SITUS BERITA TERBARU

[Bukan Cuma Ahok] Tri Rismaharini: Didemo Pakai Senjata pun Saya Hadapi

Wednesday, August 28, 2013
Surabaya - Gaya bicaranya blak-blakan, tapi tetap terlihat lugu. Natural. Begitulah kesan terhadap Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat bertemu para pemimpin media. Dia membeberkan pembangunan kota Surabaya yang mengundang decak kagum. Salah satu kunci keberhasilan menyulap kota Surabaya adalah sikap berani dan tegas.

"Saya tidak takut, apalagi hanya didemo pakai kertas begitu. Kalau ada yang demo pakai senjata saja, akan saya hadapi," kata Bu Risma, begitu dia sering disapa, ketika bertemu para pemimpin redaksi di rumah dinas Walikota Surabaya, Minggu (25/8/2013) malam lalu.

Bu Risma berani dan tegas karena meyakini apa yang dilakukannya berada di rel kebenaran dan demi masa depan rakyatnya. Dia bicara terus terang hal ini terkait upayanya untuk menghapus lokalisasi di Surabaya. Kebetulan beberapa jam sebelum bertemu, dia disambut demo oleh para pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari saat meresmikan penutupan lokalisasi Klakah Rejo, Benowo.

Risma bercerita dirinya sudah menutup beberapa lokalisasi dan masih memproses penutupan beberapa lokalisasi lainnya. "Kebetulan yang demo saya itu dari daerah yang belum saya tutup. Tapi ya saya hadapi. Ini saya mau membantu kok malah mendemo," kata Risma.

Saat itu para demonstran membawa kertas-kertas bertuliskan penolakan penutupan lokalisasi. Mereka menganggap pemerintah Surabaya otoriter. Mereka juga merangsek mendekati Risma. Begitu mereka mendekat, Risma tampak merebut salah satu poster yang mereka bawa.

"Kamu mau dibantu kok malah tidak mau," kata Risma menceritakan peristiwa itu.

Sebenarnya Risma ingin berbicara lebih lama dengan para demonstran untuk memberikan pengertian. Namun, polisi dan Satpol PP lebih dulu mengawalnya.

Akhirnya, Risma tetap bisa meresmikan penutupan lokalisasi itu dengan sukses. Risma membuka papan nama bertuliskan 'Warga Klakah Rejo Bebas Prostitusi.'

Mengapa Risma bersikeras menutup lokalisasi di kotanya? Risma tidak ingin warganya terus menerus bergelimang dalam kemaksiatan. Selain itu, Risma juga ingin memperbaiki kehidupan mereka. "Hasil penelitian kami, bahwa lokalisasi ini mempengaruhi mental anak-anak di lingkungan sekitar," kata Risma.

Risma sedih dengan ditemukannya banyak anak-anak berumur 14-tahunan yang menjadi korban trafficking dan menjadi PSK. Saat ditanya para remaja perempuan itu mengaku karena terpengaruh lokalisasi. Saat ini Pemkot Surabaya sudah menyadarkan para remaja-remaja ini untuk hidup di jalan yang benar dengan memberikan pencerahan-pencerahan kepada mereka, sehingga kembali bersekolah.

"Sekarang, ada di antara mereka yang jadi juara kelas," ujar dia.

Dalam menutup lokalisasi ini, Risma memang tidak asal menutup. Risma memperlihatkan foto-foto bagaimana para PSK ini dididik dan diberi keterampilan.

Bahkan, para mucikari pun disentuh dan dirangkul Risma. Begitu para PSK dan mucikari menemukan jalan hidup, Risma kemudian menutup lokalisasi satu persatu.

"Dulu saya ditentang para kiai karena menolak menutup lokalisasi. Saat itu saya tidak mau menutup lokalisasi, karena saya belum mencarikan jalan keluarnya. Sekarang mereka sudah bisa hidup lebih baik," kata dia.
------------------------------------------
Sumber: http://m.detik..com/news/read/2013/0...11/2342547/10/
------------------------------------------
Ahok pernah sesumbar bahwa ia dan keluarganya berani mati tapi tidak berani ke tanah abang ? kemudian kita lihat Risma yang seorang wanita pun berani menghadapi senjata tajam tanpa membawa embel2 kata2 "berani mati", "anak atau isteri", namun risma berani terjun langsung ke lokasi penertiban, bahkan berani berseteru langsung dengan pihak yang ditertibkan.
Patut dicatat pula, Risma berani menutup lokalisasi, sedangkan Ahok justru membela Alkohol/minuman keras, untuk menutup lokalisasipun mereka belum terbukti keberaniannya, masih kalah berani dengan FPI.
Semoga Ibu Risma senantiasa dalam kesehatan dan dalam lindungan Allah SWT, Amin
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive