun membandel tidak mau hadir dalam acara jumenengan beberapa waktu lalu yang didalamnya ditarikan Bedhoyo Ketawang. Padahal secara adat PB XII almarhum sudah dawuh tugas seorang raja adalah menjaga kelestarian Bedhoyo Ketawang.

Yang juga dilanggar oleh Hangabehi adalah mengangkat seorang yang salah (melakukan makar yakni KGPA Tedjowulan) namun malah diberi kedudukan Patih hingga Maha Menteri. (Hwa)

sumber : http://kr.co.id/read/184939/gusti-mo...ang-pb-xiii.kr

[imagetag]
GKR Wandansari alias Gusti Moeng (kiri) dan putri PB XIII, GKR Timoer Rumbay (Foto: Andjar HW)

[imagetag]

Kisruh di Keraton Kasunanan Surakarta menyusul gagalnya pengukuhan Maha Menteri KGPHPA Tedjowulan masih berlanjut. Ratusan warga Baluarti di lingkungan keraton kesal dan merangsek ke depan utama Keraton Kasunanan.

Warga turun ke jalan karena kesal melihat konflik keraton yang tak kunjung selesai, namun saat ratusan warga berduyun-duyun datang memaksa untuk masuk pintu Kamandungan, langkah mereka dihadang Soreng Pati atau prajurit keraton.

Sempat terjadi aksi saling dorong antara Soreng Pati dengan warga. Jumlah warga yang semakin banyak membuat Soreng Pati mundur. Sejumlah Soreng Pati lainnya yang berjaga di depan pintu utama keraton ikut turun menghadang warga. Akibatnya, aksi saling dorong kembali terjadi hingga seorang Soreng Pati terkena pukulan.

Melihat anggotanya terkena pukulan, Soreng Pati lainnya emosi dan mengacung-acungkan parang ke arah warga. Kondisi tersebut memicu kemarahan warga Baluarti. Warga semakin emosi mengejar Soreng Pati yang mengacungkan parang.

Langkah itu terhenti karena dihadang polisi yang berjaga. Polisi juga menangkap salah satu warga yang dianggap sebagai provokator.

�Kamu bukan prajurit keraton, kamu orang bayaran. Kami warga Baluarti ingin keraton kembali tenteram. Yang di dalam, Mung dan yang lainnya, kalian semua ke luar,� teriak warga yang sudah mengepung keraton, Senin (26/8/2013).

Teriakan warga kembali menggema, saat melihat Kanjeng Satrio yang dianggap hanya berstatus menantu ikut menghadang mereka. Warga menilai, meski hanya berstatus sebagai menantu, namun Kanjeng Satrio dianggap sebagai pihak paling bertanggung jawab terhadap kisruhnya Keraton Kasunanan pasca-rekonsiliasi dua raja kembar.

Bentrokan antar-dua kubu itu tidak berlanjut, setelah aparat berhasil meredam emosi warga. Okezone

sumber : http://halocities.com/3837

[imagetag]
Abdi dalem menunggu setelah dilarang masuk Keraton, di luar gerbang Sasana Mulya, Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo, Jateng, Senin (26/8). Pihak yang menamakan diri Lembaga Dewan Adat Keraton membubarkan paksa penobatan KGPH PA Tedjowulan sebagai Maha Menteri menyusul kemelut di Keraton Surakarta yang semakin memanas jelang tahapan sidang keputusan Mahkamah Konstitusi tentang pemulihan Daerah Istimewa Surakarta yang dibekukan tahun 1946. ANTARA FOTO/Andika Betha/ed/ama/13

[imagetag]
Salah satu kerabat yang berseteru, GKR Wandan Sari (Koes Moertiyah) berbicara dari dalam gerbang Sasana Mulya, Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo, Jateng, Senin (26/8). Pihak yang menamakan diri Lembaga Dewan Adat Keraton membubarkan paksa penobatan KGPH PA Tedjowulan sebagai Maha Menteri menyusul kemelut di Keraton Surakarta yang semakin memanas jelang tahapan sidang keputusan Mahkamah Konstitusi tentang pemulihan Daerah Istimewa Surakarta yang dibekukan tahun 1946. ANTARA FOTO/Andika Betha/ed/ama/13

[imagetag]
Pendukung dua kubu yang berseteru, bersitegang di luar gerbang Sasana Mulya, Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo, Jateng, Senin (26/8). Pihak yang menamakan diri Lembaga Dewan Adat Keraton membubarkan paksa penobatan KGPH PA Tedjowulan sebagai Maha Menteri menyusul kemelut di Keraton Surakarta yang semakin memanas jelang tahapan sidang keputusan Mahkamah Konstitusi tentang pemulihan Daerah Istimewa Surakarta yang dibekukan tahun 1946. ANTARA FOTO/Andika Betha/ed/ama/13

Kalo ada ribut yang paling ngga trima pasti GKR Wandan Sari (Koes Moertiyah)

[imagetag]

Kayak gini kok minta jadi Daerah Istimewa [imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive