SITUS BERITA TERBARU

masih seputar onta arab: 84 Imigran Gelap Ditangkap di Garut

Saturday, July 20, 2013
84 Imigran Gelap Ditangkap di Garut

Garut - Kepolisian Resor Garut, Jawa Barat, menangkap 84 imigran gelap asal Timur Tengah. Mereka berencana akan menyeberang ke Pulau Christmas, Australia, melalui pantai selatan Garut dengan menggunakan perahu nelayan.

Para imigran ini ditangkap dalam perjalanan di daerah Ciawi, perbatasan Kecamatan Pameungpeuk dan Cibalong, pada Sabtu, 20 Juli 2013, sekitar pukul 03.00 WIB. "Mereka ditangkap saat diangkut oleh tiga unit truk," ujar Kapolres Garut, Ajun Komisaris Besar Umar Surya Fana, di Mapolres Garut.

Para imigran ini terdiri dari 75 laki-laki, seorang anak-anak, dan delapan perempuan. Kebanyakan pencari suaka ini mengaku berasal dari Iran dan Irak. Mereka hanya bisa berbicara bahasa Persia dan hanya sedikit yang dapat berbicara bahasa Arab.

Umar mengaku hingga saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap tekong atau calo yang menjual jasa untuk menyeberangkan para imigran ini ke Australia menggunakan perahu nelayan. Selain mengamankan para imigran, polisi juga mengamankan tiga truk yang mengangkut imigran tersebut sebagai barang bukti. "Kita masih melakukan pengejaran terhadap calon imigran ini, mereka bisa dikenakan tindak pidana," ujarnya.

Para pencari suaka yang tidak memiliki dokumen lengkap keimigrasian kini diamankan di aula Mapolres Garut. Di aula yang tengah direnovasi ini, para imigran tidur beralaskan kardus di lantai. Selanjutnya, mereka ditangani oleh kantor imigrasi dan organisasi penanganan imigrasi. "Di kantor polisi ini, mereka hanya transit sebelum ditangani oleh imigrasi," ujar Umar.

Seorang imigran asal Iran, Mahmud, 24 tahun, mengaku, sebelum sampai di Garut, dirinya bersama belasan imigran lain tinggal selama dua bulan di daerah Bogor. Namun, setelah membayar ribuan dolar kepada penyalurnya, dia pun diberangkatkan ke pantai selatan Garut.

Dia mengaku memiliki kartu suaka dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendapatkan suaka di Australia. Sebelum sampai di Indonesia, dia melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang dengan rute Uni Emirat Arab, Malaysia, dan sampai di Jakarta. "Saya menghabiskan US$ 25 ribu untuk bisa berangkat ke Australia. Keluarga saya sudah menunggu di Australia," ujarnya.

Dia mengaku, alasan pergi ke Negeri Kanguru itu karena sudah tidak betah lagi tinggal di negara asalnya. Bentuk kekerasan terjadi di mana-mana. "Tidak ada alasan lagi untuk tinggal di Iran. Rumah dan masjid kami dibakar. Seperti diusir dari negara sendiri," ujarnya [imagetag]

Quote:yang berperang kan suriah bkn iran. orang iran kan nggak mau berkerja hidupnya pengen senang saja jadinya dengan dalih kekrasan mereka bisa ke negara lain [imagetag]

sumber
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive