SITUS BERITA TERBARU

Cerita dari Bau Mayat di Masjid-masjid Kairo

Tuesday, August 20, 2013



Jumat, 16 Agustus 2013, 07:51 WIB

Komentar : 21








EPA/Mosaab Elshamy

Jasad demonstran pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, diletakkan di lantai di rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa Adawiya, Kairo, Rabu (14/8).


Jasad demonstran pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, diletakkan di lantai di rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa Adawiya, Kairo, Rabu (14/8).


A+ | Reset | A-



REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Biasanya masjid-masjid di Kairo dipenuhi jamaah yang berjajar membentuk shaf untuk shalat. Namun, setelah pertumpahan darah yang terjadi pada Rabu (15/8), mayat pendukung Muhammad Mursi yang justru berjajar di masjid.

Dalam laporan Al-Jazeera, Kamis (15/8) waktu setempat, bau mayat tercium dari dalam masjid. Di Nasr city, Masjid al-Iman berubah menjadi kamar mayat setelah kekerasan yang menewaskan sedikitnya 525 orang.

Mayat dibungkus dengan kain kafan dan balok es ditempatkan di sekitarnya. Sebagian mayat tersebut memiliki luka tembak. Tapi, sejumlah mayat lain hangus terbakar dan membuat anggota keluarga sulit mengidentifikasi.

Warga Kairo, Samr Badredeen, datang ke masjid Al Iman untuk memakamkan anggota keluarganya. Namun, dia sulit untuk mengenali mayat yang hangus terbakar.

"Mereka membunuh suami saya dan mereka membakar tubuhnya. Saya tidak dapat menemukannya," ujar Badredeen.

Dia mengatakan suaminya tidak memiliki senjata. Suaminya, Aymen Mohamed Zakayadeen (45), merupakan teknisi listrik dan ayah dari empat orang anak yang berusia 5-12 tahun.

Beberapa orang yang ikut dalam demonstrasi menuliskan namanya di tangan mereka. Sehingga jika serangan terjadi, mayat mereka bisa diidentifikasi.

Nama-nama mereka ditulis di papan. Mayat-mayat itu menunggu untuk dikubur.

Warga Mesir lainnya, Marwan Saber, terpisah dari saudaranya, Omar, saat kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan terjadi. Saber menemukan Omar yang seorang teknisi tertembak di dadanya di dalam kemah.

"Dia terjebak di dalam ambulans. Polisi tidak membiarkan ambulans meninggalkan Rabaa," ujarnya.

Meski banyak korban berjatuhan, pihak pasukan keamanan membantah tindakannya sebagai pembantaian. Ahli keamanan strategis, Mokhtar Qandil, mengatakan tindakan pasukan keamanan legal.

"Polisi terus mengatakan kepada mereka untuk pergi... kamu aman, kamu bebas, tapi mereka tetap tinggal, mengapa? untuk Mursi? Mursi gagal," ujar Qandil.

Bahkan, Qandil menyebut polisi telah melakukan tugas dengan baik dan korban tewas yang sedikit. "Mereka sukses," ucapnya.
sumber
http://www.republika.co.id/berita/in...idmasjid-kairo
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive