SITUS BERITA TERBARU

SBY disapad intel Inggris oleh pm australia

Sunday, July 28, 2013
Sadap Presiden SBY, DPR Tuntut Australia
Minta Maaf


Minggu, 28 Juli 2013 | 18:36 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Gede Pasek
Suardika mengecam penyadapan pada Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dilakukan
agen intelijen Inggris untuk menguntungkan
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd.
Menurutnya, pemerintah Australia harus
meminta maaf karena telah mengkhianati
hubungan baik dengan SBY sebagai Presiden
Indonesia.


"Itu tindakan tidak terpuji dan memalukan
dari Australia. Australia harus meminta maaf
secara terbuka bila itu benar-benar terjadi.
Sebab persahabatan yang dibangun SBY telah
dikhianati pemerintah Australia," kata Pasek
saat dihubungi pada Minggu (28/7/2013).
Politisi Partai Demokrat ini menyampaikan, posisi
Indonesia di kancah internasional semakin hari
semakin diperhitungkan dan disegani. Ia
menyesalkan bila ada pihak yang melakukan
cara-cara kotor dan merusak hubungan baik
yang telah dijalin selama ini.


Kalaupun ingin berkompetisi, kata Pasek,
semestinya Australia melakukan kompetisi
diplomasi yang fair saat ingin menegaskan
posisinya dalam pergaulan dunia. Ia pun
meminta tim keamanan Presiden SBY untuk lebih
serius menjaga kejadian serupa agar tak
terulang kembali.


Dia yakin, bukan tidak mungkin di waktu lain,
negara-negara besar akan melakukan praktik
kotor yang sama untuk kepentingannya masing-
masing. "(Penyadapan) Itu cara-cara frustasi
dari sebuah negara maju dan hanya
menjatuhkan martabat negara itu sendiri.
Mereka tampaknya kewalahan melihat laju
kemajuan dan peran Indonesia yang semakin
strategis di dunia internasional," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden SBY beserta
rombongan diketahui disadap oleh agen intelijen
Inggris saat menghadiri pertemuan puncak G20
di London 2009. Sebagaimana dilaporkan oleh
Sydney Morning Herald, Jumat (26/7/2013).
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd
memperoleh keuntungan atas kegiatan mata-
mata itu. Seorang sumber anonim yang dekat
dengan Pemerintah Australia, mengungkapkan
bahwa pada April 2009, delegasi Australia
mendapatkan dukungan informasi intelijen dari
Inggris dan Amerika Serikat.


"PM Kevin Rudd sangat berhasrat untuk
memperoleh informasi intelijen, terutama yang
menyangkut para pemimpin Asia Pasifik, termasuk
di dalamnya Yudhoyono, PM India Manmoham
Singh, dan [mantan Presiden Cina] Hu Jintao,"
kata sumber tersebut.


Sumber itu mengungkapkan, bahwa melalui
dukungan yang dilakukan intelijen Inggris dan
AS, Australia ingin mendapatkan kursi di Dewan
Keamanan PBB.


Wah klo bgini aman gak neh aset negara kita
dan rahasia negara . secara intel negara bsa kecolongan bgtu ..
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive