SITUS BERITA TERBARU

Gelar Tidak Menjamin Moralitas Rubi, Mendikbud Pertimbangkan Cabut Gelar Professornya

Friday, August 16, 2013
[imagetag]
[imagetag]
[imagetag]
[imagetag]
[imagetag]
Saat ditangkap dan di gelandang KPK, Professor Rudi Rubiandini, Guru Besar Teknik Perminyakan ITB, Bandung, tak bedanya lagi dengan maling yang sedang menjadi pesakitan di kantor polisi

Gelar Tidak Menjamin Moralitas Rudi Rubiandini
www.inilah..comon
Jumat, 16 Agustus 2013 | 08:26 WIB

inilah..com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tercatatberulang kali menetapkan tersangka dengan level pendidikan bergelar doktor atau guru besar universitas ternama. Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi SP, moralitas seseorang tidaklah bergantung dengan gelar pendidikannya. "Jadi tidak ada hubungannya. Ya bagaimana moral dia, bukan soal gelar profesor," katanya di Gedung KPK, Jumat (16/8/2013).

Pernyataan itu menanggapi operasi tangkap tangan yang dilakukan kepada Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Rudi sendiri diketahui sebagai guru besar di ITB dan sempat menjadi dosen terbaik. Johan menyatakan, dalam memeriksa sebuah kasus, KPK tidak terpengaruh dengan latar belakang pendidikan. Jika KPK menemukan alat bukti yang cukup, seseorang harus jadi tersangka.

KPK tidak akan memberi rekomendasi pencabutan gelar akademis yang dimiliki seorang tersangka. "Kami tidak bermain di wilayah itu. Tapi, dia bawa beban berat. Karena melakukan hal yang mencederai nilai integritas," tegasnya. Untuk diketahui, Rudi Rubiandini adalah salah satu guru besar yang terjerat kasus korupsi. Sebelumnya, KPK sudah menjerat Nazaruddin Syamsuddin, Miranda Swaray Goeltom, Rokhmin Dahuri, serta Tafsir Nurchamid.
http://nasional.inilah..com/read/det...i#.Ug2KTdLfCfc

Rudi Pernah Jadi Dosen Teladan ITB
Rabu, 14 Agustus 2013, 08:57 WIB

[imagetag]
Rudi Rubiandini

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penangkapan Rudi Rubiandini, Kepala SKK Migas oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengagetkan banyak orang. Rudi sebelumnya satu almamater dengan Menteri ESDM Jero Wacik di Institut Teknologi Bandung (ITB), memperoleh gelar doktor dari Technische Universitaet Clausthal Jerman. Saat menjadi dosen, Rudi pernah menerima penghargaan sebagai dosen teladan ITB tahun 1994 dan 1998

Rudi pernah mendapatkan sejumlah prestasi Rudi di bidang energi antara lain, menghasilkan 7 peralatan bidang penelitian teknik minyak dan gas bumi. menghasilkan temuan semen yang mampu mengembang, menghasilkan 30 an software dalam bidang teknik minyak dan pernah memimpin tim penghentian semburan lumpur di sumur Petrokimia Gresik dalam waktu empat hari. Rudi juga tak asing di kalangan industri minyak dan gas di Indonesia. Sebelum jadi Kepala SKK Migas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Rudi sebagai Wakil Menteri ESDM, menggantikan almarhum Widjajono Partowidagdo yang meninggal pada 21 April 2012.
http://www.republika.co.id/berita/na...en-teladan-itb

Mendikbud Pertimbangkan Cabut Gelar Profesor Rudi Rubiandini
Jumat, 16/08/2013 00:49 WIB

[imagetag]
Mendikbud, Professor M Nuh

Jakarta - Kepala SKK Migas nonaktif Rudi Rubiandini terjerat kasus suap. Hal tersebut rupanya menimbulkan polemik tersendiri mengingat dirinya berasal dari kaum intelektual yang seharusnya bersih dari praktik korupsi. Beberapa pihak menyayangkan apa yang telah dilakukan akademisi yang kerap mendapatkan penghargaan semasa masih menjadi dosen tersebut. Sebagian di antaranya mengusulkan agar gelar profesor yang disandangnya dicabut saja. "Saya belum terlalu hapal peraturannya, jadi nanti saya pelajari dulu. Kalau dia terjebak kasus seperti ini, dengan gelarnya nanti kita akan pikirkan sanksi apa yang harus diberikan kepada orang tersebut," ujar Mendikbud M.Nuh saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakpus, Kamis (15/8/2013).

Salah satu pertimbangan adalah karena gelar profesor bukanlah gelar yang melekat pada seseorang. "Gelar (Profesor) Itu tidak melekat, tidak sama seperti S1 atau S2. Jadi kalau sudah pensiun maka dia selesai. Profesor kan bukan gelar," sambung Nuh. "Sehingga kita akan kaji secara akademik dulu dan kita akan pelajari dulu, bagaimana status guru besarnya dulu," tuturnya. Rudi yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bergelar profesor perminyakan. Saat masih aktif mengajar, dia sering menerima banyak penghargaan berkat keteladanan dan kreativitasnya. Kemudian Rudi menjadi ahli yang ditarik dari kampus ke BP Migas, kemudian menjadi Wamen ESDM, dan akhirnya menjabat Kepala SKK Migas.

Dengan adanya kasus ini, maka ada beberapa langkah serius yang harus diambil Kemendikbud dalam memberikan gelar kepada seseorang. Walau bukan kali pertama muncul kasus seorang profesor tertangkap KKN, Nuh mengaku Kemendikbud selalu berhati-hati dalam pemberian gelar. "Mau ada kasus ini atau tidak, sejak dulu kita terus memberikan pengetatan terhadap pemberian gelar kepada seseorang. Kita kaji latar belakang akademisnya, prestasinya dan sebagainya," kata Nuh. Rudi ditangkap KPK pada Selasa (13/8) malam di rumahnya di Jl Brawijaya VIII, Jaksel. Diduga dia menerima suap terkait tender minyak. Saat ini Rudi dan pihak Kernel telah diamankan oleh KPK.
http://news.detik..com/read/2013/08/...991101mainnews

Dr Drajad Wibowo:
Rudi Rubiandini Tak Lagi Idealis
Rabu, 14 Agustus 2013 | 11:57 WIB

[imagetag]
Dr Drajad Wibowo

JAKARTA, KOMPAS.com � Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad H Wibowo menyesalkan pilihan Rudi Rubiandini yang sebelumnya bersedia menjadi Wakil Menteri ESDM. "Namun, seperti nasihat saya kepada politisi-politisi yunior saya, santri alim di pesantren itu biasa. Nah kalau sudah masuk ke Jakarta, dan dia masih tetap alim, itu baru santri (luar biasa). Saya memang sering melihat akademisi, aktivis, atau siapa saja yang pada awalnya idealis, lalu berubah drastis ketika sudah masuk ke dalam kekuasaan, baik di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif," ujar Drajad, Rabu (14/8/2013).

Dia mengaku agak terkejut ketika Rudi Rubiandini bersedia masuk BP Migas, apalagi menjadi Wakil Menteri ESDM. "Sebenarnya, sebagian besar pandangan yang bersangkutan tidak cocok dengan kebijakan pemerintahan sekarang. Idealnya, orang-orang seperti itu tetap di luar pemerintahan," jelasnya. Namun, menurut Drajad, Rudi Rubiandini menjadi berubah ketika masuk ke lingkaran kekuasaan. "Jika benar yang bersangkutan menerima suap seperti tuduhan KPK, saya merasa kehilangan rekan seperjuangan," ujar Drajad.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...k.Lagi.Idealis

5 Cerita kesederhanaan Rudi Rubiandini runtuh karena korupsi
Jumat, 16 Agustus 2013 07:01:00

[imagetag]
Saat pulang mudik lebaran minggu lalu, sesaat sebelum diciduk KPK, Professor Rubi pulang ke Bandung dengan menumpang KA Ekonomi. Seakan dia ingin menunjukkan sifat kebersahajaannya (zuhud) kepada masyarakat Indonesia. Ternyata itu untuk pencitraan doank?

Mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini dikenal sejumlah kalangan sebagai sosok yang sederhana. Di mata anak buahnya di SKK Migas, Rudi dikenal sebagai sosok yang jujur dan menghargai para bawahannya. Rudi dikenal sederhana dibanding pejabat negara lainnya. Dia dikenal ramah kepada siapa saja, termasuk para wartawan yang kerap mewawancarainya. Namun, penangkapan terhadap Rudi oleh KPK membuat sejumlah pihak kaget. Rudi ditangkap tangan di rumahnya karena menerima suap USD 400 ribu yang diduga berasal dari bos Kernel Oil Plt Ltd, Simon.

Uang itu diserahkan Simon kepada Rudi melalui Ardi alias Deviardi. Tak hanya itu, KPK menduga Rudi telah menerima USD 300 ribu sebelum Lebaran. Sehingga total suap yang diduga diterimanya adalah USD 700 ribu. Tak butuh waktu lama, KPK langsung menetapkan Rudi, Ardi dan Simon G Tanjaya, sebagai tersangka. Ketiganya langsung di tahan di Rutan cabang KPK. Akibat kasus itu, kesan sederhana yang dimiliki Rudi langsung runtuh. Berikut lima cerita kesederhanaan Rudi yang ramai dibicarakan sebelum dia ditangkap KPK.

1. Suka naik ojek
Sejak menjadi Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini kerap menggantikan Menteri ESDM Jero Wacik untuk hadir dalam sejumlah rapat. Untuk mengejar waktu, Rudi tak malu naik ojek ke lokasi rapat. Salah satu contohnya saat dia harus menghadiri rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa tentang job creation pada tahun lalu. "Saya baru selesai bedah buku di Kuningan. Pak menteri tidak bisa jalan ke sini. Saya diperintahkan ikut rapat jam 4. Waktu kan tidak cukup, ya sudah saya naik ojek," ujarnya beberapa waktu lalu. Tak hanya itu, dia juga pernah naik ojek untuk menghadiri sebuah acara televisi di Jakarta. Saat itu, Jero Wacik yang sebelumnya dijadwalkan hadir mendadak tidak bisa, karena dipanggil Presiden SBY. Rudi yang terjebak kemacetan memilih naik ojek dan meninggalkan sopir beserta mobil dinas mewahnya.

2. Suka makanan kaki lima
Selain gemar naik ojek, Rudi Rubiandini juga menyukai makanan yang dijual PKL. Dia bahkan pernah mengajak para wartawan untuk makan bareng di kantin DPR saat menghadiri Rapat Kerja Kementerian ESDM, SKK Migas dan Pertamina. Meski saat itu dia menjabat sebagai Kepala SKK Migas, Rudi lebih memilih makan di kantin DPR ketimbang di restauran mahal. Padahal, di sekitar Senayan banyak restauran mewah yang dipenuhi aneka macam makanan lezat.

3. Gaji dosen tidak diambil
[imagetag]
Fakultas paling favorit di ITB adalah teknik perminyakan, kampus dimana Rubi menjadi Guru Besar disana

Sebelum berkecimpung di dalam pemerintahan, Rudi memiliki profesi selain kosultan perminyakan. Rudi juga menjadi dosen perminyakan di tempatnya menimba ilmu yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB). Dari profesi itu, kemudian Rudi diangkat menjadi Penasihat Ahli Kepala BP Migas. Dari posisi itu, Rudi kemudian menjadi Corporate Secretary BP Migas. Saat menjadi dosen ITB, dia tidak pernah mengambil gaji dosen dari ITB. Rudi beralasan gajinya di BP Migas cukup untuk mencukupi keluarganya.

4. Pilih naik Innova ketimbang Camry
Setelah BP Migas dibubarkan Mahkamah Konstitusi (MK) pada November 2012 lalu, badan pengganti SKK Migas diminta untuk membenahi diri dan melakukan bersih-bersih terhadap tindakan korupsi yang banyak menimpa sektor hulu migas. Rudi yang saat itu menjabat sebagai Kepala SKK Migas, melakukan efisiensi di SKK Migas. Salah satunya, dengan mengganti mobil dinas Toyota Camry menjadi Toyota Kijang Innova. Tak hanya para deputi yang diganti mobil dinasnya, mobil dinas Rudi pun ikut diganti.

5. Mudik dengan kereta ekonomi
Salah satu kesederhanaan Rudi adalah memilih mudik ke kampung halaman dengan menggunakan kereta api kelas ekonomi. Rudi memboyong anak dan istrinya untuk mengunjungi ibunda dan keluarga besarnya di Tasikmalaya, Jawa Barat, saat Lebaran kemarin. "Saya mudik bersama keluarga pakai kereta api kelas ekonomi saja. Sudah biasa saya naik itu," ujar dia. Menurut Rudi, saat ini lebih nyaman naik kereta api ketimbang membawa kendaraan pribadi yang harus bermacet-macetan. Rudi menegaskan dia sudah kebiasaan mudik dengan menggunakan kereta api sejak lama. Bahkan, saat dia menjabat sebagai Wakil Menteri ESDM sekalipun.
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-c...a-korupsi.html

[imagetag]
Rudi Rubiandini yang duduk diantara jejeran Komisaris Bank Mandiri, dengan gaji lumayan gede, yaitu Rp 80 jeti perbulannya.

Rudi Rubiandini diberhentikan sebagai Komisaris Bank Mandiri
Kamis, 15 Agustus 2013 11:52 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan Rudi Rubiandini sudah diberhentikan sebagai Komisaris Bank Mandiri setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dia sebagai tersangka kasus suap. "Sejak kemarin (Rabu, 14/8), jabatan Rudi di Bank Mandiri sebagai komisaris sudah kami copot," kata Dahlan usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Kantor Pelindo II, Jakarta, Kamis.

Menurut Dahlan, sejak KPK menjadikan Rudi sebagai tersangka kasus suap, pemegang saham Bank Mandiri langsung meresponnya dengan memutuskan memberhentikan Rudi dari jabatan komisaris Bank Mandiri. Rudi baru menjabat sebagai Komisaris Bank Mandiri pada 2 April 2013, tiga bulan setelah ia dilantik menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada 16 Januari 2013.
http://www.antaranews.com/berita/390...s-bank-mandiri

Alasan SBY Langsung Pecat Rudi Rubiandini
Rabu, 14 Agustus 2013 18:09 wib

[imagetag]
Presiden SBY

JAKARTA - Penetapan resmi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini sebagai tersangka tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus mengambil langkah tegas. Presiden SBY pun menandatangani Keputusan Presiden Nomor 93 Tahun 2013 tentang pemberhentian sementara Rudi Rubiandini sebagai Kepala SKK Migas.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik dalam konperensi pers di Jakarta menyebutkan, untuk selanjutnya, Presiden menunjuk Wakil Kepala SKK Migas Johanes Widjonarko untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Kepala SKK Migas. Penunjukan Widjonarko ini, kata Jero Wacik, sesuai aturan, kalau Kepala SKK Migas berhalangan tetap, maka Wakil Kepala yang akan menjalankan tugas sampai diangkat pejabat yang definitif. "Dengan penerbitan Keppres ini, maka industri migas tetap berjalan dan tidak ada kevakuman," jelas Jero Wacik seperti dilansir dari situs Setkab, Rabu (14/8/2013).

Menurut Menteri ESDM, industri migas ini strategis dengan memberikan penerimaan Rp1 triliun per hari. Oleh karena itu, SKK Migas tidak boleh berhenti sehari pun. �Jadi, harus cepat," katanya. Mengenai status sementara bagi Johanes Widjanarko untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Kepala SKK, menurut Jero Wacik, karena pemerintah masih akan menunggu lebih lanjut kasus Rudi. "Kalau nanti ada perkembangan lanjut dari KPK, maka akan menjadi pertimbangan kami," tuturnya
http://economy.okezone.com/read/2013...udi-rubiandini

------------------------------

Hidup itu emmang absurd, gan! Bagai roda sepeda motor, sebentar diatas, sebentar dibawah. Baru saja kemarin dia menjadi orang yang paling besar kewenangannya di dalam mengatur produksi dan industri migas di Indonesia, yang omzetnya rartusan triliun rupiah setahunnya, tiba-tiba langsung kehilangan semuanya. Kehormatan, isteri, anak, tetangga, teman sejawat di kampus, gelar professor, jabatan Komisaris Bank, dan yang tersisa hanya pemberian baju tahanan KPK warna oranye, mirip nasib maling ayam yang digelandang polisi ke dalam sel yang dingin


[imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive